875 - Pameran Tafsir Rupa dan Gerak "Bukan Perawan Maria"

Nama Inisiator

Feby Indirani

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

12 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Kumpulan Cerpen BUKAN PERAWAN MARIA saya rancang sebagai bagian gerakan Relaksasi Beragama (Relax, It’s Just Religion) yang terdiri dari tiga aspek: sastra/literasi, seni, dan pelatihan. Pameran tafsir rupa dan gerak BUKAN PERAWAN MARIA adalah wahana kolaborasi seni yang mengajak para perempuan seniman dan perempuan pekerja kreatif lokal untuk menanggapi secara artistik isu Relaksasi Beragama dalam cerpen-cerpen tersebut. Proses pembuatan karya dan pameran bersifat organik, partisipatif/terlibat, tidak satu arah. Dalam proses seni terlibat ini, baik penulis sebagai pelempar gagasan, para seniman, kurator, tim produksi, dan khalayak saling menfasilitasi. Proyek akan dilaksanakan di Bandung dan Mataram.

Latar Belakang Proyek

Sebagai perempuan yang tumbuh dalam akar budaya Islam, saya merasa bahwa agama adalah bagian amat penting dalam keseharian masyarakat di Indonesia. Tapi, keseharian yang dulu hangat, penuh tepa selira, harmonis, tak lagi mampu bertahan selama beberapa tahun belakangan. Antara 2015-2016, terjadi konflik SARA di Indonesia sebanyak 1.568 kejadian (Kompas, 16 Maret 2017). Dalam situasi seperti ini, sastra dan seni sebetulnya dapat berperan untuk menjadi penengah, menyejukkan hati yang panas, dan melembutkan perbedaan yang tajam. Sastra dan seni berpeluang mengajak semua orang untuk melihat masalah dari sudut pandang berbeda, berempati kepada pihak lain, dan menertawakan diri sendiri. Pameran Tafsir Rupa BUKAN PERAWAN MARIA yang pertama dilaksanakan pada 15-25 Juli 2017 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, didukung beberapa komunitas dan individu seperti Inayah Wahid (aktor, aktivis Gus Durian) hingga Menteri Agama RI Lukman Hakim. Ada sejumlah permintaan dan saran untuk melakukan lagi proses dan pameran ini di kota-kota lain. Bandung dan Mataram (Lombok) saya pilih karena (1) ada komunitas perempuan penggerak literasi dan seni yang aktif di kedua kota itu, dan (2) kedua kota itu berada di propinsi yang sedang sangat dinamis dalam isu-isu keberagamaan, selama setidaknya lima tahun belakangan.

Masalah yang Diangkat

1. Bagaimana mengubah energi keberagamaan dalam masyarakat dari penuh ketegangan dan konflik menjadi sebuah energi positif dan merekatkan masyarakat dalam kehidupan bersama yang menggembirakan? Bagaimana seni dan literasi di sebuah daerah bisa menjadi wahana untuk membangun kebersamaan yang menggembirakan? 2. Bagaimana memberikan perempuan seniman/pekerja kreatif di tingkat lokal ruang yang lebih leluasa, untuk merespon persoalan sosial kemasyarakatan yang antara lain ditimbulkan interpretasi ajaran agama dan budaya yang patriarkis?

Indikator Sukses

Kehadiran dan partisipasi komunitas lokal, khususnya di bidang seni dan literasi, dalam persiapan, selama pameran, dan sesudahnya lewat sirkulasi gagasan Relaksasi Beragama yang mencerminkan keberlanjutan gerakan/kampanye. Pameran diperlakukan sebagai pintu masuk kepada gagasan dan gerakan, yang berlanjut dalam berbagai bentuk kegiatan seni, literasi, maupun pelatihan dalam semangat Relaksasi Beragama yang menanamkan nilai-nilai (1) Agama hanyalah jalan, bukan tujuan, (2) Hakikat Manusia adalah kesamaan, dan (3) Mengutamakan welas asih daripada menjadi benar.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.408 Juta

Durasi Proyek

4 bulan