Kartunet - Laporan Narasi Pertanggung Jawaban Hibah



Kartunet

ICT Watch

Instruksi untuk mengisi laporan penerimaan hibah

ICT Watch mengharuskan seluruh penerima hibah melaporkan kegiatan mereka dalam bentuk laporan naratif dan laporan keuangan berdasarkan Perjanjian Penerima Hibah Cipta Media Bersama yang telah disepakati kedua belah pihak. Laporan naratif disarankan dalam bentuk lima hingga tujuh halaman.

Laporan dapat dikirimkan melalui surel atau dokumen asli

Penerima hibah : DIMAS PRASETYO MUHARAM (KARTUNET)

Periode Laporan : 5 Januari 2012 hingga: Desember 2012

Proyek : Kartunet: Media Online Sosialisasi dan Pengembangan Komunitas Pemuda dengan Disabilitas

1. Pembelajaran

Silahkan tuliskan pembelajaran, acara-acara yang anda buat/ alami yang dapat membuat perubahan dalam satu tahun kedepan sebagai hasil dari upaya upaya yang anda buat dibawah hibah yang anda terima, perubahan-perubahan yang anda percaya dapat membatu organisasi/ komunitas anda mencapai tujuan-tujuannya dan/ atau kesulitan dan tantangan yang tidak anda perkirakan yang anda temukan dalam periode pelaporan hibah ini.

Satu tahun mendapat dukungan dana hibah dari program Cipta Media Bersama (CMB), memberikan banyak pelajaran bagi kami di Komunitas Kartunet. Perjuangan kami dan rekan-rekan komunitas disabilitas pada tahun 2011 Alhamdulillah membuahkan hasil dengan terpilihnya sebagai 20 penerima hibah CMB. Harapan tentu dengan dana hibah yang diraih, dapat melontarkan pergerakan Kartunet ke arah yang jauh lebih positif. Cita-cita dan asa digantungkan setinggi mungkin dengan prestasi tersebut. Namun kami sadar bahwa dana hibah tersebut adalah awal dari perjuangan baru yang lebih besar dengan tanggung jawab dan tantangan yang jauh lebih berat pula. Berbagai pencapaian, suka, dan tantangan kami utarakan di pelaporan ini, dengan itikat baik yang tak pernah berubah, untuk belajar dan berusaha menjadi lebih baik, sehingga mampu menebar manfaat ke masyarakat.

Pencapaian Saya selaku ketua komunitas Kartunet, dipilih oleh teman-teman pada periode amanah Januari 2011 hingga Januari 2013. Di awal amanah tersebut, kami bermimpi bahwa suatu saat kami punya sekretariat yang dijadikan sebagai basecamp tempat berkumpul, belajar, dan kami berkreasi. Meski Kartunet.com sudah running sejak 2006 dan organisasi dibentuk pada 2011, kami belum memiliki sekretariat yang layak. Selama waktu itu tempat kami berkumpul dan sharing teknologi berpindah-pindah di rumah para pengurus atau pernah juga di pinggir jalan sambil makan bakso. Alhamdulillah, harapan kami terjawab dengan peluang dana hibah CMB hingga kami terpilih di antaranya.

Meski tidak memiliki sekretariat sepenuhnya atau hak milik, dengan dana CMB kami dapat menyewa rumah sederhana di daerah Jagakarsa yang sejuk dan asri sebagai basecamp dan kami namai Kartunet Spirit Home. Berharap rumah tersebut dapat memberi semangat bagi kami untuk semakin banyak berkarya, dan tiap orang yang berkunjung ke sana dapat memperoleh pula semangat darinya. Rumah tersebut kami pakai sebagai lokasi untuk mengadakan pelatihan, kumpul komunitas, siaran radio streaming, menulis konten untuk website, dan saling sharing pengetahuan.

Setelah persiapan termasuk mengisi perlengkapan kerja di sekretariat, kami praktis efektif memulai pengerjaan proyek di bulan Februari. Proses dimulai dengan menyusun tim redaksi untuk pengerjaan konten website dan membuka rekrutmen relawan untuk membantu redaksi. Di awal, terkumpul enam orang tunanetra sebagai tim di redaksi, dan tujuh orang relawan awas yang membantu tugas peliputan di redaksi. Rubrik-rubrik mulai disusun pula yang terdiri dari rubrik berita, karya sastra, opini, diary Kaktus atau edukasi kehidupan disabilitas dalam bentuk fiksi, info disabilitas, teknologi aksesibel, dan forum diskusi. Tim redaksi berfungsi sebagai pengelola, editor, sekaligus pembuat konten disamping menseleksi kiriman tulisan dari para kontributor lepas yang beragam latar belakang disabilitas dan nondisabilitas. Tercatat ada lebih dari 50 kontributor yang pernah mengirimkan tulisan ke Kartunet.com dengan 10 diantaranya disabilitas.

