Nama Inisiator
Dida Imada Maulina
Bidang Seni
seni_pertunjukan
Pengalaman
8 tahun
Contoh Karya
WhatsApp Video 2018-03-17 at 16.25.43.mp4Kategori Proyek
akses
Deskripsi Proyek
Proyek ini merupakan pengajuan alat musik dan kostum, sebagai upaya untuk menciptakan ruang berproses (latihan seni, berkarya atau bertukar pikiran) yang ramah terhadap wanita. Proyek ini saya ajukan sebagai ketua grup musik tradisi bernama “Suluk Samudera” yang beranggotakan 10 orang. Dalam proyek ini kami mengajukan pembelian alat-alat musik untuk mengganti alat musik kami yang sudah tidak layak digunakan, dan menambah alat musik yang belum kami miliki, diantaranya 6 buah kacapi Sunda, 1 set kendang, 1 buah biola, 1 buah rebab, 1 buah cajon, 1 set suling, dan 1 buah bass. Selain itu, kami juga berkeinginan membuat beberapa pasang kostum untuk pentas.
Latar Belakang Proyek
Setelah mengalami masa vakum dan penggantian beberapa personil, pada tahun 2016 kami mulai menggagas untuk kembali berkarya. Namun, keinginan kuat kami tersebut ternyata terhambat karena peran kami sebagai wanita yang sudah berkeluarga, serta keterbatasan alat musik yang kami miliki. Atas dasar segala keterbatasan kami, kami kemudian bercita-cita menciptakan wadah yang ramah terhadap wanita. Makasunya, kami sebagai wanita tetap bisa melakukan proses berkesenian (latihan seni, berkarya atau bertukar pikiran), tanpa meninggalkan kewajiban kami terhadap suami dan anak-anak kami. Di satu sisi kami senang karena ternyata kini masyarakat dan para seniman sudah mulai lebih terbuka terhadap wanita, namun kami tetap belum diakui karena kami belum memulai proses latihan dan berkarya secara lebih intensif, sehingga belum menghasilkan karya baru. Maka dari itu, kami berpikir untuk melengkapi sarana prasarana, yakni alat-alat musik dan kostum, agar kami bisa mengatur jadwal proses kami yang disesuaikan dengan waktu mengurus keluarga, ataupun agar
Masalah yang Diangkat
Grup Suluk Samudera adalah grup musik tradisi Sunda yang beranggotakan 10 orang wanita. Grup ini terbentuk pada tahun 2010, saat kami menjadi mahasiswa di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Pada saat masih menjadi mahasiswa, grup yang seluruhnya beranggotakan wanita masih sangat jarang, karena wanita masih dianggap tabu atau belum lazim menjadi pemain alat musik Tradisional, apalagi sebagai pembuat karya. Walaupun demikian, pada saat itu kami tetap aktif berlatih. Pada prosesnya, status mahasiswa memudahkan kami untuk meminjam ruangan ataupun berbagai alat musik serta perlengkapan lainnya seperti sound ataupun kostum, dari pihak kampus. Namun kami mengalami masa vakum setelah kami lulus kuliah, karena selain kami sulit mendapatkan sarana prasarana, pernikahan dan kewajiban mengurus anak pun menjadi kendala. Selama mengalami masa vakum tersebut, kami merasa dikebiri karena potensi dan keinginan kami seolah dipaksa untuk dihentikan begitu saja. Beberapa tahun kemudian (tahun 2016), akhirnya kami memutuskan untuk kembali mengadakan latihan walaupun harus sambil membawa anak-anak kami. Kami berpikir bahwa mengurus keluarga memang adalah keharusan, namun bukan berarti kami harus berhenti mengembangkan diri kami. Namun gagasan tersebut terhambat karena kami tidak memiliki alat musik dan kostum yang layak untuk proses latihan, berkarya, dan pentas.
Indikator Sukses
Proyek ini dikatakan sukses jika kami sudah bisa berproses secara rutin dan pentas dengan alat-alat musik dan kostum yang memadai.
Dana yang Dibutuhkan
Rp.32 Juta
Durasi Proyek
6 bulan