523 - Wanita Kusumayuda

Nama Inisiator

Sri Harti, M.Sn

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

menjadi dalang wayang kulit purwa sejak th 1996, membentuk komunitas seni Rara Asmoro sejak th 2010, menjadi dosen di ISI Surakarta sejak 2014

Contoh Karya

klip 4(1).mpg

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

Pemohon ingin menggarap sebuah pertunjukan wayang kulit berkolaborasi dengan sendratari, mengangkat tokoh wanita dengan judul Wanita Kusumayuda. Pemohon sebagai penyusun naskah, dalang sekaligus memegang menegemen pertunjukan. Sajian didukung oleh pengrawit putri sebagai pemain musik gamelan yang tergabung dalam komunitas Rara Asmoro. Hal ini untuk menunjukkan bahwa wanita juga mempunyai kemampuan yang tidak kalah dengan laki-laki baik dari segi skill maupun power. Karawitan putri biasanya hanya menyajikan konser musik ( klenengan) dengan alunan atau irama yang santai, lembut, namun kali ini wanita dilatih untuk mengiringi pertunjukan wayang kulit yang membutuhkan irama musik yang beraneka ragam, dimana pemain music harus memahami perubahan suasana adegan. Umumnya pemain musik wayang kulit adalah pria, namun kali ini kami akan menggarap pemain music atau pengrawit oleh para wanita. Hal ini sengaja digarap untuk membuktikan bahwa wanita mampu tampil ke depan dan berkarya tidak hanya sebagai “pepasren” dalam keluarga sebagai “kanca wingking” saja. Hibah ini untuk keberlangsungan komunitas seni Rara Asmoro dan untuk menunjukkan keterlibatan lintas bidang seni. Besar harapan kami, permohonan kami bisa diterima agar kami bisa menunjukkan bahwa wanita bisa berkarya tidak kalah dengan pria. Karya ini akan kami kemas dan dipergelarkan untuk disuguhkan kepada para pecinta wayang kulit.

Latar Belakang Proyek

Kedudukan dalang wanita tidak bisa dipandang sebelah mata sebagai pelengkap yang tidak mempunyai andil dan tidak memiliki fenomena yang menarik. Salah satu penyebab mengapa dalang wanita kurang berkembang adalah minimnya kesempatan bagi para wanita untuk tampil ke depan. Padahal kemampuan dan karya mereka pantas ditampilkan. Kurangnya sponsor pemerintah terhadap dalang wanita membuat masyarakat kurang mengenal adanya dalang perempuan. Maka perlu kiranya ada perhatian khusus bagi pengembangan potensi dalang wanita agar bisa maju dan berkembang. Pengrawit wanita untuk mengiringi wayang, jumlahnya sangat minim sekali bisa dikatakan 1 banding 100. Komunitas seni Rara Asmoro akan terus saya kembangkan dan untuk memberdayakan para wanita di bidang seni pertunjukan. Harapan saya wanita bisa terus berdaya dan berkarya. Saya amati tidak banyak dalang yang mengangkat tokoh wanita. kebanyakan dalang menampilkan tokoh wanita namun dari pandangan laki-laki atau kehadirannya hanya sebagai pelengkap cerita saja. Saya ingin menampilkan tokoh wanita dimana kehadirannya sebagai tokoh utama, dan perannya pantas diketengahkan. Seperti peran Dewi Srikandhi dan Dewi Mustakaweni dalam cerita “Wanita Kusumayuda”. Tokoh Srikandhi tampil ke depan sebagai penyelamat negaranya. Mustakaweni tampil sebagai pejuang bangsa, menjadi pemersatu dua Negara. Lakon ini membuktikan bahwa wanita mempunyai hak yang sama dengan pria untuk ikut bela negara dan menjaga keutuhan negaranya.

Masalah yang Diangkat

Seiiring merebaknya wacana gender, kami berusaha mengangkat wacana tersebut ke dalam pertunjukan wayang. Memang wanita tidak ada habisnya untuk dibicarakan. Ungkapan “Swarga nunut , neraka katut” dan wanita sebagai “kanca wingking” tidak selamanya benar. Beberapa realita kehidupan menunjukkan para wanita justru memiliki peran yang besar kadang melebihi laki-laki. Sekarang wanita telah mendapatkan kesempatan hak yang sama dengan pria. Bahkan sampai kesamaan dalam kesempatan untuk memimpin dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan wanita tidak hanya sekedar sebagai teman hidup yang mengurusi urusan belakang saja. Keberadaan mereka tidak tergantung dan terbawa oleh kedudukan suami semata. Bagaimana seorang wanita dalang berkarya bersama para wanita, menggarap cerita tokoh wanita dari sudut pandang wanita Penempatan wanita yang subordinat memang tidak selamanya berlaku, seperti dalam cerita pewayangan. Wayang sebagai salah satu produk budaya jawa ternyata mampu menempatkan beberapa tokoh wanita sebagai tokoh penting. Kehadiran tokoh wanita dalam cerita wayang tidak hanya sekedar pelengkap atau pendamping tokoh pria. Peran mereka kadang mampu mengantarkan tokoh-tokoh protagonist menuju titik keberhasilan. Sekecil apapun peran tersebut, tokoh wanita mampu memberi warna menjadi bagian yang tidak terpisahkan mendukung dalam sebuah cerita yang ditampilkan.

Indikator Sukses

1. Naskah Wanita Kusumayuda bisa tersusun dan terselesaikan 2. Susunan iringan tertata dengan baik 3. Proses penciptaan dan latihan berjalan lancar 4. Karya bisa dipergelarkan dan dinikmati oleh Masyarakat pecinta budaya wayang (bidikan pentas wilayah Jawa Tengah atau ibukota Jakarta) 5. Antusias penonton terhadap karya dan pertunjukan "Wanita Kusumayuda"

Dana yang Dibutuhkan

Rp.174 Juta

Durasi Proyek

3 bulan