Bhinneka - Laporan Narasi Pertanggung Jawaban Hibah Termin I



Lembaga Bhinneka

Wikimedia Indonesia

Instruksi untuk mengisi laporan penerimaan hibah

Wikimedia Indonesia mengharuskan seluruh penerima hibah melaporkan kegiatan mereka dalam bentuk laporan naratif dan laporan keuangan berdasarkan Perjanjian Penerima Hibah Cipta Media Bersama yang telah disepakati kedua belah pihak. Laporan naratif disarankan dalam bentuk lima hingga tujuh halaman.

Laporan dapat dikirimkan melalui surel atau dokumen asli

Penerima hibah : Lembaga Bhinneka

Periode Laporan : 17 Januari 2012 hingga 24 Oktober 2012

Proyek : Bhinneka: Keberagaman dan Kesetaraan Tanpa Batas

1. Pembelajaran

Silahkan tuliskan pembelajaran, acara-acara yang anda buat/ alami yang dapat membuat perubahan dalam satu tahun kedepan sebagai hasil dari upaya upaya yang anda buat dibawah hibah yang anda terima, perubahan-perubahan yang anda percaya dapat membatu organisasi/ komunitas anda mencapai tujuan-tujuannya dan/ atau kesulitan dan tantangan yang tidak anda perkirakan yang anda temukan dalam periode pelaporan hibah ini.

  • Pelaporan yang dituntut sangat detail memang menyulitkan kami, karena dulu kami hanya berkonsentrasi pada proyek saja, dan tidak pada pelaporannya. Tapi, ini juga merupakan pembelajaran untuk menyusun laporan dengan lebih teratur dan disiplin.
  • Adanya umpan balik dari publik yang terus menerus dituntut oleh Cipta Media juga membuat kami lebih tahu tentang harapan serta kritik pembaca akan majalah kami.
  • Dalam hal lain, koordinasi yang lebih baik antara direktur (Soe Tjen Marching) dan staff pelaksana harus lebih baik lagi, sehingga pelaporan dapat berjalan lebih lancar. Begitu juga komunikasi antara direktur (Soe Tjen Marching) dengan pemberi funding (Cipta Media) seharusnya dilakukan dengan lebih intens, baik melalui skype, telpon, atau media lainnya.
  • Beberapa aktifitas harus diubah karena tidak sesuai dengan kenyataan yang kami rencanakan. Perpustakaan, misalnya, ternyata tidak menarik banyak orang, dan kami pandang tidak efektif secara finansiil. Karena itu, perpustakaan kami tiadakan. Begitu juga dengan Safari, kami ubah menjadi Kopdar di beberapa kota, karena kami anggap lebih efisien dan bisa menjaring lebih banyak peserta. Perubahan ini harus dilakukan karena kami ingin menggunakan dana sehemat, seefisien dan semaksimal mungkin.
  • Sebelum menerima hibah, penulis Bhinneka tidak dibayar dan ini menyulitkan kami untuk mendapat artikel-artikel yang bermutu. Setelah mendapat hibah, majalah Bhinneka semakin banyak mendapat kiriman artikel, karena kami dapat menawarkan honor. Dengan demikian, kami juga bisa menyeleksi artikel dengan lebih baik.
  • Umpan balik yang kami terima dari para remaja (19-25 tahun) bervariasi. Ada yang mengecam karena menganggap majalah Bhinneka terlalu berani dan hanya membuat panas suasana, tapi banyak yang menyatakan bahwa majalah ini sangat kritis.

