592 - Pengembangan Bentuk Padung-padung Pada Desain Cendera mata

Nama Inisiator

Ariani

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

8 tahun

Contoh Karya

Serangkai cangkir.jpg

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Penelitian ini bertujuan untuk mengangkat kembali keberadaan perhiasan unik bernama padung-padung, yaitu dengan menerapkan bentuk padung-padung tersebut dalam desain cendera mata sebagai upaya untuk melestarikan keragaman seni dan budaya Indonesia sekaligus sebagai upaya kreatif dan inovatif untuk mendorong industrf kreatif berbasis local content. Penelitian ini dilaksanakan di daerah Kabanjahe-Sumatera Utara untuk mengetahui potensi pengembangan cendera mata sebagai pendukung pariwisata di wilayah setempat. Data yang dikumpulkan akan disusun dan dianalisis untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah yang telah dibuat. Sebagai hasil akhir dari penelitian ini akan dibuat purwarupa desain-desain cendera mata yang memuat nilai-nilai estetika padung-padung dengan tanpa mengesampingkan makna filosofi dibalik wujudnya. Luaran (out put) dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat komunikasi dan media promosi antar masyarakat dan bangsa dalam bentuk desain cendera mata sebagai kelengkapan produk pariwisata. Pada akhirnya, nilai-nilai seni yang terdapat pada Padung-padung diharapkan dapat menjadi alat komunikasi yang handal antar masyarakat, dan bangsa dalam bentuk desain produk sebagai kelengkapan produk pariwisata.

Latar Belakang Proyek

Padung-padung adalah sebuah perhiasan berupa anting dengan ukuran dan berat yang tidak lazim sebagaimana perhiasan pada umumnya. Bentuknya menyerupai serangga kaki seribu (Chilognata). Bentuk organis yang diadaptasi dari alam ini adalah salah satu bentuk apresiasi masyarakat Karo terhadap alam yang telah memberikan kehidupan dan kekayaan alam yang berlimpah. Dibalik keunikan wujud tangible-nya, bentuk sederhana padung-padung ternyata menyimpan makna filosofis yang dalam mengenai kebudayaan Karo di masa lalu yaitu; melambangkan kedekatan masyarakat Karo terhadap alam, mengandung pesan dari seorang ayah kepada anak gadisnya dalam menyikapi sebuah perkawinan, serta kekuatan dan ketegaran jiwa wanita Karo masa itu. Saat ini, padung-padung sama sekali tidak lagi digunakan, bahkan banyak masyarakat Karo terutama generasi mudanya yang tidak mengenalnya. Hal ini tentunya sangat disayangkan, karena jika hal ini terus dibiarkan, tentunya berdampak pada terputusnya benang merah yang menghubungkan asal usul nenek moyang kita di masa lalu dengan masa kini. Oleh karena itu perlu diupayakan revitalisasi dalam hal ini kearifan lokal padung-padung baik dalam wujud fisik maupun makna filosofisnya. Upaya revitalisasi dapat dilakukan dengan menggunakan media perantara berupa produk atau karya yang menjembatani antara padung-padung dengan masyarakat. Salah satu bentuk media atau objek yang dapat digunakan adalah cendera mata.

Masalah yang Diangkat

Padung-padung merupakan warisan kekayaan budaya bangsa yang sarat akan makna filosofi kehidupan manusia khususnya wanita dan kehidupan sebuah perkawinan. Meskipun demikian, padung-padung kurang dikenal masyarakat, baik masyarakat Karo sendiri maupun masyarakat Indonesia secara umum. Di sisi lain, cendera mata di daerah wisata Tanah Karo masih sangat minim. Kalaupun ada, bentuknya berupa makanan khas daerah setempat dan bukan berupa produk cendera mata dengan muatan lokal budaya Karo. Salah satu penyebabnya adalah tidak berkembangnya industri cendera mata di dataran tinggi Tanah Karo, padahal cendera mata seharusnya memegang peranan penting sebagai bagian yang mempromosikan keberadaan padung-padung dan Tanah Karo melalui perantara wisatawan yang datang berkunjung. Oleh karena itu penting dilakukan upaya mengembangkan industri cendera mata dengan muatan kearifan lokal suku Karo sebagai bagian upaya mengoptimalisasi potensi industri kreatif di Tanah Karo.

Indikator Sukses

1. Dalam penelitian ini, bentuk padung-padung diterapkan sebagai dasar penciptaan desain produk cendera mata yang mencerminkan identitas dan kearifan lokal suku Karo namun tetap mempertimbangkan faktor kekinian. Hal ini penting dilakukan dalam upaya ikut serta melestarikan dan mengangkat karakteristik seni budaya lokal untuk dapat lebih dikenal ditingkat nasional maupun internasional. 2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu usaha kecil menengah, dalam upaya mengembangkan desain yang kreatif dan inovatif. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan oleh para perajin di daerah Sumatera Utara, bahkan tidak menutup kemungkinan dapat diaplikasikan oleh pengrajin di daerah lain dengan mengangkat ciri khas daerah masing-masing. 3. Produk hasil dari penelitian ini sekaligus dapat digunakan sebagai souvenir khas daerah Karo, Sumatera Utara, sehingga secara tidak langsung dapat membantu menyemarakkan dan meningkatkan industri pariwisata, khususnya pariwisata di Sumatera Utara.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.50 Juta

Durasi Proyek

6 bulan