710 - Film Pendek “Wanita Adonara Bercerita”

Nama Inisiator

Fitri Wahyu Ningsih

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

5 tahun di bidang jurnalistik dan 1 tahun di bidang fotografi makro

Contoh Karya

contoh karya.docx

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Film ini akan dibuat sebagai bentuk apreasiasi atas kerja keras para wanita di Pulau Adonara, Flores Timur, NTT, khususnya di Desa Lamahala Jaya. Film akan ditayangkan pada malam budaya Lamahala pada Januari 2019. Kisah yang akan diangkat yakni rutinitas para wanita yang sangat padat, mulai dari urusan rumah tangga hingga mencari nafkah. Di Adonara, tabu jika seorang laki-laki membantu wanita mengurus rumah. Bahkan sekadar ikut menggendong bayi mereka yang sedang menangis pun tidak boleh, walaupun saat itu ibunya sedang mengurusi hal lain. Laki-laki hanya mencari nafkah. Misalnya jika ia seorang nelayan, maka ia hanya bertugas mencari ikan. Setelah itu, menjajakan keliling kampung masih menjadi tanggung jawab wanita. Jika laki-laki tidak bekerja, maka dia hanya duduk sambil merokok sementara wanita sibuk mengurus anak sekaligus mencari nafkah. Menurut saya, peran wanita di Adonara sangat berat mengingat jumlah anak mereka yang bisa mencapai 12 orang. Semua usaha mereka lakoni, termasuk jasa menenun yang hanya dihargai Rp15 ribu per lembar kain tenunnya. Meskipun demikian, tidak jarang anak-anak mereka sukses mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi dan memperoleh pekerjaan yang lebih baik.

Latar Belakang Proyek

Proyek pembuatan film pendek ini diajukan sebagai salah satu upaya saya untuk menyelesaikan tugas sebagai relawan Tatar Nusantara dari Sekolah Relawan di Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur, Flores Timur, NTT. Selama dua bulan saya di sini, saya melihat para ibu yang bekerja sangat banyak. Saya sangat bangga dengan mereka dan ingin menampilkan mereka sebagai figur inspiratif. Selain sebagai bentuk apresiasi kepada para ibu dan seluruh wanita Adonara, saya berharap bahwa film ini dapat memberikan pandangan baru mengenai peran ayah dan ibu dalam pendidikan keluarga. Selain itu, dengan adanya proyek pembuatan film ini, saya berharap dapat memberdayakan pemuda dan pemudi di Desa Lamahala Jaya, serta mendorong mereka untuk berkreasi di banyak bidang, terutama yang mengangkat kesenian dan kebudayaan lokal. Proyek ini juga akan menambah wawasan mereka tentang perfilman. Dengan adanya film yang dikerjakan bersama ini, harapannya Malam Budaya yang sempat digagas oleh pemerintah desa dapat dilaksanakan.

Masalah yang Diangkat

Peran ayah dan ibu dalam pendidikan keluarga semestinya seimbang. Sementara di Adonara, peran pendidikan anak masih hanya menjadi urusan seorang ibu. Padahal, para ibu juga ikut bekerja mencari nafkah. Tidak jarang juga karena ibu terlalu sibuk dengan urusan perekonomian keluarga, anak-anak mereka menjadi terlantar, tumbuh menjadi anak yang melawan, dan sering berkata kasar. Anak-anak juga sering diminta membantu orang tua mereka dan sering kali rela membolos sekolah karena itu. Meskipun demikian, banyak juga anak-anak yang berhasil hingga sekolah tinggi. Selain itu, pemuda-pemudi usia 20 tahunan juga banyak yang menganggur. Mereka tidak bekerja karena tidak memiliki kemampuan yang memadai. Bahkan, sarjana-sarjana juga masih banyak yang menganggur. Pada dasarnya mereka memiliki motivasi untuk berbuat banyak untuk desa, namun belum ada kesempatan yang diberikan oleh desa. Saya ingin mengajak mereka membuat sebuah karya sehingga mereka memiliki pengalaman dan pembelajaran. Hal ini juga untuk lebih memotivasi mereka sehingga tingkat kepercayaan diri mereka semakin baik.

Indikator Sukses

Film selesai dibuat bersama-sama pemuda-pemudi Desa Lamahala dan ditayangkan dalam sebuah pertunjukan seni di Desa Lamahala Jaya pada Januari 2019.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.35 Juta

Durasi Proyek

7 bulan