Kegiatan awal yang kami buka untuk menarik kontributor adalah dengan lomba menulis cerpen, puisi, dan cerita lucu tiap bulan dari mulai Februari hingga September. Lomba tersebut bertujuan untuk mengajak masyarakat umum dan disabilitas untuk menuliskan kisah mengenai dunia disabilitas dalam bentuk yang mudah dicerna, yaitu sastra. Selain itu, hal ini juga sebagai strategi agar khalayak tertarik untuk berkontribusi di Kartunet dari jenis tulisan yang pada umumnya dianggap lebih mudah daripada menulis nonfiksi. Pada lomba yang bertemakan disabilitas tersebut, ternyata mayoritas masih diikuti oleh nondisabilitas. Hanya 10% yang dikenali sebagai disabilitas mengikuti lomba. Banyak rekan disabilitas yang sudah mengetahui lomba via online, akan tetapi urun ikut karena belum biasa menulis tau takut untuk bersaing.

Sejak bulan Maret kami mulai upaya untuk perbaikan tampilan website kartunet.com. Tujuannya agar situs tersebut secara dapat diakses dengan nyaman baik dari komputer/laptop, atau perangkat mobile seperti handphone. Asas aksesibilitas web yang kami ingini pula tak hanya bersifat text base atau akses bagi pengguna screen reader, website pun harus nyaman ketika diakses oleh pengguna visual. Namun baru sekitar bulan Agustus, pengerjaan website ni selesai dengan themes drupal yang sesuai sebagai portal informasi.

Selain kegiatan online, kami juga melaksanakan acara offline yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan. Pada bulan April, kami mengadakan pelatihan teknik siaran radio yang diadakan di sekretariat. Trainer saat itu adalah seorang kenalan yang sudah punya cukup banyak pengalaman di dunia siaran radio. Sekitar lima belas tunanetra mengikuti pelatihan tersebut yang cukup memberikan pengalaman baru untuk diimplementasikan pada program radio streaming Kartunet. Ilmu tersebut ditambah dengan sharing tentang radio broadcasting oleh salah satu penyiar dari Female Radio yang diadakan bersama Akademi Berbagi pada bulan Juni. Pelatihan yang menurut kami diperlukan karena radio menjadi salah satu solusi untuk penyampian informasi, terutama bagi mereka yang belum suka membaca apalagi menulis.

Pada bulan September, kami memulai mengadakan kelas offline untuk penulisan, social media, dan blogging tiap akhir pekan. Awalnya kelas penulisan diharapkan dapat dibuka dua kelas yaitu penulisan kreatif dan jurnalistik, akan tetapi minat komunitas untuk mengikuti kelas menulis tak sebesar kelas social media dan blogging, maka materi kelas jurnalistik disisipkan ke kelas penulisan kreatif.

Kelas offline kami adakan sebagai tanggapan pada masih kurangnya partisipasi, terutama teman-teman tunanetra, pada diskusi dan kelas online. Pada bulan-bulan sebelumnya, sempat kami adakan kelas menulis online di forum diskusi kartunet.com. Namun jumlah peserta tidak bertambah secara significan. Banyak juga suara dari komunitas yang masih kesulitan untuk dapat interaksi secara online. Selain itu, kelas offline ini juga diadakan sebagai upaya menjemput bola dengan membentuk langsung SDM penyandang disabilitas. Seperti pada lomba menulis sastra yang diadakan, mayoritas peserta masih dari kalangan nondisabilitas. Kebanyakan teman-teman disabilitas masih mengalami mental block yang menyebabkan takut untuk bersaing. Maka, kami buat kelas menulis dan akses social media serta blogging yang ke depan akan jadi SDM kontributor di Kartunet.com. Hal ini juga yang menjadi alasan kami menghentikan lomba menulis yang dibuka secara umum. Kami berharap dari kelompok yang dibuat ini dapat lebih targetable dan efisien sebagai kontributor.

Kelas-kelas yang diadakan dari bulan September 2012 sampai Januari 2013 rata-rata tiap kelas diikuti oleh lima orang penyandang disabilitas. Peserta masih terdiri dari mayoritas tunanetra dan ada juga yang tunadaksa. Fasilitator dipegang oleh beberapa pengurus Kartunet Community dan volunteer yang sudah cukup menguasai ilmu yang dibagikan. Konsep kelas adalah berbagi ilmu dan belajar bersama. Fasilitator tidak menempatkan sebagai pihak yang paling tahu, tapi berbagi apa yang dimiliki dan dapat saling belajar kemudian. Suasana fleksibel tersebut yang dibangun agar tidak terlalu k aku dan dinyatakan oleh para peserta kelas bahwa mereka lebih santai belajar.

