612 - Antologi Puisi Mata Bulan Malam Ini

Nama Inisiator

Nanda Alifya Rahmah

Bidang Seni

sastra

Pengalaman

kurang lebih 6 tahun

Contoh Karya

IMG-20170808-WA0000.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan proyek penulisan puisi tentang perempuan dan simbol-simbol yang digunakan oleh perempuan untuk mengenali dirinya dan simbol yang digunakannya untuk mengenali yang lain: laki-laki, anak, masa depan, masa lalu, hari ini, kesedihan, kebahagiaan, ruang-ruang banal, dan sebagainya. Proyek ini dilakukan dengan langkah awal berupa pengamatan berjarak, interaksi langsung, maupun wawancara aktif dengan sosok perempuan dengan kriteria-kriteria khusus dan ragam situasi hidup yang bisa memperkaya paradigma tentang pandangan perempuan hari ini. Selanjutnya data-data tersebut diolah menjadi sumber ide utama dalam penulisan antologi puisi. Antologi puisi akan diterbitkan berupa buku dan booklet ( lima puisi pilihan dan esai), disebarluaskan kembali ke ruang publik yang masyarakatnya cenderung minim literasi seperti kampung di pinggiran kota, pasar, stasiun, taman, melalui kegiatan diskusi buku, pembacaan, maupun pembagian buku dan booklet. Masyarakat mendapat kesempatan membaca dan mengonstruksi ulang dunia perempuan melalui antologi puisi tersebut. Pada akhirnya proyek ini menjadi lingkaran aktif antara perempuan - dunia- perempuan-dunia.

Latar Belakang Proyek

Perempuan hari ini, di Indonesia khususnya, adalah segmentasi abu-abu. Ruang - baik yang abstrak maupun material, masih soal keterjangkauan. Bahkan pada diri saya yang lahir, tumbuh, dan dewasa di Surabaya. Banyak hal paradoksal yang saya temukan ketika mengamati dan mencoba memberi definisi soal keberadaan, peran; pikiran, dan nurani, perempuan yang terus bergerak di dunia - di kota- yang juga terus bergerak. Ada perubahan-perubahan nilai yang diangankan untuk memperbaiki sesuatu, tapi di sebuah sudut ia menggerus yang lain. Saya melihat perempuan-perempuan berdiri tegak di sebuah jalan, menantang arah, mengejar. Tapi sekumpulan bayangan di belakangnya, bayangan tentang hal-hal yang berubah itu: ruang pendidikan, kesempatan kerja, cinta, pandangan yang tidak percaya dan pandangan yang percaya pada kata-katanya, pada matanya. Sebagai perempuan saya ingin mengenali bayangan-bayangan itu. Saya ingin menangkap suara-suaranya di antara sengkarut bunyi dan mengabarkannya pada dunia. Adakah satu waktu seorang perempuan hidup menghela nafas dengan ringan di sebuah taman, di lorong pertokoan, di taman tunggu sekolah. Saya mengira-ngira bahwa di banyak situasi seorang perempuan mungkin memang memiliki seratus bayangan, tapi di antara itu, saya memikirkan sebuah momen, di mana seorang perempuan berdiri di sebuah jalan dengan bayangannya sendiri. Bayangannya sendiri saja. Saya penasaran bagaimanakah wujudnya.

Masalah yang Diangkat

Simbol yang disematkan kepada perempuan sampai hari ini adalah bentukan dari mata laki-laki. Misalnya secara konvensi muncul diksi bulan dan bunga untuk mengidentifikasi diri perempuan. Kita tidak benar-benar yakin bagaimana sebenarnya perempuan mengenali dirinya dalam simbol-simbol konvensional itu hari ini. Apakah sebagai bulan, perempuan menganggap dirinya satelit pengiring bumi, si laki-laki? Atau ada sudut pandang yang lain. Apa yang dilihat perempuan dalam simbol-simbol itu. Lalu di ruang simbol-simbol tersebut bekerja, bagaimana perempuan merespon dunia, ruang budaya, perubahan atau ketidakberubahan yang dialaminya, tentang bagaimana perempuan berdamai dan mewujudkan diri memenuhi peran eksistensi yang teguh sekaligus bijaksana.

Indikator Sukses

Menemukan simbol-simbol yang digunakan perempuan untuk mengenali dirinya dan selain dirinya, memperoleh definisi dari perempuan atas simbol-simbol yang disematkan secara konvensi kepada dirinya, membagikan hasil pembacaan (berupa antologi dan booklet) kepada lima ratus perempuan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.120 Juta

Durasi Proyek

9 bulan