2. Aktivitas/ Isu yang Anda usung dan mencoba atasi

Berikut adalah aktivitas dan isu-isu yang anda masukkan pada permohonan hibah anda

  • Wacana fundamentalisme yang penyebarannya telah merambat ke sekolah-sekolah serta universitas. Buku-buku dan majalah murah (bahkan gratis) yang didanai organisasi fundamentalis, untuk mempromosikan ideologi keagamaan mereka, dan berhasil menarik simpati massa.
  • Beberapa Jurnal atau majalah yang memperjuangkan pluralisme di Indonesia, seringkali terlihat eksklusif, jangkauannya terbatas dan terkadang cukup mahal, sehingga media seperti ini tidak membawa perubahan yang mendasar di masyarakat.
  • Lembaga Bhinneka mempublikasi cetak dan online dengan menerbitkan Majalah Bhinneka secara dwiwulan melalui media cetak & online. Penerima manfaat langsung kalangan akademisi dan intelektual, terutama dari komunitas-komunitas yang bekerjasama dengan Lembaga Bhinneka dalam mendistribusikan Majalah Bhinneka. Sementara asumsi untuk penerima manfaat tidak langsung adalah khalayak umum
  • Beberapa kelompok masyarakat menghubungkan keberagaman (terutama seksual) dengan budaya Barat sehingga mereka menolak wacana keberagaman.
  • Sub Aktivitas: Penerbitan Antologi Cerpen Keberagaman Seksualitas beserta analisa tentang seksualitas dan orientasi seks. Penerima manfaat langsung asumsi khalayak umum.

    Aktifitas dan isu yang anda atasi:

  • Lembaga Bhinneka menerbitkan Majalah Bhinneka dwibulanan dan hingga kini telah terbit 4 edisi. Setiap edisi yang terbit dicetak sebanyak 3000 - 3500 eksemplar, dikirimkan ke 17 kota (Surabaya, Bandung, Cianjur, Depok, Jakarta, Jombang, Lamongan, Lumajang, Makassar, Medan, Pontianak, Semarang, Sidoarjo, Solo, Tuban, Yogyakarta). Mengajak anggota-anggota (terutama yang remaja dan mahasiswa) untuk aktif dalam diskusi di Facebook serta tatap muka serta merekrut teman-teman mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi Bhinneka, baik secara online maupun tatap muka.
  • Majalah Bhinneka membahas isu yang sedang ramai dibicarakan atau tengah dialami oleh para remaja, seperti seks, cinta dan jodoh. Misalnya, majalah Bhinneka mengangkat isu tentang nikah beda agama, dan telah diadakan 2 kali diskusi tentang tema ini, dan disambut dengan cukup antusias, sehingga ada permintaan lagi untuk membahas tema yang sama pada Kopdar Bhinneka di Jakarta yang akan diadakan pada 15 November mendatang.
  • Saat ini Bhinneka mempunyai beberapa grup FB total pengikut , twitter dan pengunjung situs web. Jumlah peserta facebook total 22,527 profil
    • FB Diskusi Pluralis Bhinneka 8,059, FB Lingkar Puisi dan Prosa 12,540, FB Info Bea Siswa 613, FB Forum Fotografi Lembaga Bhinneka 508, FB Diskusi Romantis Lembaga Bhinneka (grup Biro Jodoh, dibuat rahasia) 217, FB Lowongan Kerja Lembaga Bhinneka 590.
    • Twitter 671 Followers
  • Contoh salah satu posting di FB Diskusi Pluralis dibawah bisa disimak bahwa pendapatnya cukup “kolot” mendapat sanggahan dari banyak member grup ini. Grup ini memang sudah membuat strategi dengan membentuk “Tim Mawar“ yaitu tim yang menghadapi mereka yang mencoba mempromosikan fundamentalisme. Tim ini dibentuk khusus untuk memberi kritik terhadap argumen-argumen yang dinilai kurang memakai logika dan cenderung mempromosikan dogma. Dengan demikian, diharapkan para anggota bisa belajar berpikir lebih kritis dari diskusi di FB ini.

Yeni Sahnaz RUMAH IBADAH MILIK SIAPA Habis jalan pagi dgn seorang ibu asal Bali (kami bertetangga sudah 16 th), beliau cerita tentang tradisi yg masih dilestarikan di daerahnya. Kalau ada yg sedang membangun rumah ibadah ( dari semua agama ), masyarakat sekitar bahu membahu menyumbang apa saja baik materi ataupun tenaga (kaum bapa mengangkat batu, mengaduk semen dll & kaum ibu memasak dll).

