f-028 - Pengenalan Literasi dan Pelatihan Menulis

Nama Inisiator

Alfrida V.P. Yamanop

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

20 Tahun

Contoh Karya

f-028-karya-alfrida.jpeg

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

Proyek Pengenalan Literasi dan Pelatihan Menulis ini ditunjukan bagi para pelajar SLTP, SMU dan SMK di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura Provinsi Papua. Kegiatan ini terdiri dari pengelana dunia literasi, motivasi membaca dan pelatihan menulis. Kegiatan akan dilaksanakan di beberapa sekolah yang telah ditentukan dan berlangsung selama 8(delapan) bulan terhitung dari bulan Mei- Desember 2018. Tempat kegiatan berada di dua wilayah pemerintah Provinsi Papua yaitu Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura.

Latar Belakang Proyek

Saya adalah seorang penulis dan pengajar. Saya mulai tertarik menulis puisi sejak tahun 1992 dan telah menerbitkan dua buku kategori fiksi secara mandiri yaitu Kumpulan Puisi Seribu Mahkota Mawar(2012) dan Novel Lembayung Senja (2017) serta ikut dalam proyek dua buku antologi puisi yaitu Antologi Puisi Melawan Kekerasan Seksual (2014) dan Antologi Puisi Penulis Indonesia Timus, Isis dan musim-musim(2014). Novel Lembayung Senja merupakan novel pertama saya. Novel ini berlatar belakang Papua dan bercerita tentang kisah kehidupan kampus, cinta dan persahabatan dari seorang perempuan Papua bernama Maria. Saya berharap dapat memperkenalkan karya saya dan memberikan motivasi kepada generasi muda Papua untuk membaca dan menulis. Hal ini perlu dilakukan karena Papua masih kekurangan penulis baik itu fiksi dan non fiksi. Bahkan penulis Novel Perempuan Papua dapat dihitung dengan jari. Maka menurut saya, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda di Papua adalah dengan memberikan motvasi, pengenalan serta pelatihan tentang pentingnya literasi secara dini pada pelajar. Sebagai seorang pengajar di Universitas Cendrawasih, saya masih menemukan di palangan bahwa banyak mahasiswa yang memiliki kekurangan dalam membaca, menulis dan berbicara. Budaya membaca dan menulis di Papua menang sangat rendah. Papua bahkan masuk dalamd aftar wilayah di Indonesia dengan tingkat buta huruf paling tinggi. Papua lebih mengenal budaya lisan dalam mempertahankan beberapa karifan lokal dan budaya yang dimiliki kepada genrasi berikutnya daripada budaya tulis. Padahal kita mengetahui bahwa bahasa lisan sangat mudah hilang jejaknya. Salah satunya kekurangannya adalah apa yang dikatakan oleh penutur pertama kepada pendengar pertama belum tentu akan disampaikan kembali dengan baik oleh pendengar pertama tersebut kepada pendengar selanjutnya/generasi selanjutnya. Ini karena adanya pemahaman yang berbeda serta pengaruh perubahan sosial dan teknologi. Untuk itu anak-anak dan pelajar di Papua harus mempunya kemampuan literasi yang baik untuk memahami dan mendokumentasikan budayanya sendiri serta untuk bertahan dari gempuran pengaruh dunia luard dan kemajuan teknologgi. Maka menurut saya, salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda di Papua adalah dengan memberikan motivasi, pengenalan serta pelatihan tentang pentingnya literasi bagi kemajuan pembangunan sumber daya manusia baik di tingkat daerah maupun nasional.

Masalah yang Diangkat

Indikator Sukses

Ada tiga indikator sukses yang diharapkan dari proyek ini. a. Peningkatan pemahaman pelajar tentang literasi. b. Buku (hasil tulisan saat pelatihan berupa karya fiksi dan nonfiksi dari semua pelajar akan dikumpulkan dan seleksi untuk selanjutnya dijadikan buku (fiksi/hardcopy dan elektronik/e-book). c. Video (kegiatan selama pelaksanaan sebagai sumber motivasi gemar membaca dan menulis)

Dana yang Dibutuhkan

Rp.285 Juta

Durasi Proyek

8 bulan