146 - e-ISME (Indonesia Small Medium Enterprise)

Nama Inisiator

Tengku Irham Kelana

Organisasi

NA

Deskripsi Proyek

Pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada masyarakat, seharusnya berakar dari kemampuan sumberdaya nasional dengan partisipasi masyarakat luas yang dilakukan oleh Usaha Kecil Menengah (Small Medium Enterprise – SME). Pada saat ini potret struktur dunia usaha nasional adalah lebar di bawah dan tipis di atasnya. Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) tahun 2012, menunjukkan bahwa jumlah pelaku usaha sebesar 56,5 juta unit dengan sebaran Usaha Mikro 98,79%, Usaha Kecil 1,11%, Usaha Menengah 0,09%, dan Usaha Besar hanya 0,01%. Dari sisi sumbangan terhadap PDB: Usaha Mikro 29,74%, Usaha Kecil 10,46%, Usaha Menengah 14,53%, dan Usaha Besar 45,27%. Hal ini terjadi disebabkan oleh 3 hal mendasar yang dihadapi oleh SME Indonesia, yaitu: Akses Permodalan, Akses Teknologi, Akses Pasar. Untuk meretas akses teknologi dan pasar, penggunaan e-commerce SME adalah solusi, termasuk dalam merespon diberlakukannya AEC 2015 (ASEAN Economic Community). Sebagai pasar terbesar di ASEAN, ini menjadi ancaman pun peluang bagi Indonesia. e-ISME adalah bentuk komunikasi dan informasi antar sentra bahan baku dengan sentra produksi untuk masuk ke dalam sistem pemasaran online. Dua sentra ini dibangun dalam satu aplikasi ber-platform Android atau Blackberry. Sebagai pilot project akan dilakukan di 5 wilayah: Sentra Tenun Songket Batubara (Sumut), Sentra Rajut Binong Jati (Jabar), Pasar Komoditas Tanah Tinggi (Banten), Sentra Batu Martapura (Kalsel), Sentra Tenun Sengkang (SulSel).

Tipe Konten

1. Informasi Komoditi ; Jenis Barang, Harga, Kapasitas produksi, Produsen, Pembayaran

2. Proses Bisnis ; Pengalaman Konsumen (room chatt), Real Time, Non Real Time, Networking, Persamaan Partisipatif.

3. Pusat Layanan ; Layanan Produsen (memberikan kemampuan pengguna/produsen menciptakan paket komoditinya sendiri), Layanan Konsumen (otomasi peralatan/tools dan self service siystem), Layanan Pembayaran (pilihan pembayaran sendiri)

Masalah yang Diangkat

Secara umum, seringkali antar produsen bahan baku dengan usaha produksi olahan tidak terjalin komunikasi dan sulit mendapatkan informasi tepat sasaran. Dampaknya tidak main-main : produksi berbiaya tinggi yang berakibat pada daya saing, informasi daya serap pasar tidak pernah ada, dan produksi menjadi tidak stabil. Maka itu diperlukan suatu mekanisme informasi dan komunikasi antar sentra yang dapat di akses dengan mudah, kapanpun dan dimanapun, termasuk melayani transaksi pembayaran yang menggunakan salahsatu produk perbankan milik pemerintah Indonesia. Informasi dimaksud berupa jenis, harga, dan kapasitas atau jumlah barang/komoditi yang tersedia setiap hari secara real time antar sentra.

Solusi

1. Memperoleh informasi berupa jenis, harga, jumlah atau kapasitas/jumlah produksi barang/komoditi di 5 (lima) sentra Pilot Project, melalui jaringan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) atau Business Developing Service Provider (BDS-P) di 5 (lima) wilayah Pilot Project.
2. Merancang aplikasi seluler e-ISME yang dapat diakses oleh produsen, pemasok dan konsumen untuk memperoleh informasi produk bahan baku, produk olahan, produk jadi yang berkualitas dan tepat sasaran.
3.Melakukan sosialisasi aplikasi pembangunan aplikasi e-ISME di 5 (lima) sentra wilayah Pilot Project.

Strategi Distribusi

1. Online;
– Jalur sosial media : facebook, twitter, google+, instagram, path, dll.
– Mailing list
– Rilis melalui email ke komunitas-komunitas terkait
– Jaringan BBM, Whatsapp, Line.
2. Offline;
– Melakukan sosialisasi melalui diskusi di sentra-sentra yang menjadi Pilot Project e-ISME

Target Pengguna / Penerima Manfaat

100 pengrajin dan pedagang tenun Songket Batubara, 100 pengrajin dan pedagang kain rajut Binong Jati, 100 pedagang dan pemasok komoditi Sembako Paskomnas Tanah Tinggi, 100 pengrajin dan pedagang asesoris batu Martapura, 100 pengrajin dan pedagang tenun Sengkang. 1000 pelaku usaha yang bergerak di bidang industri garment, konveksi, fashion yang berbasis kain dan asesoris, pengusaha industri rumah makan, hotel dan restoran, makanan olahan berbasis komoditi sembako, termasuk masyarakat umum, pedagang, pemasok, perbankan, dan wisatawan di 5 wilayah target.

Kuantitas Output Konten

100 jenis produk/barang/komoditi unggulan per minggu

Indikator Sukses

Pengguna aplikasi e-ISME meningkat setiap bulan minimum 100 SME per bulan
Penerima manfaat aplikasi e-ISME meningkat setiap bulan minimum 1000 orang per bulan

Lokasi

Parung-Bogor, Jawa Barat

Dana yang Dibutuhkan

Rp. 500 Juta

Durasi Proyek

6 Bulan