765 - Canting For Life - 9 Peri Songgo langit

Nama Inisiator

atikawati

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

2,5 tahun

Contoh Karya

IMG-20180313-WA0021.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Canting For Life (CFL) merupakan Program pemberdayaan perempuan melalui pelatihan batik. CFL sampai saat ini telah memiliki dua kluster pemberdayaan yang terdapat di wilayah Selopamioro dan dihutan dongeng seribubatu Songgolangit. Pada project ini mengerucut pada kawasan kedua, yakni hutan Seribu batu Songgolangit. Program ini diperuntukkan para bagi para ibu-ibu dan remaja putri pengelola kawasan hutan wisata beserta ibu-ibu kawasan sekitar. Sejalan dengan misi hutan Seribu batu Songgolangit sebagai hutan dongeng, maka project yang akan kami ajukan adalah membangun kawasan sebagai hutan dongeng melalui produk kriya batik dalam wujud boneka 9 peri. Delapan peri kami angkat dari konsep Hastabrata dan satu peri yang kami angkat dari nama puncak hutan ini, yakni Songgo Langit. Boneka kami rancang dengan konteks keIndonesiaan dengan menggunakan kebaya dan kain batik. Untuk mengangkat produk supaya dapat diterima oleh anak-anak Indonesia, tentu harus dikolaborasikan dengan pementasan. Cerita 9 Peri Songgolangit dikemas cerita nya oleh penulis naskah, di deskripsikan dalam bentuk visual oleh animator dikolaborasikan dengan musisi dan acting coach untuk di pentaskan dalam bentuk dongeng dan drama musikal. Anak-anak dari lintas generasi yang berbeda akan memainkan perannya dipanggung dongeng kawasan hutan wisata sementara ibu-ibu mereka berlaku sebagai pembuat produk boneka yang mereka mainkan.

Latar Belakang Proyek

1. Menciptakan produk batik hasil pembelajaran dari nol menjadi produk layak jual tidaklah mudah, sementara kegiatan membatik yang kami lakukan disela-sela kesibukan mencari nafkah dan mengurus anak dengan waktu dan modal kerja yang sangat terbatas tetapi juga harus menghasilkan untuk membantu kesejahteraan keluarga, karena bagaimanapun kaum lelaki tentu akan mempertanyakan hasil dari waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut, maka dibutuhkan produk yang bisa menghasilkan juga menciptakan kreatifitas kriya untuk mengekspesikan seni para perempuan 2.Anak-anak Indonesia saat ini tidak punya tokoh dongeng baik dalam bentuk boneka atau kartun di televisi. Tokoh boneka anak Indonesia berhenti pada serial "Si Unyil". Lepas beberapa dekade sampai saat ini, anak-anak kita tidak memiliki figur tokoh anak. Dari beras yang kita makan, susu yang kita minum bahkan tokoh anak smua Impor. yang lebih miris saya rasakan anak-anak kisaran usia TK- SD kelas 2 menjadi fasih berbahasa melayu diluar negara kita dan dibuat oleh putra-putri Indonesia. 3. Budaya "selfie" dengan tema cinta-cintaan, menggesar tema hutan dongeng. 4. Sementara bapak-ibu bekarja sebagai pengelola hutan, anak-anak mereka hanya bermain dan tiduran disekitar warung. padahal anak-anak ini mempunyai bakat berkesenian mendongeng, menari dan bermain peran/acting

Masalah yang Diangkat

Kegiatan membatik bagi ibu- ibu dikawasan ini menjadi ajang bertemu untuk membuat sebuah karya seni yang dan mendapatkan informasi yang luas baik tentang pengetahuan dimana mereka memiliki teramat sangat keterbatasan waktu dan kesempatan untuk berkreasi terlebih dibidang seni.Begitu pula dengan anak-anak sekitar hutan. Disela sela main dan mencari kayu saat orang tuanya bekarja, anak dilatih untuk dapat mendongeng, menari, menyanyi dan seni peran. Kegiatan ini meningkatkan kerjasama lintas generasi anak-anak sebagai pendongeng dikawasan hutan dan para ibu-ibu berkreasi sebagai pembuat karya. Hutan Dongeng akan lestari sebagai hutan dongeng apabila terdapat produk baik berupa barang (boneka) atau jasa berupa pementasan (Dongeng dan drama musikal). sehingga setelah program ini selesai, manfaatnya dapat terus dirasakan tidak hanya oleh anak-anak dan ibu-ibu di sekitar kawasan namun oleh anak-anak dan para Ibu di Seluruh Indonesia. Ceritanya kita kemas melaui media, produknya bisa didistribusikan pada komunitas-komunitas ibu dan anak di seluruh Indonesia.

Indikator Sukses

Dikenalnya tokoh dongeng pada seluruh anak Indonesia dan meningkatnya kesejahteraan ibu-ibu kawasan hutan seribu batu-songgolangit

Dana yang Dibutuhkan

Rp.190 Juta

Durasi Proyek

9 bulan