Jumlah peserta yang terbatas memang diambil untuk efisiensi selama masa belajar. Bukan karena jumlah perangkat netbook yang terbaas dimiliki oleh Kartunet, fakta bahwa selama belajar bagi yang tunanetra menggunakan audio screen reader, sehingga akan sangat bising jika terlalu banyak yang belajar sekaligus. Ditambah lagi bagi tunanetra, mengoperasikan komputer dan internet tidak sekedar klak-klik layar monitor, perlu ada trik dan navigasi khusus yang diajarkan agar tidak kebingungan karena memang murni berpatokan pada instruksi audio. Selain itu, fasilitator bagi penyandang disabilitas paling baik yaitu dari penyandang disabilitas juga. Pilihan ini terutama akan lebih efisien ketika mengajar tunanetra karena bukan sekedar ilmu yang ditransfer, tapi juga kemampuan untuk memahami screen reader dan navigasi-navigasi full-keyboard yang perlu dipahami oleh fasilitator.

Khusus untuk kelas social media dan blogging, strategi yang kami terapkan adalah dengan mengenakan biaya registrasi dengan jumlah yang terjangkau. Besaran Rp 100.000 harus dikeluarkan oleh peserta ketika ingin mengikuti kelas yang berlangsung kurang lebih lima bulan. Biaya tersebut bertujuan untuk mengikat para peserta agar lebih bertanggung jawab dan serius ketika mengikutikelas. Sebab selama ini, para penyandang disabilitas mendapat stigma bahwa mereka hanya perlu dibantu dan salah satunya dengan uang atau gratis. Padahal, mereka juga mampu jika mau dan akan lebih termotivasi jika ada pengorbanan yang dilakukan. Jumlah pengorbanan itu pun kami buat seringan mungkin hanya agar kelas berjalan lebih lancar.

Tiap kelas yang dibuat berorientasikan pada output. Di kelas social media, hasil dari belajar email, facebook, twitter, YM, skype, dll akan diimplementasikan dengan mengelola satu akun twitter bersama. Dengan mengelola akun tersebut, mereka dapat mempraktikkan baik kemampuan teknis atau strategi dalam pemasaran social media. Sudah disepakati, bahwa akan dikelola satu akun twitter motivasi dari sudut pandang penyandang disabilitas. Dari akun tersebut, akan diterapkan bagaimana agar memperoleh peningkatan followers dan memiliki influencial score yang baik.

Sedangkan untuk kelas blogging, para peserta di awal kelas diajak untuk berdiskusi mengenai tujuan mereka mengikuti kelas blogging. Diharapkan dengan belajar teknik nge-blog, mereka dapat merealisasikan tujuan mereka dengan bantuan alat promosi blog. Dari para peserta, ada yang ingin membuka usaha jual tiket pesawat online, travel agent online, toko online, wadah publikasi karya sastra, atau sekedar blog pribadi. Dari tujuan para peserta tersebut, dirancang sebuah pembelajaran secara universal yang kemudian di tiap pertemuan selalu di-update untuk terus mengarahkan pembuatan blog pada tujuan yang dimaksud. Pada kelas tahap pertama ini para peserta sudah belajar untuk membuat dan mengelola blog di blogspot dengan menggunakan domain custom. Pada akhir kelas, peserta dibimbing untuk dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dengan blog yang sudah dibuat.

Tak jauh beda dengan kelas penulisan kreatif, para peserta diharapkan dapat membuat buku antologi sastra di akhir pertemuan. Jenis sastra yang dipilih yaitu Fabel, sebuah genre sastra yang mulai jarang ditemui di pasar buku saat ini. Tiap kelas menggunakan metode partisipatif, dimana peserta dapat berdiskusi tentang sebuah cerita, dapat membedah karya yang dibuat untuk mendapat masukkan dari fasilitator dan seluruh peserta kelas, dan membuat karya untuk nanti dikompilasi di akhir kelas. Sembari belajar penulisan kreatif, dimasukkan juga sedikit materi tentang penulisan jurnalistik. Tujuannya agar teman-teman disabilitas tidak lagi menganggap bahwa menulis nonfiksi atau jurnalistik itu sebagai sesuatu yang sulit. Jadi perlu upaya moderat agar dapat mengajak mereka ke dunia tulis-menulis lebih profesional. Kasus untuk disabilitas memang berbeda, karena disabilitas dan literasi saat ini masi menjadi dua dunia yang belum akrab.

Memang pada kelas-kelas yang dibuat tahap pertama ini masih sedikit peserta. Kelas berorientasi pada output yang diharapkan dengan adanya nanti bukti nyata dari para peserta kelas di tahap awal ini, akan dapat menarik peserta lain yang sebelumnya kurang tertarik untuk mengikuti pelatihan. Kegiatan socialmedia, blogging, atau menulis adalah beberapa bidang yang belum identik dengan disabilitas. Perlu ada contoh nyata yang membuat mereka yakin dan lambat laun melawan mental block yang membatasi mereka untuk keluar dari zona aman yang sebetulnya tidak nyaman.

Hal terakhir yang jadi pembelajaran bagi Kartunet adalah pentingnya aktivitas offline sebagai pendukung kampanye online yang kami lakukan. Penerbitan tulisan secara rutin dan gerakan di social media tak cukup untuk membentuk opini dan penyadaran public. Selain upaya-upaya tersebut, perlu dibarengi dengan kegiatan offline yang langsung menyentuh ke masyarakat. Poin ini menjadi evaluasi kami dan tahun 2013 akan memberi perhatian pula untuk aksi offline missal dengan mengadakan aksi teatrikan di car free day untuk kampanye aksesibilitas atau diskusi public rutin dua bulanan.