Saya termenung, mengapa budaya tersebut yg sesungguhnya mencerminkan karakter bangsa Indonesia yg sejak berabad lalu dikenal suka bergotongroyong & memiliki toleransi yg tinggi di sebagian wilayah negeri mulai memudar. Jangankan turut membantu membangun rumah ibadah orang lain, kaum mayoritas justru senang menindas minoritas dgn menghalangi pendirian rumah ibadah umat lain bahkan memonopoli kebenaran keyakinan dgn melakukan kekerasan.

Dengan adanya fenomena ini, teladan apa yg akan kita wariskan pada generasi mendatang kelak?

Komentar yang diterima dari status ini: Che Guefarra ya betul … di Jerman mahasiswa Muslim yang tidak punya tempat ibadah, dikasih tempat buat jum’atan di gereja.

8 hours ago via mobile • Like • 3 •

Bintang Jakarta Waktu Jakarta banjir besar, gerejaku ( GKI ) jadi tempat ngungsi warga yang mayoritas muslim, dua kali kebaktian minggu pagi ditiadakan demi menolong warga yang tertimpa musibah. Warga muslim dipersilahkan melaksanakan shalat 5 waktu berjamaah di dalam gedung gereja. Pendeta kami bilang, Dengan menolong sesama, kalian sudah memuliakan Tuhan. Hidup terasa indah dan penuh makna saat kita menyatakan kasih Tuhan pada sesama.

7 hours ago • Like • 6 •

Mabrur Syeh o… emang kebaktian bisa di tuker dengan ibadah lain ya…beda banget ya dengan mereka yang mengaku muslim…

7 hours ago • Like •

Theodore Manthovani eits, ada kok temanku yang melewatkan waktu shalat jumat demi nolongin temannya. jangan seperti itu dong.

6 hours ago • Like • 1 •

Bintang Jakarta Mabrur Syeh , kejadian yang sama pernah kok terulang waktu lebaran kemarin di Solo, Jateng. Gereja Kristen Jawa (GKJ) Solo, meniadakan Kebaktian Minggu pagi untuk lokasi shalat Ied Kebetulan kan Hari Raya Idhul Fitri 2012 jatuh pada hari Minggu. Kebetulan letak gereja dan mesjidnya berdampingan, satu tembok dan memakai alamat yang sama. Coba diklik linknya ya http://www.theglobejournal.com/Feature/gereja-kristen-jawa-gkj-tiadakan-kebaktian-untuk-lokasi-shalat-ied/index.php

6 hours ago • Edited • Like •

Mabrur Syeh @theodhore: stahu saya enggak boleh. tapi emang harus di akui dalam prakteknya banyak mujslim yang meinginggalkan shalat dengan berbagai alassan…bahkan dalam kondisi meregang nyawa, seorang muslim harus menegak kan shalat, “kalau tidak bisa berdiri ya duduk, klok tidak bisa duduk ya sambil tidur, klok tidak bisa sambil tidur ya dengan isyarat, klok tidak bisa dengan isyarat ya di shalatkan” bahkan dalan kondisi ada desingan peluru (perang shalat itu tidak boleh di tinggalkan) untuk salat semua ada aturannya, menolong orang wajib, tapi juga ada aturannya…terus terang saya salut dengan toleransi GKJ…

6 hours ago • Like •

Bintang Jakarta Kalau kita bisa hidup berdampingan, saling tolong menolong dan hormat menghormati dan saling toleransi rasanya kok hidup itu terasa indah ya

6 hours ago • Like • 1 •

Theodore Manthovani @mabrur berarti itu masalahnya ada pada peraturan beribadahnya, untuk orangnya kan berbeda x3 sama kalu diliat2 kristen jg ada aturan begitu di kitabnya, cuma gak diberlakukan saja. justru bagus kalu seorang umat sadar kalu ibadah itu gak paling utama, seakan tuhan egosentris banget.

6 hours ago • Like • 1 •

Mabrur Syeh disitulah repotnya jadi muslim (islam) tidak ada bagian hidup yang tidak di atur…tidak dapat di pisahkan antar iman, ibadah dan amal,… semua kegiatan adalah amal, semua kegiaatan adalah ibadah… repotkan.

