652 - Nalika Indonesia: Nurture Culture, Cure Nature

Nama Inisiator

Indri Widyanti

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

IMG_20171227_161337.jpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Sebuah proyek social entrepreneur yang mempromosikan budaya tenun tradisional ramah lingkungan karya perempuan Indonesia untuk menghasilkan produk interior berkualitas dan mampu bersaing di pasar global dengan memperhatikan ethical (trade) principle: - fair work: menghormati hak-hak penenun dan mereka yang terlibat dengan memastikan mereka diperlakukan secara adil dan bermartabat, tanpa diskriminasi, tempat kerja yang aman dan sehat, tidak ada pekerja di bawah umur. - gender and community empowerment: berkontribusi pada kesetaraan gender, pembangunan ekonomi lokal dan sosial masyarakat yang terkena dampak preserve nature and local knowledge: melestarikan warisan budaya dan pengetahuan lokal yang berkonstribusi pada perbaikan ekosistem, tidak menyebabkan deforestasi atau mengancam biodiversitas, meminimalkan penggunaan energi, air, SDA, produksi limbah, dan mengurangi polusi terhadap air, udara, tanah akibat penggunaan bahan kimia beracun. - transparency (melakukan kegiatan secara legal dan terbuka dalam komitmen dan kinerja yang berkelanjutan) and tracebiliy: key materials (bahan utama) dalam produk diprioritaskan local based sehingga dapat dengan mudah ditelusuri asal usulnya termasuk siapa saja pekerja yang terlibat - mutual relations: menjalin hubungan yang saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat khususnya mereka yang terlibat dalam proses produksi dengan konsumen. Customer dapat mengetahui profil siapa saja yang membuat produk yang dibelinya.

Latar Belakang Proyek

Berawal dari keprihatinan terhadap nasib para penenun kain tradisional Indonesia yang kebanyakan perempuan, bekerja nonstop dengan beban ganda sebagai seorang ibu, istri juga pencari nafkah. Skill dan waktu yang digunakan dalam memproduksi kain tenun tidak dihargai dengan layak, banyak penenun yang beralih ke bahan baku sintetis untuk mengejar kuantitas tapi berdampak buruk bagi lingkungan dan kualitas produk tenun itu sendiri. Kami berupaya untuk melestarikan pengetahuan lokal dalam menenun dengan menggunakan bahan yang ada di alam dan meningkatkan nilai tambah dari kain tenun tradisional agar lebih usable dan dikenal publik dengan melibatkan para perempuan dari berbagai profesi (penenun, penjahit, peneliti, desainer, dll).

Masalah yang Diangkat

1. Gender role: beban ganda dan terbatasnya waktu perempuan dalam menghasilkan karya 2. Sosial ekonomi: rendahnya penghargaan terhadap karya perempuan (tenun dan produk turunannya) kolaborasi antar perempuan lintas profesi dan generasi 3. Lingkungan: karena penggunaan pewarna kimia, hal ini terkait no.1&2 sehingga penenun memilih untuk mengejar kuantitas produksi dengan waktu singkat 4. Budaya: pengetahuan lokal tentang menenun dan penggunaan pewarna alami dari tanaman sekitar kini semakin langka bahkan hampir punah. Beberapa desain tenun bahkan terancam hilang karena tidak diturunkan ke generasi berikutnya. Banyak generasi muda yang lebih memilih untuk menjadi buruh atau pekerjaan lain di kota (terkait no.2).

Indikator Sukses

- Para penenun perempuan makin dihargai karyanya secara materil, moril, dan memiliki rasa bangga thd diri sendiri karena telah melestarikan budaya sekaligus menjaga alam. - Jam kerja disesuaikan dengan kegiatan dan peran perempuan sebagai istri/ibu, no exploitation or child labor! → klo bisa pastiin si penenun ga ada yg di usia sekolah - Orang-orang yang terlibat di dalam proyek (pengrajin, penjahit, desainer, admin) lebih berdaya secara ekonomi, mandiri dalam relasi domestik dan sosial, - Publik nasional dan internasional lebih mengenal karya tenun indonesia yang mempunyai nilai tambah ramah lingkungan, pemberdayaan perempuan dan kualitas produk yang tinggi juga desain yang unik.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.65 Juta

Durasi Proyek

6 bulan