Tantangan Hal mendasar yang menjadi tantangan dalam proyek ini adalah SDM baik internal atau eksternal komunitas. Internal meliputi tim inti redaksi dan pengurus komunitas lainnya sebagai pendukung. Sedangkan eksternal terletak pada komunitas disabilitas pada umumnya.

Hal terberat yang menjadi tantangan dalam proyek ini sekaligus tujuan besar adalah mengubah mindset dan metal block para penyandang disabilitas. Selama ini, para penyandang disabilitas berada di dalam stigma dan sikap pasif untuk mau berjuang keluar dari comfort zone. Masih jarang ditemukan di antara penyandang disabilitas yang punya visi jauh ke depan dan mau berjuang untuk meningkatkan kualitas diri, lalu berkontribusi bagi sesama dan masyarakat umum. Mayoritas penyandang disabilitas masih ada pada pemahaman masyarakat bahwa mereka lemah dan harus dibantu. Hal tersebut berdampak pada kurangnya kepercayaan diri dan inisiatif, sehingga memerlukan upaya ekstra untuk dapat mengajak para penyandang disabilitas partisipasi dalam proyek. Solusi yang coba dilakukan dan lumayan berhasil adalah dengan membentuk kelompok atau kelas kecil yang mengajak langsung dan membina SDM disabilitas step by step. Mungkin secara kuantitas tidak masif, akan tetapi lebih efisien dan tepat sasaran. Dari kuantitas yang kecil itu diharapkan akan dapat menarik teman-teman disabilitas lain setelah mengetahui langsung buktinya.

Pada internal pengurus pun terkadang terjadi koordinasi yang kurang berjalan karena kurangnya inisiatif dari staf yang mayoritas juga disabilitas. Masih ada sikap menunggu dari staf meski sudah dibuat divisi dan jobdesc masing-masing yang jelas. Tak jarang pimpinan harus turun tangan langsung agar satu project dapat berjalan padahal sudah diejlaskan sebelumnya dalam jobdesc yang diberikan. Cara yang coba ditempuh untuk memperbaiki hal tersebut adalah dengan melakukan perombakan pengurus komunitas dan pemisahan tim redaksi secara mandiri di tahun 2013. Sistem koordinasi akan dibuat lebih langsung dan efisien tanpa divisi-divisi yang membawahi staf. Akan diseleksi juga pengurus yang sudah memiliki mindset terbuka dan inisiatif tinggi untuk tetap di kepengurusan. Sebab, masih banyak rekan pengurus yang punya itikat untuk berkontribusi, tapi tak sanggup untuk dapat amanah sebagai pengelola. Kami yakin dengan pengalaman setahun ke belakang, dapat membuat Kartunet ke depan lebih solid.

Tantangan lainnya yaitu ada pada konsistensi tim redaksi sebagai pengelola dan pembuat konten di kartunet.com. Dengan alokasi dana CMB, tim redaksi masih bersifat semi-volunteering yang berarti tidak full time bekerja untuk kartunet.com. Terkadang, diperlukan bongkar pasang tim redaksi karena personel yang memiliki kegiatan di tempat lain. Kartunet tidak dapat mengikat tanggung jawab tim sepenuhnya karena memang tidak bekerja secara full-time. Kami sadari, mungkin ini bagian dari pengalaman pertama kali dalam menyusun proposal dan anggaran. Ke depan, kami rasakan penting untuk sebuah tim yang bertanggung jawab pada pengelolaan dan pembuatan konten bekerja full-time sehingga dapat fokus. Meski atas nama citizen media, komitmen tersebut diperlukan akan sounding isu-isu bukan mainstream dapat efektif di publik.

Hal serupa juga terjadi pada radio streaming. Penyiaran radio dilakukan secara sukarela oleh komunitas. Pada awalnya teman-teman bersemangat, namun di paruh kedua semangat itu redup karena kesibukan masing-masing. Karena tak ada sesuatu yang mengikat, jadi waktu siaran dilakukan sesempatnya saja. Apalagi ditambah dengan saat itu ada masalah pada server VPS yang digunakan untuk radio streaming, ketika sudah dapat running, menjadi sulit untuk mencari teman-teman di komunitas yang mau siaran. Ke depan, jalan keluarnya dirasakan perlu ada satu atau dua orang yang terikat secara profesional untuk mengelola radio. Orang tersebut terpisah dari redaksi yang fokus pada pengelolaan dan pembuatan konten tertulis. Dengan adanya penanggung jawab, maka siaran akan tetap rutin sekaligus memberdayakan peranan anggota komunitas yang lain.

