718 - Diplomasi Seni Perempuan Indonesia di Panggung Dunia

Nama Inisiator

Sekar Sari

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

10 tahun

Contoh Karya

DANCING GENDER_Sekar Sari.pdf

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Sebuah proyek riset komprehensif tentang perempuan Indonesia yang telah menghadirkan karya-karyanya di panggung dunia. Output proyek riset ini akan dikemas dalam sebuah film dokumenter. Diplomasi seni memiliki andil yang besar terhadap terjalinnya hubungan antar negara 'state to state relation', melalui hubungan antar manusianya secara langsung 'people to people connection', dan dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menyampaikan gagasan dalam konteks masyarakat global. Riset ini akan berfokus pada sejumlah seniman perempuan dalam seni pertunjukkan yang karyanya juga menjadi medium diplomasi seni. Sejumlah nama seperti Bulan Trisna Djelantik, Melati Suryodharmo, Ria Papermoon, Ayu Laksmi, dan Peni Candrarini adalah seniman perempuan lintas generasi yang telah menggelar pentasnya keliling dunia serta berkolaborasi dengan seniman lintas negara. Proses pengkajian dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses kreatif para seniman ini berkarya dari hulu ke hilir. Hilirnya pun merupakan muara yang luas, yaitu dunia global. Bagaimana mereka merajut gagasan yang ada di sekitar mereka dan akhirnya diolah menjadi suatu isu penting yang perlu disuarakan di tataran global? Metode studi Antropologi Seni Pertunjukkan akan sangat aplikatif dalam kajian yang meliputi observasi, pengumpulan arsip, fieldwork, wawancara, dan perekaman audio visual. Film dokumenter dipilih karena akan lebih efektif untuk menyampaikan informasi dan ilmu khususnya dalam kajian praktek seni pertunjukkan.

Latar Belakang Proyek

Lahir dan besar di lingkungan seni, membuat saya merasa makin yakin bahwa seni tak sekedar bentuk atau tentang keindahan semata. Seni memiliki potensi yang luar biasa, termasuk sebagai alat diplomasi yang efektif. Hal tersebut mempengaruhi juga pilihan kuliah di Hubungan Internasional dan lanjut mendalami seni pertunjukkan di Choreomundus yang memberikan saya kesempatan untuk mempelajari lebih dalam tentang diplomasi seni. Selain itu, dari sisi praktek saya berkesempatan bergabung dalam misi kesenian Indonesia ke sejumlah negara yang membuat saya semakin sadar bahwa menampilkan Indonesia di panggung global bukan perkara yang mudah, terutama bagi seniman perempuan. Sejumlah seniman yang menjadi fokus dalam proyek riset ini adalah mereka yang telah mampu menghadirkan Indonesia di panggung dunia dengan beragam perspektif dan proses kreatif. Mereka perlu dicatat, dipelajari, dan dicermati atas segala upaya dan manfaat yang telah mereka bagi. Hal ini juga merupakan upaya untuk mendukung para seniman perempuan ini, dan semoga dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya. Semoga riset yang dikemas secara menarik melalui film dokumenter ini dapat memberikan inspirasi dan menjadi medium pembelajaran bagi seniman perempuan Indonesia secara luas, sehingga pelaku diplomasi seni perempuan nantinya tidak hanya didominasi dari Jawa dan Bali, namun juga semakin menambah keberagaman karya dari seniman perempuan di penjuru Indonesia.

Masalah yang Diangkat

1. Perempuan dan Batasan Bagi perempuan Indonesia dimana budaya patriarki masih dominan, jangankan bepergian ke luar negeri, bepergian ke luar rumah saja terkadang harus melewati pintu birokrasi domestik yang sulit ditembus. Anak, keluarga, senioritas sering menjadi batasan seniman perempuan untuk berkarya luas. Bagaimana para seniman perempuan ini melampaui batasan-batasan tersebut? 2. Perempuan dan Instrumen Artikulasi Gagasan Gerak, alur cerita, properti, tubuh serta suara adalah sejumlah elemen yang digunakan oleh para seniman perempuan ini untuk berkarya. Bagaimana proses kreatif mereka? Termasuk apakah ada isu mengenai perempuan yang mereka angkat? Bagaimana konsep lokal dan global diolah dengan sejumlah elemen tersebut? 3. Perempuan dan Wawasan Para seniman perempuan yang telah melakukan praktek diplomasi seni ini adalah mereka yang mau belajar. Mereka mampu berkomunikasi dengan bahasa asing, mau belajar mengenai teknis pementasan dan birokrasi, terbuka atas perubahan, serta kritis terhadap isu-isu lokal maupun global. Bagaimana mereka dapat mengakses wawasan tersebut? 4. Perempuan dan Lapisan Tantangan Nama seniman laki-laki pelaku diplomasi seni lebih santer terdengar. Misal ketika pemerintah menyusun sebuah misi kesenian, laki-laki sering dijadikan pemimpin rombongan. Laki-laki dianggap lebih bisa memimpin dan menjaga sebuah tim. Bagaimana ketika para seniman perempuan ini mampu hadir di panggung internasional? Bagaimana strategi mereka?

Indikator Sukses

Proyek riset ini dinyatakan berhasil ketika sebuah film dokumenter yang utuh telah rampung diproduksi. Film dokumenter ini akan mencakup sejumlah statement para seniman perempuan dari wawancara dengan mereka, klip pementasan mereka, serta proses di balik layar mereka. Arsip audio visual ini akan sangat berguna sebagai catatan perjalanan perempuan dalam praktek diplomasi seni Indonesia. Sebagai langkah awal distribusi, film ini akan diputar di sejumlah ruang dimana saya telah berjejaring. Selanjutnya film dokumenter ini akan siap untuk didistribusikan atau diputar di sejumlah ruang alternatif, festival, ataupun jangkauan yang lebih luas.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.310 Juta

Durasi Proyek

9 bulan