Cipta Media

Laporan Aktivitas Perempuan Dalam Semesta Lurik

Oleh: Ciptaningrat Larastiti

Sekolah Pewarnaan Alam

Tanggal 09 Aug 2018
Kami sedang belajar mencelup benang menggunakan pewarna alam
Merah bata dari rebusan kulit kayu tingi yang dikunci dengan kapur
Jam 08.00-17.00
Lokasi Workshop Pewarnaan Alam Gama Indigo
Alamat Bulusari, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55581
Daftar Hadir 1. Edia Rahayuningsih (Guru pewarna alam dari Dosen Teknik Kimia UGM yang menginisiasi Gamaindigo)
2. Lusi (Mentor dari Gamaindigo)
3. Tutik (Mentor dari Gamaindigo)
4. Ayu
5. Hepi
6. Pauline
7. Laras
8. Santa
9. Feri
Tujuan 1. Berkenalan dengan sumber pewarna alam
2. Uji coba mewarnai benang dengan Jolawe, Tegiri,
3. Uji coba mewarnai benang dengan indigo
Ringkasan
Hasil Di dalam kesempatan ini, kami dikabari tentang dua jenis pewarnaan alam yang mau tidak mau tetap melibatkan senyawa kimia lain untuk pengunci kain. Pertama, pewarna bejana yang terkandung pada nila indigofera merupakan senyawa tidak terlarut air yang hanya bisa bereaksi dan menempel pada kain katun bila diaktifkan dengan zat adifktif terlebih dulu. Kedua, pewarna mordan merupakan senyawa terlarut air sehingga sudah bisa dipakai mewarnai hanya dengan direbus dengan tawas.

Kami memproses nila indigofera yang sudah difabrikasi menjadi serbuk indigo oleh Gama Indigo. Orang Jawa sudah mengenal indigofera sejak dikenalkan oleh Pemerintah Hindia Belanda melalui Tanam Paksa 1830, berbarengan dengan komoditas tebu. Mulanya, proses pengolahan indigofera dicampur dengan injet (kapur sirih) agar menjadi pasta indigo. Kemudian, jika akan digunakan, dicampur gula jawa dan kapur terlebih dulu agar terlarut ke dalam air. Proses aktifasi ini membutuhkan waktu satu hari satu malam dengan cara merendam indigo di dalam larutan gula jawa dan kapur. Kini, ketika pengolahan sudah terfabrikasi, kita hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan mencampur indigofera dengan soda abu dan hydro. Soda abu dan hydro merupakan senyawa penyebab iritan, gatal-gatal, namun tidak berbahaya untuk tubuh. Berbeda dengan pewarna kimia yang mengandung senyawa karsinogen berbahaya penyebab kanker.

Selain itu, kami juga memproses pewarna mordan yang berasal dari semua sumber pewarna alam dengan karakter mudah larut dengan air dan mudah menempel pada kain katun. Di dalam sumber pewarna mordan terkandung senyawa kromofor (senyawa pigmen yang sensitif terhadap cahaya) dan auksokrom (senyawa yang meningkatkan kerja pigmen sehingga bisa stabil melekat pada kain). Sumber pewarna morgan antara lain dedaunan yang bertulang keras seperti daun mangga, daun ketapang, daun jati, hingga daun alpukat; kulit kayu atau batang kayu yang memiliki pigmen seperti kulit kayu mahoni, kulit kayu tingi, batang kayu tegeran; dan kulit buah seperti kulit buah jolawe, kulit buah rambutan. Jika ingin membuat ekstrak pewarna mordan, kita cukup merebus 1 kilogram bahan seperti kayu tingi direbus dengan air tawar 5 liter. Rebus hingga 2 jam sampai larutan menjadi 60-40 %. Ekstraksi pewarnaan ini sudah bisa langsung dipakai.
Evaluasi Dari pengalaman workshop kemarin, ternyata pewarnaan nila indigofera cukup sulit. Tantangan terbesar terletak pada usaha untuk menjaga udara (O2) tidak masuk ke dalam larutan indigo, hydro dan soda abu. Kenapa O2 tidak boleh masuk? Karena jika terpapar oksigen terlalu lama, warna biru pada indigo tidak bisa keluar dan tidak bisa terserap ke dalam tekstur kain/benang. Khusus saat mewarnai benang, kami harus memastikan agar seluruh helai benang terkena larutan indigo. Proses ini berlangsung lama karena harus memilah helai demi helai sembari memastikan agar larutan tidak terpapar O2 terlalu banyak.

Rekomendasi Pertama, ada usulan untuk mensistematisasi tahapan pewarnaan indigofera:
1. Rendam benang/kain ke dalam larutan TRO, sabun tangan, atau tawas dicampur soda abu. Lebih baik benang direndam cukup lama, tidak hanya dicelup-celup seperti pengalaman kemarin karena mempengaruhi daya tempel warna terhadap benang. Bahkan, Mba Lusi pun bercerita jika lebih baik benang direndam menggunakan soda abu dan tawas untuk diwarnai dalam keadaan basah.
2. Rendam benang dalam larutan indigofera. Pastikan setiap helai benang telah terpapar larutan indigofera. Pembelajarannya, rendam benang ke dalam larutan indigo selama satu malam dengan ember tertutup agar warna biru bisa merata dan optimal.

Kedua, ada usulan untuk membuat katalog warna yang memiliki kombinasi bagus: Tegeran-Indigo dikunci Tawas menghasilkan hijau (belum dicoba)
Jolawe dikunci dengan tunjung menghasilkan warna abu-abu yang bagus. Tegeran dicampur Jolawe dikunci sama tawas menghasilkan warna hijau lumut tentara.