905 - Mencari Darah Dayak

Nama Inisiator

Eka Nickmatul Huda

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

13 tahun

Contoh Karya

Dayak_1984-2.jpg

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

Penelusuran silsilah atau budaya Dayak, Kalimantan Barat melalui sudut pandang tujuh anak muda Dayak dengan berbagai latar belakang. Proyek dokumenter ini menggunakan pendekatan multimedia yang komprehensif dengan output photo story, video wawancara dan tulisan yang akan dijadikan buku berisi ceita perjalanan ketujuh anak muda tersebut menelusuri budaya Dayak di dalam keluarganya. Proyek ini penting dilakukan saat ini, sebagai bentuk pengarsipan tentang budaya Dayak yang under exposed, dan seringkali justru lekat dengan stigma sosial negatif, yang lebih bernuansa mistis.

Latar Belakang Proyek

Tidak banyak kaum muda keturunan suku Dayak Kalimantan Barat yang memahami kebudayaan asli leluhurnya. Hal ini lantaran suku Dayak hanya mengenal tradisi lisan. Adat istiadat serta budaya diturunkan lewat tutur para sesepuh. Pengaruh budaya modern pun menyebabkan tidak seluruh informasi di serap oleh generasi penerusnya. Maka, tak jarang terdapat jarak atau informasi yang tidak lengkap ditangkap oleh generasi saat ini. Tak hanya itu, perubahan keyakinan pun menyebabkan seseorang bisa jadi tidak lagi dianggap menjadi bagian dari suku. Walau sejatinya suku Dayak mempunyai aliran kepercayaan sendiri. Dayak yang memilih menjadi muslim, mengalami banyak batasan karena tidak dapat menjalani ritual adatnya. Sedangkan yang memilih menjadi nasrani, relatif lebih fleksibel untuk menjalani ritual adat. Masyarakat awam pun selalu mengidentikkan suku Dayak dengan hal-hal yang mistis. Seorang teman, yang tinggal di rumah betang di Kabupaten Ketapang mengisahkan banyak temannya yang berpikir dia menguasai ilmu guna-guna. Kondisi ini kadang membuatnya aman karena ditakuti. Kebanyakan membuat miris. Sejatinya, suku Dayak sangat menjunjung tinggi kehidupan selaras dengan alam. Semua kegiatan jika dilakukan sesuai aturan adat mempunyai filosofi keharmonisan. Nilai-nilai yang sesungguhnya dapat diaplikasikan oleh semua keyakinan dan suku apapun.

Masalah yang Diangkat

Temuan masalah yang menjadi latar belakang tersebut menjadi penting untuk melihat apa artinya menjadi seorang anak muda Dayak. Kami akan memilih tujuh orang subyek, yang berdasarkan riset awal, terdiri dari mahasiswa, aktivis perempuan, penenun, penggiat tato tradisional Dayak, aktivis lingkungan, budayawan dayak dan perempuan petani. Ketujuh subyek tersebut akan diikuti perjalanannya menelusuri silsilah masing-masing, sehingga didapatkan pengalaman melalui orang pertama. Seperti kedua orang tua mereka, maupun kakek nenek bahkan buyut mereka yang masih 100 persen suku Dayak, dan belum ‘tercampur’ Melayu maupun Cina. Rentang usia ketujuh subyek tersebut adalah 20-35 tahun, yang kami anggap sebagai usia yang rentan mengalami krisis identitas, meliputi perempuan dan laki-laki dengan latar belakang yang beragam. Jumlah tujuh subyek dipilih karena angka itu bagi salah satu sub suku Dayak, diyakini sebagai angka Jubata, yang terkait dengan setiap kegiatan adat. Setiap subyek akan diikuti selama 2-5 hari untuk menelusuri sendiri silsilahnya. Mendengarkan cerita kehidupan suku Dayak dahulu dan membiarkan dia membandingkan dengan kondisi sekarang. Ini bertujuan agar audience yang merupakan masyarakat awam, dapat memahami apa yang terjadi pada komunitas Dayak, pergeseran sosial yang terjadi, atau perubahan kondisi alam yang merubah kondisi keseharian mereka

Indikator Sukses

Hasil cipta karya Mencari Darah Dayak terlaksana dengan baik melalui media: (1) video sit on – interview, (2) pameran foto yang digelar di kampung-kampung subyek berasal, (3) buku foto dan narasi, (4) Seminar Anak Dayak untuk pengenalan budaya Dayak di Pontianak. Khusus Seminar Anak Dayak, akan juga menampilkan karya seni rupa ataupun kriya asli dari suku Dayak, seperti kain tenun. Demo terkait budaya musik, tari dan tatoo artist, juga akan dihadirkan sehingga pengunjung seakan bisa ikut mengalami pengalaman perjalanan yang telah dilakukan subyek dan ikut ambil bagian di dalamnya. Adapun teknisnya nanti, setiap subyek akan didokumentasikan dalam bentuk photo story yang berisikan ‘perjalanan’ si subyek dalam penelusuran silsilah dan tempat dimana nenek moyang mereka berasal, orangtua atau kakek nenek mereka berasal. Setelah itu, subyek akan diwawancara dalam bentuk video untuk menceritakan kembali apa yang mereka temukan dalam perjalanan pencarian mereka. Dalam wawancara itu diharapkan telah terbangun ”romantisme” dengan kebudayaan Dayang yang tidak ada sebelum mereka melakukan pencarian.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.471 Juta

Durasi Proyek

9 bulan