597 - Nandur Batik Manen Becik

Nama Inisiator

Sularmi

Bidang Seni

kriya

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

bawang merah sebagai motif batik.jpg

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan langkah besar menuju perubahan bagi para perempuan Indonesia. Langkah besar yang bertujuan menanamkan citra diri sebagai perempuan Indonesia. Melalui penciptaan kriya seni yang berupa kerajinan batik, saya berupaya melahirkan para perajin batik tanpa menghilangkan jejaknya sebagai perempuan tani. Proyek ini mengenalkan produk budaya – proses membatik dan pengembangan aspek seni batik – yang mampu menciptakan “sambung rasa” di tengah masyarakat pedesaan yang sama sekali belum tersentuh dengan kerajinan batik. Satu daerah yang akan dijadikan lokasi dalam proyek ini adalah Dusun Temukerep, Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sebagian besar perempuan di sana berkerja sebagai petani (buruh tani) dan tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. Penciptaan kriya seni tentang motif batik Brebesan akan diwujudkan dalam pelatihan dasar dan lanjutan, pembuatan katalog motif batik Brebesan, diskusi dengan para pelaku seni, dan dialog secara rutin dengan budayawan Brebes. Dari beberapa proses perwujudan proyek ini, pembangunan dan berdirinya sebuah pendopo merupakan sarana yang menjadi sangat penting dan serius dalam mematangkan proyek ini. Sehingga pendopo mampu menjadi daya tarik sebagai jembatan sambung rasa sekaligus sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam menekuni seni batik.

Latar Belakang Proyek

Brebes merupakan daerah yang terletak di jalur pantai utara jawa (Pantura), tepatnya di ujung barat Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Daerah ini dikenal dengan sebutan Kota Bawang. Sisi menarik dari daerah ini adalah bawang merah yang menjadi salah satu produk unggulan daerah sekaligus dijadikan sebagai simbol Kabupaten Brebes. Batik Salem atau yang sering dikenal dengan motif batik Brebesan adalah salah satu kekayaan asal Kabupaten Brebes yang telah menjadi komoditas ekonomi warga Desa Bentar dan Bentarsari Kecamatan Salem, Brebes. Keberadaan batik Brebesan muncul sekitar abad ke-19, tepatnya pada tahun 1917 M. Berawal dari kedatangan puteri pejabat Pekalongan yang sedang ke Salem, Brebes. Pada saat itu, Sang Puteri jatuh cinta kepada pemuda Salem yang akhirnya menikah dan menetap di Desa Bentar (Wikipedia.org). Berangkat dari keunikan bawang merah dan cerita asal usul batik Brebesan yang bernuansa lintas budaya tersebut, saya meyakini bahwa ada dasar yang kuat bagaimana cara pandang perempuan yang kreatif, terbuka, dan senang memeluk masa depan. Pada perkembangannya bentuk (motif) baru harus selalu dikembangkan supaya menciptakan keragaman motif. Persoalan ini yang membuat saya tertantang untuk mengembangkan desain karyanya (motif) hingga mampu menemukan kekhasan batik Brebesan yang dapat membedakan dengan motif batik daerah lainnya.

Masalah yang Diangkat

Batik Brebesan hanya diproduksi di Kecamatan Salem, yaitu Desa Bentar, Desa Bentarsari, dan Desa Ciputih. Kecamatan Salem berada di ujung barat daya wilayah Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sedangkan lokasi proyek ini di Kecamatan Larangan, tepatnya di Dusun Temukerep, Desa Larangan berada di tengah wilayah Kabupaten Brebes. Walaupun lokasi kampung batik Salem berada di wilayah Kabupaten Brebes. Namun masyarakat Brebes kebanyakan tidak mengetahui bahwa ada kekayaan budaya yang berupa kerajinan batik di daerahnya sendiri. Tentunya hal yang baru bagi masyarakat setempat (lokasi proyek) terkait dengan kerajinan batik. Di sini letak masalah yang akan diangkat, bukan hanya berbicara soal kerajinan batik juga mengangkat masalah sumber daya manusia supaya menjadi masyarakat pembelajar. Belajar mencintai negerinya sendiri dengan cara tetap berkarya tanpa harus meninggalkan keluarganya di kampung halaman menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri dan tetap menjadi perempuan tani yang memiliki kemampuan sebagai perajin batik. Oleh karena itu, saya sebagai pelaku seni akan mendayagunakan segala potensi yang saya miliki untuk ikut memberikan sedikit arti bagaimana membangun kejayaan batik Brebesan dengan membawanya di tengah wilayah Kabupaten Brebes, yaitu di Kecamatan Larangan. Proyek ini saya tandai dengan laku kehidupan Nandur Batik Manen Becik.

Indikator Sukses

Melahirkan perajin batik dari generasi muda yaitu para perempuan daerah yang mumpuni, kreatif, dan terbuka terhadap perkembangan budaya. Berdirinya pendopo yang menjadi daya tarik tersendiri sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam menekuni seni batik. Mengikuti pameran pada agenda tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Brebes dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Brebes yang ke-340 tahun, bertepatan pada tanggal 18 Januari 2019 serta mengikuti pameran diajang tingkat nasional maupun internasional. Mewujudkan masyarakat pembelajar yang sadar budaya dan sadar wisata melalui pemasaran produk budaya (batik) dalam cakupan pariwisata.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.340 Juta

Durasi Proyek

9 bulan