Nama Inisiator
Lintang Rembulan
Bidang Seni
lainnya
Pengalaman
5 tahun
Contoh Karya
LINTANG REMBULAN PORTOFOLIO.pdfKategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
Proyek ini bertujuan untuk menginisasi, mengembangkan dan menjejaringkan komunitas-komunitas ‘sadar fashion’ di Yogjakarta sebagai bentuk alternatif dari praktik industri fashion arus utama. Keluaran dari proyek ini adalah terbentuknya kelompok independen artisan material alternatif dan kelompok pengguna/pengolah material alternatif. Kerjasama kedua kelompok ini diharapkan dapat menciptakan skena fashion alternatif di Yogjakarta yang memberikan ruang emansipasi pada perempuan (dalam produksi pengetahuan dan praktik fashion) dan juga ramah terhadap lingkungan. Proyek ini berbasis riset aksi (learning by doing) dimana partisipasi dan kolaborasi tiap subjek/kelompok merupakan karakteristik dan syarat utama. Tahapan kegiatannya adalah sbb: Eksplorasi material, yang terdiri dari penelusuran material alternatif. Kegiatannya antara lain: riset produsen tenun skala kecil di Yogyakarta dan sekitarnya, mengumpulkan material sisa dari komunitas desainer dan penjahit lokal. Olah desain, yang terdiri dari kegiatan: workshop pengenalan dan olah material (pewarnaan alami), workshop desain, membuat pola dan menjahit untuk produk pakaian dan tas Distribusi mandiri dari produk-produk co-studio melalui skena fashion independen seperti zine, pameran, lapak keliling dan pasar virtual.
Latar Belakang Proyek
Proyek ini didasarkan pada keprihatinan kami terkait praktik industri fashion skala besar yang mengeksploitasi dan meng-obyektifikasi perempuan (baik sebagai buruh murah maupun konsumen pasif) dan pengrusakan lingkungan. Makna fashion dalam konteks industri besar juga mengalami pemiskinan, yakni dari “membuat” (‘factio’) menjadi sekedar ‘tren berpakaian’. Daya produksi dan kreasi subyek dimatikan dengan cara mengondisikan subyek hanya sebagai tren yang ahistoris terhadap proses pembuatan produk fashion tersebut. Dalam industri fashion monopoli material/kain juga terjadi karena para pemodal tersebut juga biasanya menguasai rantai produksi hingga distribusi material/kain hingga ke tingkat pengecer. Dalam rantai ekonomi semacam ini buruh penghasil material/kain (yang kebanyakan perempuan) biasanya mendapatkan bagian terkecil dari apa yang telah ia hasilkan. Oleh karenanya kami memulai dari skala kecil, yakni mendorong kerjasama kelompok artisan independen di Yogjakarta sebagai kelompok penyedia material bagi komunitas urban yang akan mengujicobakan studio slow fashion. Kerjasama dengan kelompok ini diharapkan bisa mendorong lahirnya kelompok artisan kain independen di tingkat yang lebih luas. Imajinasi pegiat slow fashion ini lahir dari kenyataan bahwa ide dan praktik slow fashion sedang berjalan di tengah aktivitas komunitas di Yogjakarta. Hanya inisiatif ini masih banyak kelemahan, terutama dalam hal akses bahan material, terbatasnya ruang pertukaran produk hingga hal teknis seputar olah desain.
Masalah yang Diangkat
Bagaimana menciptakan ruang otonomi--khususnya bagi perempuan--dalam dunia fashion baik dalam hal produksi dan distribusi pengetahuan, wacana, praktik dan produk fashion sebagai alternatif dari hegemoni industri fashion arus utama?
Indikator Sukses
Lahirnya minimal satu komunitas slow fashion di Jogjakarta yang terdiri dari komunitas artisan material/kain dan komunitas pengguna/pengolah material untuk dijadikan produk yang dipakai sendiri maupun dipertukarkan; tersedianya media yang efektif dan berkelanjutan untuk menyebarluaskan gagasan dan praktik slow-fashion (virtual maupun non-virtual) ke publik yang lebih luas.
Dana yang Dibutuhkan
Rp.276 Juta
Durasi Proyek
9 bulan