Tantangan juga ada di kurangnya SDM untuk mengerjakan semua program yang ada secara simultan. Dampak dari hal tersebut adalah belum terlaksananya sebagaian program yang sudah direncanakan di awal. Seperti komitmen kami untuk menerbitkan buku kompilasi hasil karya komunitas. Program tersebut sedang dalam proses dengan adanya kelas penulisan kreatif dan baru akan selesai sekitar bulan Maret 2013. Agak di luar rencana karena kelas penulisan baru berjalan sekitar bulan September 2012, dan naskah tak sekedar sayembara, melainkan juga pembinaan intensif. Selain iu, program Indonesia Nyaman juga belum dapat dituntaskan pada tahun 2012. Kami baru pada tahap awal membuat platform, dan baru akan dieksekusi pada tahun 2013. Hal tersebut terjadi karena kami tahun 2012 fokus untuk pembenahan redaksi dan pembuatan sistem kerja yang sesuai. Namun semua hal tersebut akan jadi tantangan di tahun 2013, yang akan berusaha kami tuntaskan karena memang jadi bagian dalam pengwujudan dari visi kami.

Proyeksi Banyak pembelajaran dan tantangan yang kami dapatkan selama menjalani proyek. Semua hal tersebut tak lain sebagai bahan pelajaran untuk membuat Kartunet semakin baik di tahun-tahun ke depan. Meski tak berjalan sempurna, kami yakin Kartunet.com akan menjadi citizen media isu disabilitas yang semakin konsisten dan besar. Dari pengalaman selama satu tahun, telah diterapkan berbagai sistem dan metode kerja yang sesuai untuk kami yang mayoritas penyandang disabilitas di tim redaksi sehingga dapat terus produktif. Hingga akhir periode, kami rata-rata dapat memproduksi 15 naskah dalam sepekan. Kategorisasi tulisan semakin berkembang dengan dipakainya segementasi yang membuat redaksi dan kontributor lebih jelas untuk mengirimkan tema tulisan. Rubrik-rubrik yang rinci membuka banyak ruang bagi rekan-rekan disabilitas untuk menulis sesuai dengan minat dan aspirasi mereka.

Kami pun yakin bahwa Kartunet.com dapat menjadi citizen media sekaligus portal informasi yang dapat melibatkan para penyandang disabilitas dari berbagai daerah. Mereka dari daerah masing-masing dapat menuliskan opini dan pengalaman di daerahnya untuk kemudian dipublikasi dalam satu portal Kartunet.com. Selain itu, kartunet.com juga dijadikan portal bersama organisasi-organisasi disabilitas untuk publikasi dan mengangkat wacana. Kami yakin, dengan pengerjaan yang profesional penuh, hal tersebut dapat terwujud.

2. Aktivitas/ Isu yang Anda usung dan mencoba atasi Berikut adalah aktivitas dan isu-isu yang anda masukkan pada permohonan hibah anda: Kurangnya pengetahuan masyarakat pada perihal disabilitas yang akan dicoba untuk dijembatani oleh Kartunet.com dengan:

  1. Mempublikasikan informasi mengenai penyandang disabilitas serta isu-isu yang terkait dimana masyarakat dengan informasi ini diharapkan akan memperlakukan penyandang disabilitas sebagai bagian dari keberagaman.

  2. Terbatasnya Pemberitaan Kasus Disabilitas: Ketika ada kasus disabilitas seperti masalah diskriminasi, media massa terkadang hanya memberitakannya selintas lalu. Diperlukan media yang menaruh perhatian pada isu disabilitas yang mewartakan secara mendalam, sehingga ikut mendukung upaya advokasi isu tersebut dan pemberitaan yang intensif, sekaligus merupakan edukasi bagi masyarakat.

  3. Sulitnya memperoleh referensi mengenai penyandang disabilitas oleh pembuat kebijakan, pelaku usaha, keluarga yang memiliki saudara dengan disabilitas, atau penyandang disabilitas itu sendiri..

  4. Kurangnya Aksesibilitas Ruang Publik: Masyarakat dan pembuat kebijakan memerlukan informasi yang didapat langsung dari penyandang disabilitas. Diperlukan media yang mampu menjembatani aspirasi mereka tentang aksesibilitas yang dibutuhkan. Seperti kasus pembuatan ram untuk pengguna kursi roda yang tingkat kemiringannya terlalu curam. Hal ini karena kurangnya pengetahuan developer yang tidak didapatkan langsung dari apa yang diinginkan oleh para penyandang disabilitas.

  5. Terbatasnya kemampuan penyandang disabilitas dalam mengakses teknologi informasi penyandang disabilitas khususnya tunanetra memerlukan keahlian khusus untuk dapat mengakses komputer dan internet agar dapat menyuarakan pendapat dan opininya melalui tulisan. Banyak kemampuan mereka seperti di bidang penulisan dan jurnalistik yang belum tereksplorasi optimal.

Aktifitas dan isu yang anda atasi:

  • Meningkatnya kemampuan menulis dan akses teknologi para penyandang disabilitas yang berdampak bertambahnya konten lokal.