6 hours ago • Like •

Fabian Chandra Iya bro… Dari cebok sampai sanggama, semua ada aturannya….

5 hours ago • Like • 1 •

Jerry Xü Hanya paham fascism sebenernya yg ngatur ampe detil kek gitu..

5 hours ago • Like • 4 •

Vida Semito yg menindas itu bukan mayoritas, mereka sebtulnya minoritas tapi suara mereka vocal sekali, makanya jd terkesan mereka itu mayoritas dan sialnya lagi krn kita menganggap mereka mayoritas maka besar kepala lah orang2 ini dan merasa jadi mayoritas conto…See More

5 hours ago • Edited • Like • 3 •

Vida Semito setahu saya shalat jumat itu bukan wajib tapi sunah, jadi klupun di tinggalkan untuk sesuatu yg lbh penting misal menolong orang yg terkapar kecelakaan itu diperbolehkan, namanya juga sunah, klu dikerjakan dprt pahala klu tidak dikerjakan tidak apa2i…See More

5 hours ago • Edited • Like • 1 •

Jerry Xü Bukan cuma mayoritas tidak bertindak seperti kelompok radikal, mereka bahkan jarang atau hampir tidak berbuat apa-apa yg menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap kaum radikal. Makanya disebutlah: silent majority. Kalo udah gitu, ya salah si silent majority jg kenapa diem2 aja dan gak ngapa2in utk menghentikan tindakan kaum radikal?

3 hours ago • Like • 6 •

Fabian Chandra Kita sih tidak tahu yang mana silent majority dan yang mana yang radikal, kalau pada diam-diam berarti kita menganggap semua setuju…. Bukankah begitu…..?

2 hours ago • Like •

Anindya Yumika Dewi Vida Semito Bukan sunnah, untuk mahzab Syafi’i, sholat 5 waktu hukumnya fardhu ain (wajib) dan sholat berjamaah (rame2) hukumnya fardhi kifayah (boleh ditinggalkan kalau sudah ada orang lain yang melakukan) Jadi harus dihargai juga orang yang meninggalkan ritual agamanya demi kemanusiaan..

2 hours ago • Like • 2 •

Dalam majalah Bhinneka, ada edisi khusus pembahasan tentang seksualitas dan stereotipe dari Barat, yaitu pada edisi “Tubuh dan Kekuasaan”. Begitu pula dalam edisi “Gender: Apakah itu”, lebih dari 50% dari isi membahas masalah ini.

  • Mengadakan pelatihan:
    1. Semar (Sekolah Manunggaling Rakyat) – Sekolah yang diadakan untuk penduduk kampung usia produktif yang aktif atau mempunyai kedudukan di Karang Taruna atau RT mereka, agar mereka bisa menjadi kader isu keberagaman.
    2. Pelatihan Mahasiswa – pelatihan mengetengahkan isu sehari-hari seperti cinta, jodoh, seks dan kaitannya dengan agama. Hal ini untuk memberi kesadaran mahasiswa akan „belenggu“ konservatisme dalam kehidupan mereka, dan dapat menyebarkan „virus“ pluralisme kepada teman-teman mereka.

3. Indikator sukses anda dalam permohonan hibah

  1. Pola berpikir masyarakat yang makin kritis dan menentang kekerasan: Peningkatan kuantitas komentar-komentar berkualitas dari pembaca yang mendukung isu keberagaman, dan meningkatnya kritik serta tindakan pencegahan akan kekerasan yang dilakukan atas nama agama. lewat surat pembaca dan komentar di website Bhinneka maupun melalui sosial media yang akan diadakan Oktober 2012 - Desember 2012.
  2. Meningkatnya kritik atas fundamentalisme agama via angket pembaca, bertambahnya kelompok-kelompok yang mempromosikan keberagaman, diterimanya berbagai diskusi kritis agama di sekolah-sekolah dan Universitas.
  3. Terbukanya diskusi kritis tentang agama dan seksualitas di Indonesia (yang masih dianggap tabu oleh kebanyakan orang) melalui angket pembaca yang didistribusikan di Edisi Desember 2012.
  4. Kualitas komentar dan pertanyaan yang diajukan peserta saat bedah buku. Bedah buku yang akan dilakukan 3 bulan setelah peluncuran buku di beberapa kota di Indonesia
  5. Peningkatan permintaan akan Majalah Bhinneka.

