289 - Mata Air Tanpa Air Mata (TANAM)

Nama Inisiator

Vivi Widyawati

Organisasi

Jaringan Muda Kerakyatan (JAMUR)

Deskripsi Proyek

Orang muda dan kelestarian alam, keduanya adalah kekuatan masa depan. Program Mata Air tanpa Air Mata (TANAM) adalah upaya membangun kerja bersama kaum muda dalam bersikap terhadap kerusakan alam. Dari air yang selalu ada dan dibutuhkan untuk hidup, menjadi sarana memahami problematika kerusakan alam. Penting bagi kaum muda tidak semata bagaimana menikmati air, tapi juga menjaga dan melindungi sumber air dan alam sekitarnya.
Program TANAM akan mengajak mahasiswa dan selulernya di Sulawesi dan Kalimantan, menjangkau pelajar di desa, untuk bersama bicara tentang air sehingga terus bisa selamanya menghidupi masyarakat. Kerja bersama membela alam oleh kaum muda ini selanjutnya akan menjadi semacam syiar alam bagi masyarakat luas Indonesia.
Program TANAM akan menjadi program kreatif kaum muda melestarikan alam, melalui:
– Selfie Bumi, yaitu sharing dokumentasi (foto, video, teks) tentang kebanggaan pribadi mengurangi kerusakan dan menjaga alam.
– Turba Mahasiswa, ajakan oleh mahasiswa untuk mahasiswa di medsos (dengan foto, video, poster, teks) untuk bersikap tentang kerusakan alam di propinsi asal mahasiswa dan propinsi kampus berada.
– Yang Muda Yang Menjaga, mahasiswa ke sekolah menengah dan membangun grup komunikasi seluler untuk mengawasi air dan kerusakan alam sekitar.
– Cerita Ibu, adalah pengumpulan dan publikasi kisah-kisah masyarakat pada waktu sebelumnya, dalam menikmati dan menjaga alam sekitar

Tipe Konten

Teks: Informasi, edukasi dan kesaksian; tentang kerusakan dan dampak kerusakan alam;
Video: informasi kondisi alam dan masyarakat sekitar, inspirasi penyelamatan lingkungan, serta peran diri.
Foto: informasi

Masalah yang Diangkat

– Kerusakan alam terus meningkat atas nama pembangunan. Masyarakat dan alam itu sendiri adalah korban yang tak diberi pilihan.
– Alasan ekonomi menjadi landasan penentu kebijakan, bahkan juga sebagian masyarakat, untuk terus eksploitasi alam.
– Kalimantan dan Sulawesi adalah sasaran industri, terutama tambang minerba.
– Mahasiswa sering membahas bencana akibat kerusakan alam, namun seakan kecil peluang perubahan.
– Mahasiswa akif komunikasi dan menggunakan medsos, tapi belum didayagunakan untuk menghentikan perusakan alam

Solusi

– kampanye pentingnya air dan sumber air, untuk mengenali situasi kerusakan alam di sekitar kita.
– membangun budaya di kalangan kaum muda, khususnya mahasiswa dan pelajar, untuk bangga sebagai pribadi yang berperan menjaga kelestarian alam
– membangun kerja bersama mahasiswa ke pelajar sekolah menengah, dengan seluler dan kampanye bersama media sosial
– menggali budaya baik melestarikan alam dari dongeng, mitos, dan kisah nyata nenek moyang

Strategi Distribusi

– SMS, WA, FB, Youtube
– Website
– Streaming (untuk laporan/kesaksian langsung)

Target Pengguna / Penerima Manfaat

Mahasiswa di 10 kampus dan pelajar di 5 sekolah di kalimantan dan sulawesi

Kuantitas Output Konten

SMS massal perhari mengirim 3 content Video durasi maks 3 menit, tiap minggu menerima dan mengirim 2 video Foto, menerima dan mengirim tiap minggu 5 foto Poster online, mengirim seminggu 2 poster Teks, menerima 1 kisah menjaga alam (kisah inspiratif atau kisah masa lalu)

Indikator Sukses

– 10 komunitas peduli kerusakan alam di 10 kampus dan 5 sekolah menengah di Kalimantan dan Sulawesi.
– Masing-masing komunitas membangun jaringan/grup di medsos, terutama FB dan WA, dengan anggota bertambah 25 setiap bulan
– 10 Selfie Bumi tiap komunitas per bulan, dari orang berbeda tiap bulan
– Petisi online per 3 bulan tiap propinsi, dengan dukungan 1000

Lokasi

Jakarta Barat

Dana yang Dibutuhkan

Rp. 200 Juta

Durasi Proyek

September 2014 – September 2015