  • Perbaikan tampilan website menjadi lebih professional dengan menggunakan themes drupal peremium yang diperuntukkan bagi portal berita. Rencananya proses ingin menggunakan jasa developer drupal untuk membuat themes yang baru. Sempat dapat bantuan dengan jasa web desain secara cuma-cuma, tapi hasil tidak sesuai dengan harapan. Karena jasa web developer Drupal ternyata di atas dubget, diputuskan untuk membeli themes premium, lalu proses migrasi, upgrading, dan setting dilakukan oleh kami di kartunet.

  • Frekuensi penerbitan artikel tiap pecan mencapai jumlah 15 yang dimanivestasikan dalam variasi rubric yang ada di Kartunet.com sebagai bentuk inklusivitas bahwa isu disabilitas ada di berbagai aspek. Pembuatan radio online sudah dijalankan pada paruh pertama periode dengan beberapa program andalan seperti Bengkel Tekno dan kedai menulis. Namun distribusi hasil siaran dalam bentuk CD belum dapat dilakukan dan hanya membaginya secara online.

  • Gerakan Indonesia Nyaman untuk kampanye aksesibilitas belum pada tahap implementasi penuh. Kami baru membuat platform sebagai wadah sharing di domain indonesianyaman.org dan berbagai alat pendukung seperti Twitter dan facebook. Baru pada 2013 program akan sepenuhnya dijalankan yaitu pada bulan Maret.

  • Kuliah twitter tetap dilakukan di akun @Kartunet meski perlu diakui konsistensi kurang terjaga karena SDM yang terkadang sibuk dengan kegiatan lain dan hanya dilakukan secara sukarela.

  • Meningkatnya kemampuan menulis dan akses teknologi kami implementasikan dalam bentuk kelas pelatihan tiap akhir pecan di secretariat Kartunet. Pelatihan berupa kelas penulisan kreatif, blogging, dan social media.

Aktivitas sasaran yang sudah dilakukan

  1. Perbaikan kualitas tampilan website dengan tampilan themes drupal untuk portal berita.

  2. Peningkatan frekuensi terbit tulisan hingga rata-rata 15 tulisan tiap pekan di portal Kartunet.com.

  3. Variasi bentuk konten dengan pembuatan radio online yang disiarkan di situs Kartunet.com.

  4. Kampanye program Indonesia Nyaman sebagai upaya meningkatkan kepekaan masyarakat pada aksesibilitas lingkungan publik.

  5. Sharing info tentang disabilitas via kuliah twitter.

3. Indikator sukses anda dalam permohonan hibah

Proyek ini diharapkan dapat membiasakan isu-isu disabilitas ke tengah masyarakat sehingga paham bagaimana memperlakukan para penyandang disabilitas. Dari informasi yang disediakan oleh Kartunet.com, masyarakat tahu bahwa penyandang disabilitas pun memiliki potensi dan mampu berkontribusi dalam masyarakat. Selain itu, akan terbentuk pula komunitas muda dengan disabilitas yang mampu mandiri dengan berbagai potensi unik dan dapat mengakses teknologi sebagai alat bantu mencapai kesetaraan dengan yang lain.

Indikator keberhasilan:

  • Popularitas situs di internet. Seperti 300 visitor situs tiap hari, target pagerank google minimal 5, ranking Alexa masuk 700.000 global, dan peningkatan traffic yang dilihat dari google analitic. Popularitas situs di kalangan blogger. Dapat diketahui dari banyaknya jumlah blog/situs yang mengulas dan memberikan backlinks ke situs kartunet.com

  • Popularitas jejaring sosial. Dapat diketahui dari jumlah friends dan fans Facebook minimal 3000 dan followers twitter sejumlah 1000 accounts. Frekuensi penerbitan tiap rubrik yang rutin dan terjadwal. Branding image Kartunet.com sebagai media dalam jaringan karya tunanetra dikenal di masyarakat.

  • Memiliki anggota komunitas dari penyandang disabilitas sejumlah 200 orang dengan kemampuan untuk mengakses IT dan skill lainnya.

  • Memiliki mitra kerja sama aktif baik media massa, pemerintah, & LSM.

Hasil aktual hingga laporan ini dibuat

  • Pagerank google 4 dengan traffic 664 dari sebelumnya 200 visit per hari, rata-rata masa berkunjung 2 menit, dan bounce rate 80%.

  • Total member registered di website 2230 user.

  • Jumlah followers twitter pada angka 1800 yang sebelumnya di bawah 1000 dan like facebook fans 3400 yang sebelumnya 300 likes.

  • Konten terbit rata-rata per pecan 15 tulisan dari sebelumnya hanya rata-rata 3 tulisan.

  • Redesign tampilan situs menjadi portal berita dengan themes responsive untuk mobile gadget.

  • Positioning Kartunet.com sebagai media disabilitas semakin kuat dengan seringnya diundang dalam kegiatan untuk sosialisasi disabilitas dan liputan media massa.

  • Menjalin kemitraan dengan situs pusat advokasi disabilitas di bidang hokum Solider yang ada di Yogya untuk sharing content.

  • Dibakukannya system kerja dalam tim redaksi pengelola dan pembuat konten kartunet.com yang menuju kea arah professionalisme.

4. Tujuan dan Sasaran Silahkan anda jelaskan apa yang telah anda berhasil peroleh dengan hibah ini yang berkaitan dengan tujuan yang lebih besar yang anda harapkan dapat anda capai Sasaran-sasaran yang diharapkan dapat dicapai

A. Perbaikan kualitas tampilan website dan frekuensi terbit tulisan hingga rata-rata 7 tulisan tiap hari di portal Kartunet.com.

B. Variasi bentuk konten dengan pembuatan radio online yang disiarkan di situs Kartunet.com.

C. Kampanye program Indonesia Nyaman sebagai upaya meningkatkan kepekaan masyarakat pada aksesibilitas lingkungan publik.

D. Kompilasi artikel inspiratif dan info seputar disabilitas terpilih dari situs Kartunet.com dalam buku “Kreasi Menginspirasi”.

E. Sharing info tentang disabilitas via kuliah twitter.

F. Meningkatnya kemampuan menulis dan akses teknologi para penyandang disabilitas yang berdampak bertambahnya konten lokal.

G. Pelaksanaan proyek Kartunet.com dengan sistem administrasi profesional dan pelaporan keuangan yang transparan.

Tujuan yang berhasil dicapai hingga saat ini

  • Jumlah konten di Kartunet.com lebih dari 500 tulisan yang kesemuanya dapat ditemukan melalui mesin pencari. Beberapa kali juga terpantau tulisan di kartunet.com menjadi referensi dari tulisan orang.

  • Jumlah contributor dari kalangan disabilitas sekitar 30 orang yang berupa artikel atau prosa.

  • Satu tahun ke belakang, isu disabilitas semakin terdengar dengan banyaknya kegiatan dan gerakan yang mulai melirik isu tersebut.

5. Perubahan Lingkup Organisasi/ Lingkungan Sekitar

Tolong jabarkan perubahan perubahan signifikan yang organisasi anda dapatkan yang memiliki dampak pada pekerjaan anda pada periode pelaporan yang anda lakukan untuk saat ini. Masukkan secara deskriptif bagaimana anda menangani perubahan perubahan tersebut dan bagaimana perencanaan anda berubah sebagai hasilnya.

Isu managemen terletak pada masalah keluar masuknya personel. Sistem yang tidak menghendaki tim bekerja secara full-time dengan system penggajian, menyebabkan masih ada yang bekerja “semaunya” karena punya kegiatan lain di luar Kartunet. Selain itu, tim yang rata-rata adalah mahasiswa, pelajar, dan pekerja di tempat lain juga menyebabkan focus pada Kartunet.com tidak dapat 100%. Jadi ke depan, meski ini sebuah citizen media bukan media mainstream, system rekrutmen dan kompensasi perlu juga dibuat professional dan layak agar tim dapat bekerja full-time untuk mengelola dan menghasilkan konten yang berkualitas sebagai suara bukan mainstream. Perlu diakui dengan system yang masih mengarah ke volunteering, sulit untuk dapat membuat sebuah citizen media konsisten apalagi yang tidak didukung oleh pendanaan tetap. Citizen media juga perlu memiliki pemasukan tetap yang salah satu caranya adalah denga konsistensi penerbitan yang dapat meningkatkan ratting serta iklan.

Selain itu, kami juga kesulitan untuk mendapatkan staf admin yang dapat dipercaya dan maumengerjakan banyak hal dengan jumlah pembayaran seperti yang kami alokasikan di anggaran. Mungkin ini karena pengalaman kami pertama menyusun anggaran, kami melupakan bahwa ada kebutuhan lain seperti kebersihan dan penjaga secretariat yang akhirnya harus dibagi dengan pembayaran untuk admin. Sempat memiliki staff admin beberapa bulan awal, tapi kualitas yang didapat tidak sesuai dengan harapan. Selain itu, sulit juga untuk mendapatkan orang yang dipercaya karena mayoritas tim adalah penyandang disabilitas, jadi agak riskan jika mempekerjakan orang belum dikenal. Ke depan, perlu ada system kompensasi yang lebih layak untuk mempekerjakan admin, jadi bisa bekerja full-time dan layak jika harus mempekerjakan teman yang sudah dikenal.

Tantangan/ masalah organisasi/ pengelolaan yang dihadapi

Isu-isu manajemen atau organisasi apakah yang anda hadapi pada saat anda menuliskan laporan ini (apakah ada perubahan signifikan pada komposisi staf/ dewan atau anggota tim anda. Apakah ada faktor-faktor lain yang dapat membatasi kemampuan organisasi/ komunitas anda untuk mengumpulkan data dan menerjemahkan data data keuangan atau aktifitas yang terkait dengan program dalam tujuan awal).

Bila mungkin juga tuliskan dan tekankan kebutuhan yang belum terpenuhi/ teridentifikasi sebelumnya dalam menangani penguatan organisasi/ komunitas anda.