Hasil aktual hingga laporan ini dibuat:

  1. Melalui komentar-komentar yang dikirim di grup diskusi, dapat disimpulkan bahwa beberapa anggota yang telah lama bergabung dalam diskusi ini, semakin kritis. Begitu juga, mereka yang telah mengikuti diskusi tatap muka kami, telah semakin berani mempertanyakan fundamentalisme yang diturunkan dari orang tua dan keluarga mereka. Beberapa dari orang yang tadinya “marah” terhadap kritik yang disajikan dalam majalah Bhinneka, sekarang mendukung.

    Dari sekitar 100 orang yang datang pada pertemuan tatap muka baik untuk SEMAR, Kopdar, maupun, pelatihan, Lembaga Bhinneka mengidentifikasi paling tidak 4 orang yang sikapnya berubah total dalam durasi Januari - Oktober 2012. Awal mulanya kedua orang yang berbeda kepercayaan ini menentang, tertutup, dan agresif pada isu keberagaman. Mereka juga cenderung memandang agama masing-masing sebagai dogma yang harus ditaati. Namun melalui materi yang mereka baca dan dengan mengikuti diskusi yang diselenggarakan oleh Bhinneka baik secara online maupun tatap muka, dan dihadiri oleh mereka, menunjukkan perubahan. Tidak saja, keempat orang ini berubah menjadi tidak menentang, namun berubah menjadi mendukung isu ini. Dari empat orang ini, tiga di antaranya menjadi admin di grup Bhinneka (2 di grup Diskusi Pluralis, dan 1 di grup Lingkar Puisi & Prosa).

    Contoh lain adalah beberapa anggota yang telah bersedia menjadi admin grup-grup FB Lembaga Bhinneka. Hal ini bisa dilihat dari penambahan admin di grup-grup Bhinneka, yang menyiratkan simpati mereka terhadap isu yang diangkat oleh lembaga ini. Penambahan jumlah admin bisa dilihat di bawah:

    FB Diskusi Pluralis Bhinneka dari 8 admin (pada Januari 2012) menjadi 17 admin (pada Oktober 2012)

    FB Lingkar Puisi dan Prosa dari 7 admin (pada Januari 2012) menjadi 17 admin (pada Oktober 2012)

    FB Forum Fotografi Lembaga Bhinneka 508 dari 4 admin (pada Januari 2012) menjadi 5 admin (pada Oktober 2012)

    FB Diskusi Romantis Lembaga Bhinneka dari 6 admin (pada Januari 2012) menjadi 9 admin (pada Oktober 2012)

  2. Beberapa komentar yang masuk melalui twitter, facebook dan sms, mengungkap bahwa majalah Bhinneka berhasil mempengaruhi pola berpikir masyarakat. Mereka menyatakan bahwa setelah membaca majalah Bhinneka, mereka menjadi semakin kritis dan terbuka. Dari komentar sms yang berjumlah sekitar 100, ada sekitar 30 yang menyatakan bahwa majalah ini berbeda dari yang lain, kritis, mendukung pluralisme dan membuat pembaca lebih terbuka atau lebih berani.
  3. Angket baru selesai dibuat dan akan segera disebarluaskan.
  4. Belum dilaksanakan
  5. Peningkatan permintaan majalah, terutama dari mereka yang ingin menjadi distributor (dari 26 pada awal proyek ini ke 30 distributor dari berbagai kota, terutama di Jawa).
  6. Ada sekitar 15 permintaan berlangganan juga dari Pontianak, Riau, Pekanbaru, Medan dan Jakarta, namun saat ini majalah Bhinneka masih tidak melayanai permintaan berlangganan karena kurangnya SDM.

