Follow up Survey Persepsi Wartawan Indonesia Terhadap Islam - Mentoring 14 Mei 2012



350px-Kerangka_sampel_penelitian_pantau.jpg

oleh: Siska Pembicaraan surat menyurat antara Imam Shofwan dan Tim Penasehat Tim Penasehat

Permintaan instrumen pengambilan data (survey kuesioner) dan rencana kerangka analisisnya.
Laporan yang survey sebelumnya untuk antisipasi diskusi mendatang
Catatan mengenai diskusi antara Imam Shofwan dan Tim Penasehat di Yogya

Imam Shofwan: Mengenai Metode Penelitian Lokasi Penelitian

Survey dilakukan di 16 provinsi di Indonesia, yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Metode Survey Kerangka sampel penelitian pantau.png

Survey ini akan dilakukan dengam metode kuantitatif melalui kuisioner. Survey ini dilakukan dengan penarikan sampel acak yang ketat sehingga hasilnya diharapkan dapat merepresentasikan pendapat seluruh wartawan di Indonesia.

Teknik pengambilan sampel memakai metode penarikan sampel bertahap (multistage random sampling), karena populasi dalam suvey ini luas dan tak ada kerangka sampel daftar nama wartawan di Indonesia. Lewat teknik ini diharapkan dapat menghasilkan sampel yang representatif dari populasi yang kompleks dan heterogen.

Karena populasinya besar dan heterogen, akan digunakan sampel acak klaster (cluster random sampling). Sesuai dengan namanya, penarikan sampel ini didasarkan pada gugus (klaster). Kita tahu, semua wartawan adalah bagian dari klaster berupa media. Yang dilakukan pertama kali adalah mendata semua media di masing-masing provinsi, dan menarik secara acak (random) media itu. Dari media yang telah diambil itu, disusunlah kerangka sampel berupa nama-nama wartawan. Setelah data nama wartawan disusun, tinggal melakukan proses penarikan sampel.

Dalam survey ini, media berita ditempatkan sebagai Primary Sampling Unit (PSU). Karena jumlah wartawan di masing-masing provinsi berbeda maka jumlah media yang disertakan disesuaikan dengan proporsi besarnya jumlah wartawan per provinsi. Provinsi dengan jumlah wartawan yang besar, akan mendapatkan suratkabar terpilih lebih banyak dibandingkan provinsi dengan jumlah wartawan sedikit. Jumlah Responden

Jumlah responden yang akan diminta mengisi kuisioner dalam survey ini sebanyak 600 sampel. Sampel responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode bertahap (multistage random sampling) serta dikombinasi dengan klaster. Teknik klaster diperlukan untuk mengatasi ketidaktersediaan kerangka sampel. Klaster diambil dari data mashead di masing-masing media (untuk media cetak) dan pendataan di media-media terpilih.

Jumlah responden di masing-masing kota akan diambil secara proporsional sesuai jumlah media di masing-masing wilayah. Dengan teknik penarikan sampel seperti ini, sampel yang diambil diharapkan dapat menggambarkan suara dari seluruh wartawan di Indonesia. Sampling error diperkirakan plus minus 6%. Artinya perbedaan antara hasil sampel survey dengan populasi diperkirakan tidak lebih dari plus minus 6%. Alur Survey

Survey ini berlangsung 60 hari (2 bulan). Tahap survey sebagai berikut. Pertama, membuat desain survey (menyusun kerangka riset, desain sampel, dan pertanyaan). Kedua, briefing (pelatihan singkat) wawancara lapangan. Ketiga, proses wawancara lapangan. Keempat, input data, analisis, dan penulisan laporan. Metode Wawancara

Wawancara dilakukan dengan tatap muka (face to face interviews), via telepon. Wawancara dilakukan oleh pewawancara yang sebelumnya dilatih oleh koordinator program. Di setiap wilayah, wawancara dilakukan oleh pewawancara setempat. Kendali Kualitas (quality control)

Agar hasil survey terjaga kualitasnya, Pantau melakukan beberapa langkah. Pertama, akan ada pelatihan singkat bagi semua pewawancara. Materi pelatihan meliputi prosedur dalam memilih responden dan memahami instrumen/rumusan pertanyaan dalam survey. Kedua, akan dilakukan pendampingan (witness) sebanyak 20% dari total responden. Pendampingan ini akan dilakukan oleh staf program. Ini penting untuk memastikan bahwa pewawancara telah memilih responden dan melakukan wawancara dengan prosedur yang benar. Ketiga, akan dilakukan wawancara ulang (spot chek) sebesar 10% dari total responden untuk memastikan bahwa wawancara telah dilakukan dengan prosedur yang benar. Hasil wawancara tenaga lapangan akan diambil secara acak dan dicek kebenarannya oleh petugas quality control. Jika hasil pengecekan menunjukkan telah terjadi penipuan oleh seorang pewawancara, hasil wawancara*

Tags: