886 - Perempuan dan Industri Tenun

Nama Inisiator

Risna Novianti Amalia

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan riset yang mengkaji perempuan dan industri tenun dengan melakukan riset lapang di dua desa Nusa Tenggara Timur. Riset ini berfokus pada Kelompok Penenun Paluanda Lama Hamu, Desa Lambanapu dan Kelompok Penenun Watubo, Desa Watublapi. Riset dimulai dengan study literature berupa laporan-laporan penelitian, dokumen pemerintah. Setelah itu persiapan untuk studi lapangan meliputi, perizinan riset, menghubungi stakeholder sebagai pintu masuk dalam berinteraksi dengan masyarakat desa, dan survei lapang sebagai tahap perkenalan awal peneliti dengan masyarakat. Tahap persiapan akan dilakukan sekitar 2 minggu setelah itu, riset lapang dilakukan di kedua desa tersebut dengan jangka waktu 2,5 bulan. Riset lapang dilakukan dengan metode kualitatif yaitu etnografi. Etnografi dilakukan oleh peneliti dengan live in bersama masyarakat selama 2,5 bulan dan mengikuti keseharian kelompok penenun di dua desa tersebut. Riset ini juga menggunakan pendekatan multisited ethnography yaitu kerja etnografi yang dilakukan dalam beberapa beberapa lokasi situs. Penentuan lokasi-lokasi situs berdasarkan dari konsep Follow The Thing yaitu dalam hal ini adalah kain tenun yang dihasilkan oleh dua kelompok penenun di masing-masing desa. Setelah riset lapang selesai, maka proses selanjutnya yaitu analisis data dan laporan naratif. Selain itu, hasil dari kajian ini akan dituliskan dalam bentuk artikel jurnal dan buku.

Latar Belakang Proyek

Tenun bukan hanya sehelai kain biasa, bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur tenun merupakan salah satu identitas budaya mereka. Tenun dipakai pada upacara-upacara adat tertentu, selain itu pada zaman dahulu status sosial tertentu menentukan pemakain kain tenun tertentu. Saat ini, tenun masih digunakan untuk upacara-upacara adat tertentu tetapi status sosial tidak lagi terlalu berpengaruh dalam pemakain kain tenun tertentu. Kain tenun saat ini dapat dipakai oleh siapa saja tanpa status sosial tertentu, dapat dibeli dimana saja, dan jumlahnya banyak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kain tenun sudah memasuki dunia industri! Tenun identik dengan perempuan. Sebagian besar pengerjaan tenun dilakukan oleh perempuan di rumahnya. Sebagian besar perempuan-perempuan penenun mempelajari pola-pola tenun, cara menenun, dan lain-lain melalui pewarisan turun-temurun dalam keluarganya. Masuknya kain tenun dalam dunia industri yang mengindikasikan produksi tenun yang massal seharusnya dapat berkontribusi pada kesejahteraan perempuan-perempuan penenun. Tetapi, apakah dalam kenyataannya industri kain tenun itu sendiri yang dibuat oleh tangan-tangan perempuan, benar-benar berkontribusi dalam kesejahteraan perempuan?

Masalah yang Diangkat

Saat ini kain tenun banyak diminati oleh berbagai kalangan, bahkan sudah diekspor ke beberapa Negara. Permintaan pasar atas kain tenun menjadi meningkat yang berdampak pada meningkatnya produksi kain tenun. Tidak berhenti sampai disitu, beberapa pameran kain tenun dilakukan untuk menunjukan kekayaan tenun di Indonesia dan sebagai ajang jual beli kain tenun. Kain-kain tenun tersebut sebagain besar diproduksi oleh perempuan. Dengan meningkatnya produksi kain tenun, seharusnya dapat berkontribusi pada kesejahteraan perempuan-perempuan penenun. Tetapi, apakah hal tersebut benar-benar terjadi? bagaimana produksi tenun dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan? Ataukah dalam produksi tenun itu sendiri perempuan tetap terjebak dalam domestikasi yaitu dalam hal ini bekerja hanya sebagai pembuat kain tenun? bagaimana pembagian peran antara perempuan dan laki-laki dalam kelompok penenun di dua desa? Bagaimana keputusan-keputusan mengenai jumlah produksi tenun, harga, dan pasar ditentukan di dalam kelompok penenun di dua desa?

Indikator Sukses

Riset ini memiliki beberapa indikator keberhasilan: - Peneliti mendapatkan data yang dapat menjawab pertanyaan penelitian, hal ini dapat dibuktikan dengan rekam jejak peneliti saat melakukan penelitian yaitu catatan lapangan, rekaman suara wawancara, catatan hasil FGD (Focus Group Discussion). - Peneliti dapat memetakan lokasi-lokasi situs melalui pendekatan Follow The Thing yaitu pemetaan barang (kain tenun) dari mulai proses produksi, distribusi, sampai dengan ke tangan konsumen. - Hasil analisis riset yang dituliskan dalam bentuk artikel jurnal dapat diterbitkan di Jurnal Nasional - Hasil analisis riset dapat dituliskan dalam sebuah buku - Pengetahuan yang didapatkan melalui hasil riset dapat menjadi pengetahuan yang dapat terus dipertukarkan dalam bentuk diskusi, bedah buku, dan lain-lain

Dana yang Dibutuhkan

Rp.351 Juta

Durasi Proyek

9 bulan