Beberapa perusahan yang terjadi selama masa pelaporan terjadi dalam internal tim pelaksana proyek dan dari strategi pelaksanaan program itu sendiri. Dari tim pelaksana, ada beberapa reshuffle yakni dengan memasukkan personel yang lebih berkomitmend an berkompeten, dan mutasi orang yang tak sanggup melanjutkan lagi proyek. Secara struktur pun ada perubahan yakni dengan pengelolaan dan pembuatan konten di Kartunet.com dikerjakan oleh tim khusus yang terpisah dari komunitas. Kartunet.com diposisikan sebagai output berupa publikasi, sedangkan komunitas menjadi pusat SDM yang akan berkontribusi di Kartunet.com. Dengan kata lain, hasil belajar, diskusi, dan tulisan yang dibina dari komunitas output penerbitannya akan dikelola di kartunet.com. Struktur dalam redaksi pun diarahkan ke profesionalisme agar ke depan dapat bekerja lebih focus dan kartunet.com menjadi salah satu sumber pendanaan dari iklan.

Dari sisi strategi, ada penyesuaian yakni yang awalnya proses recruitment tulisan dengan pemberian insentif per tulisan, dimodifikasi menjadi bentuk lomba yang diharapkan menghasilkan tulisan lebih banyak dengan biaya sama. Salah satu bentuk strategi tersebut dengan diadakannya Gebyar Sastra Kartunet untuk recruitment naskah berupa prosa dan puisi.

Perubahan juga terjadi dalam pembuatan kelas pelatihan. Apabila sebelumnya direncanakan untuk mengadakan kelas sekali dalam dua bulan, kami memutuskan untuk mengadakan kelas pelatihan intensif tiap pecan selama lima bulan (September 2012 – Januari 2013) untuk materi menulis, social media, dan blogging. Hal tersebut diambil mengamati masih rendahnya tingkat komitmen para penyandang disabilitas untuk belajar sesuatu yang baru. Perlu pendekatan intensif untuk menaikkan rasa percaya diri dan keterikatan mereka pada program yang dijalankan. Disadari juga kelas online yang direncanakan masih belum dapat berjalan efektif karena tingkat akses internet dan kemauan yang masih rendah. Jadi, mulai djari yang sedikit untuk kemudian diharapkan dapat menyebarkan dampak ke yang lain.

Perubahan recruitment tulisan pun berubah dari system terbuka, yang tujuan awalnya untuk meningkatkan rasa kompetitif penyandang disabilitas, menjadi system terbatas yaitu dalam kelompok menulis online dan offline untuk diadakan lomba-lomba kecil. Sistem ini cukup efisien untuk meningkatkan jumlah contributor dari kalangan disabilitas karena mereka memang perlu motivasi dan pendekatan khusus.

6. Keberagaman

Silahkan ditulis perubahan perubahan yang berpengaruh dalam keberagaman (contohnya apabila anggota komunitas, dewan, atau komposisi staf anda mulai beragam dari sisi jenis kelaminnya, suku, pendidikan, umur, budaya, agama, latar belakang asal lokasinya, bahasanya, dan lain sebagainya) dalam periode pelaporan ini. Apabila organisasi/ komunitas anda mengalami tantangan keberagaman, silahkan tuliskan juga pendapat anda.

Dalam tim pelaksana proyek, mulai berkembang dari yang tadinya hamper semua tunanetra dengan usia di bawah 25 tahun, kini proyek didukung pula oleh disabilitas lain dan nondisabilitas dengan usia beragam. Dengan beragamnya tim, dapat menjadi peluang bagi kami karena tidak semua pekerjaan, terutama yang berhubungan dengan visual, dapat dikerjakan oleh tunanetra. Adanya tim darikalangan nondisabilitas dapat menjadi solusi untuk hal tersebut. Selain itu, beragamnya latar belakang tersebut dapat mempercepat proses transfer knowledge antar tim. Sedangkan tantangannya adalah kadang timbul sikap apriori dari sebagian tim yang main belum belum terbuka mind-set-nya apabila ada personel baru. Namun tantangan tersebut diatasi dengan memberikan pengertian dan focus pada output yang dihasilkan, bukan sekedar kepentingan.

7. Laporan keuangan

Silahkan masukkan pranala laporan keuangan anda disini:

http://ciptamedia.org/wiki/Kartunet.com/Laporan_Penggunaan_Dana

8. Pengesahan

Saya, sebagai penandatangan, menyatakan bahwa saya adalah individu yang berwenang untuk menyerahkan laporan ini atas nama komunitas/ organisasi saya sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan pada Perjanjian Hibah Cipta Media Bersama yang telah ditandatangani sebelumnya dan seluruh dana yang dibelanjakan telah dibelanjakan sesuai dengan tujuan-tujuan yang tercantum dalam permohonan hibah.

Tertanda: Lokasi dan tanggal:

Jakarta, 31 Desember 2012

Dimas Prasetyo Muharam

Tags:



December 2012 | CC BY-SA 3.0