4. Tujuan dan Sasaran

Silahkan anda jelaskan apa yang telah anda berhasil peroleh dengan hibah ini yang berkaitan dengan tujuan yang lebih besar yang anda harapkan dapat anda capai Sasaran-sasaran yang diharapkan dapat dicapai A. Tersedianya materi untuk membangun toleransi dan pola berpikir kritis B. Tersedianya ruang untuk membangun toleransi dan pola berpikir kritis C. Ditiadakan D.1 Adanya kader untuk mempromosikan keberagaman (promotor) D.2 Adanya kader untuk merekrut orang-orang yang berpotensi dalam mempromosikan keberagaman (recruiter)

Tujuan yang berhasil dicapai hingga saat ini: A. Tersedianya majalah Bhinneka dan berkembangnya diskusi-diskusi di facebook, seperti diskusi Pluralis dan Lingkar Puisi dan Prosa, yang mengajak para anggotanya memikirkan kemanusiaan dan berpikir lebih kritis. Hingga laporan ini ditulis, telah terbit 5 edisi majalah Bhinneka, dengan tema sebagai berikut: Febuari 2012: Tubuh dan Kekuasaan April 2012: Negara Sekuler Juni 2012: Agama dan Kepercayaan di Indonesia Agustus 2012: Gender, apakah itu? Oktober 2012: Interpretasi Agama

B. Diskusi tatap muka dan kopdar bisa terlaksana karena funding dari Ciptamedia. Hingga laporan ini ditulis, telah terlaksana diskusi tatap muka dan kopdar sekitar 2 bulan sekali. Kopdar Bandung pada bulan September berhasil mengumpulkan hampir 70 anggota Bhinneka dari berbagai kota. Dan memberi ruang bagi para anggota ini untuk berani berpikir kritis bersama yang lain, serta bertemu para anggota lain yang bisa memicu adanya diskusi yang membuka wacana. Lembaga Bhinneka juga telah melaksanakan 2 kali pelatihan, yaitu SEMAR (untuk penduduk usia produktif dari kampung) dan pelatihan mahasiswa (sedang berjalan).

C. -

D.1. Bertambahnya anggota lembaga Bhinneka membuat kami lebih mudah mendapatkan kader, yang beberapa menjadi admin diskusi grup Facebook Bhinneka dan juga berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan Lembaga Bhinneka, serta mempromosikannya lewat berbagai jaringan (Facebook, twitter, dan lain-lain). Pada akhir 2011 (sebelum menerima hibah), Bhinneka mempunyai sekitar 40 anggota dari Jakarta, Surabaya, Yogya dan Bandung. Sekarang, Bhinneka telah mempunyai sekitar 80 anggota dari kota-kota tersebut.

D.2. Bertambahnya anggota yang menjaring anggota lain untuk aktif dalam berbagai kegiatan Bhinneka. Salah satunya adalah dosen Ubaya, Kristianto Batuadji yang mengajak sekitar 10 muridnya untuk berpartisipasi dalam diskusi Bhinneka baik lewat online ataupun tatap muka.

Tolong jabarkan perubahan perubahan signifikan yang organisasi anda dapatkan yang memiliki dampak pada pekerjaan anda pada periode pelaporan yang anda lakukan untuk saat ini. Masukkan secara deskriptif bagaimana anda menangani perubahan perubahan tersebut dan bagaimana perencanaan anda berubah sebagai hasilnya.

Adanya perubahan staff, sehingga kami harus menyesuaikan diri beberapa kali. Pada awalnya, Bhinneka terdiri dari 3 personil, yaitu Direktur (Soe Tjen Marching), Manajer Proyek (Phebe Anggreani), dan Staff pelaksana (Catur Wibowo). Karena dari para personil ini adalah aktifis dengan keahlian pada riset dan perencanaan serta pelaksanaan program, laporan admin yang sangat detil (seperti dituntut oleh cipta media) membuat kejutan yang cukup luar biasa saat itu. Sebelumnya, kami mendapat dana dari Hivos yang tidak menuntut laporan begitu detil, jadi konsentrasi kami hanya pada proyek, bukan admin. Hal ini membuat kami sadar perlunya menambah tenaga admin. Tetapi, pada saat kami memerlukan penambahan staff, Catur Wibowo justru mengundurkan diri, karena mendapat pekerjaan lain. Lembaga Bhinneka akhirnya mengambil beberapa tenaga lepas, untuk mengupdate twitter, mengurusi admin, mengumumkan acara di FB dan distributor majalah. Tetapi tenaga lepas ini juga akhirnya keluar, dan kami harus beberapa kali berganti staff.

