Keluarga Para Penenun |
||
---|---|---|
Tanggal | 03 Jul 2018 | |
Jam | 09:00-16:00 | |
Lokasi | Rumah Tinggal | |
Alamat | Maluku Tenggara Barat | |
Daftar Hadir | - Keluarga Lamerenan
- Keluarga Sainyakit |
|
Tujuan | Merasakan keseharian keluarga para penenun | |
Ringkasan | ||
Hasil | Tidak banyak anak muda yang tertarik untuk menenun atau mengetahui proses menenun, termasuk jenis motif tenun dan bahan-bahan pewarna alami yang ada di sekitar mereka (seperti: warna hitam dari daun taru (bahasa Selaru), warna kuning dari kulit pohon mengkudu (Nengwe dalam bahasa Selaru), dan merah dari kulit pohon mangrove (dalam bahasa Selaru tongke/mange-mange). Keberadaan kain tenun dalam masyarakat Tanimbar sangat penting--selalu hadir di semua upacara adat, bahkan dahulu, anak perempuan yang beranjak dewasa diwajibkan belajar menenun. Perubahan ini jelas mempengaruhi pemosisian kain tenun yang juga berarti perubahan cara memandang dunia.
|
|
Evaluasi | Tidak banyak informasi mengenai menenun diperoleh dari anggota keluarga penenun. Dari mereka saya mendapatkan informasi bagaimana anggota keluarga memposisikan kegiatan menenun yang dilakukan nenek, ibu, atau kakak mereka. | |
Rekomendasi | Perlu waktu tersendiri untuk mendapatkan informasi bagaimana anggota keluarga yang lebih muda memandang hubungan kain tenun dengan kehidupan mereka. |