852 - Road Show Seni Pertunjukan: “Kami Ada-Kami Bisa Berkarya”

Nama Inisiator

Linda Elida

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

Sejak 2012 melakukan penampingan dan pemberdayaan serta mendukung kelompok dampingan menyuarakan persoalannya melalui pertunjukan seni dan kreatifitas.

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Proyek ini akan melakukan Road Show pertunjukan seni di Sumatera Utara dengan tema “Kami Ada, Kami Bisa dan Kami Berkarya. Road Show ini bertujuan menyuarakan keberadaan kelompok perempuan ekonomi lemah dalam bentuk seni pertunjukan. Kelompok ini merupakan kelompok dampingan yang telah didampingi mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (Fisip USU) seperti Komunitas Pedagang Jamu, Komunitas Pengusaha kecil, Kelompok Pengrajin Keset Kaki, Kelompok Nelayan, Komunitas Transgender serta Komunitas Perempuan Difabel. Proyek ini dimulai dengan pendampingan untuk penyamaan visi antar komunitas marjinal, yang meliputi para kaum perempuan ekonomi lemah yang tersebar di berberapa wilayah di Sumatera Utara, seperti di Kelurahan Sei Mati kota Medan, Kota Binjai, Desa Bagan Percut dan Desa Nagalawan Kabupaten Deli Serdang, Bukit Lawang dan lain-lain. Pendampingan kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan dalam bentuk seni musik, tari, drama dan maupun kriya, yang nantinya akan ditampilkan dalam sebuah pertunjukan yang akan disosialisasikan dalam sebuah road show di beberapa kota di Sumatera Utara. Dari pelaksanaan Road Show dan Ekspose di berbagai even pertunjukan diharapkan muncul kepedulian, kesadaran dan dukungan pada mereka untuk terus berusaha mengembangkan diri dan keluar dari keterpurukan mereka secara sosial dan ekonomi.

Latar Belakang Proyek

Marjinalisasi menjadi peristiwa yang jamak di dalam proses pembangunan di Indonesia yang mengedepankan pertumbuhan ekonomi, pemihakan pada pemilik modal dan tipikal lainnya dari aktivitas pembangunan bercirikan neoliberalisme. Marjinalisasi ekonomi dan secara khusus marginalisasi dalam banyak hal pada kelompok sosial yang berjenis kelamin perempuan. Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara telah memberi perhatian yang cukup adil pada isu isu yang berkelindan antara tema tema marginalisasi dan perempuan. Selain itu kompetensi lulusan Sosiologi diasah sedemian rupa untuk memiliki penguasaan pada bidang pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Serta berbagai aktivitas akademik yang bersifat institusional maupun individual dalam format kajian kajian hingga pemberdayaan. Bahwa penghargaan atas hak-hak universal dan penghargaan pada keragaman serta pengakuan dan kepedulian pada pihak yang dipinggirkan membawa Departemen Sosiologi Fisip USU merancang rencana proyek ini. Tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun pandangan yang berimbang dalam ruang sosial, bahwa semua unsur ataupun elemen masyarakat mempunyai hak yang sama di ruang publik. Hal ini sejalan dengan nilai nilai universal tentang hak hak perempuan dan kelompok marginal. Selain itu memberi warna pada ruang sosial tentang kemampuan para perempuan yang dimarginalkan pada seni pertunjukan. Dari situ diharapkan muncul sebuah kesadaran bersama untuk berbagi hidup dan kehidupan dalam ruang sosial.

Masalah yang Diangkat

Pengalaman mendampingi dalam pertunjukan : 1. Pentas Seni pada peringatan hari Sumpah Pemuda di Bukit Lawang 2. Pentas Seni pada peringatan HUT RI di Bagan Percut 3. Pentas Seni pada Peringatan Hari Lahir GOPTK di Binjai 4. Pentas Seni pada Peringatan Hari Lahir Komunitas di Medan 5. Pentas Seni Difabel Dalam Pelatihan Motivasi Kewirausahaan untuk Tunanetra di Tebing Tinggi 6. Pentas Seni pada Wisuda Taman Kanak Kanak Tema Tema Yang diajukan untuk pertunjukan : 1. Anak Miskin Apa Mesti Turun Ke Jalanan (anak) 2. Ayah Ibu berilah Kasih Sayangmu, tolong Jangan kalian pekerjakan aku (anak) 3. Negara mana tanggungjawabu, mengapa kami mesti turun ke jalan (anak) 4. Kami senang tinggal di desa (komunitas petani dan nelayan) 5. Perih di hati, Perih di kaki, perih di jantung menghadapi lahan kerang yang terbatas (nelayan perempuan) 6. Mengapa cinta kasihmu memudar, kau gantikan dengan kekerasan (Perempuan korban KDRT) 7. Kami meraba tapi kami bahagia, hanya saja apakah kalian bahagia juga melihat kami (Tunanetra) 8. Kami juga bisa, beri kami kesempatan (HDWI) 9. Kami dikejar, dipukuli, ditendang, diremas dan ditertawai (Waria) 10. Jamu kami tolong diminum bukan dicurigai (Ibu Jamu Gendong)

Indikator Sukses

1. Terserlenggaranya pelatihan yang berkelanjutan hingga dapat menyajikan dalam tampilan yang bernilai estetika dan etika 2. Terselenggaranya pertunjukan seni di beberapa kota besar di Sumatera Utara

Dana yang Dibutuhkan

Rp.225 Juta

Durasi Proyek

8 bulan