5. Tantangan/ masalah organisasi/ pengelolaan yang dihadapi

Isu-isu manajemen atau organisasi apakah yang anda hadapi pada saat anda menuliskan laporan ini (apakah ada perubahan signifikan pada komposisi staf/ dewan atau anggota tim anda. Apakah ada faktor-faktor lain yang dapat membatasi kemampuan organisasi/ komunitas anda untuk mengumpulkan data dan menerjemahkan data data keuangan atau aktifitas yang terkait dengan program dalam tujuan awal). Bila mungkin juga tuliskan dan tekankan kebutuhan yang belum terpenuhi/ teridentifikasi sebelumnya dalam menangani penguatan organisasi/ komunitas anda.

  1. Komunikasi antara direktur (Soe Tjen Marching) dan manajer pelaksana (Phebe Anggreani) mengalami kesukaran, apalagi karena kesehatan Phebe yang kurang baik tahun ini.
  2. Belum ada staf khusus yang menangani bidang IT dan pengelolaan website.
  3. Belum ada strategi finansial karena Lembaga Bhinneka mendapat dana hanya untuk 1 tahun saja.

6. Keberagaman

Silahkan ditulis perubahan perubahan yang berpengaruh dalam keberagaman (contohnya apabila anggota komunitas, dewan, atau komposisi staf anda mulai beragam dari sisi jenis kelaminnya, suku, pendidikan, umur, budaya, agama, latar belakang asal lokasinya, bahasanya, dan lain sebagainya) dalam periode pelaporan ini. Apabila organisasi/ komunitas anda mengalami tantangan keberagaman, silahkan tuliskan juga pendapat anda.

Kami mempunyai staff dari berbagai latar belakang dan berbagai orientasi seksual pula (karena privasi, orientasi seksual tidak akan kami ungkap di sini):

Soe Tjen Marching (Direktur)

Jenis kelamin: Perempuan

Pendidikan: S3

Umur: 41 tahun

Agama: -

Phebe Anggreani (Manager Program)

Jenis Kelamin: Perempuan

Pendidikan: D3 Grafik desain

Umur:

Agama: -

Vinsensius Kristianto Batuadji (Asisten Manager Program)

Jenis kelamin: Lelaki

Pendidikan: S2 Psikologi Universitas Gadjah Mada

Umur: 29 tahun

Agama: Katolik

Daris Ilma (Administrasi)

Jenis kelamin: Perempuan

Pendidikan: Mahasiswa RRI Malang jurusan komunikasi

Umur: 20 tahun

Agama: Islam

7. Laporan keuangan

Silahkan masukkan pranala laporan keuangan anda disini:

http://www.ciptamedia.org/wiki/Bhinneka:_Keberagaman_dan_Kesetaraan_Tanpa_Batas/Laporan_Penggunaan_Dana

8. Pengesahan

Saya, sebagai penandatangan, menyatakan bahwa saya adalah individu yang berwenang untuk menyerahkan laporan ini atas nama komunitas/ organisasi saya sesuai dengan persyaratan yang dicantumkan pada Perjanjian Hibah Cipta Media Bersama yang telah ditandatangani sebelumnya dan seluruh dana yang dibelanjakan telah dibelanjakan sesuai dengan tujuan-tujuan yang tercantum dalam permohonan hibah.

Tertanda: Lokasi dan tanggal:

Surabaya, 15 Oktober 2012

Soe Tjen Marching

Tags:



October 2012 | CC BY-SA 3.0