489 - BaratBaru

Nama Inisiator

Retno Tri Astuti

Bidang Seni

seni_pertunjukan

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

RetnoTan_Reel_v1-part4.mov

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

Kegiatan dari proses ini adalah mempelajari kain dan pakaian adat Indonesia dari beberapa suku. Kami tidak hanya akan mempelajari kain tradisional maupun tata cara berpakaian adat secara menyeluruh, melainkan beberapa detail yang kami rasa dapat menjadi peangaruh tren fashion dunia, maupun yang serupa dan sudah menjadi tren. Hal yang kami rencanakan untuk dipelajari dengan terlibat secara langsung mencakup proses pembuatan, makna dan ritual yang terkait. Barat Baru adalah proses karya Trans- disiplin bidang seni, fashion, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya yang diharapkan dapat berkembang menjadi disiplin baru yang berkelanjutan. Disiplin baru yang merupakan kolaborasi disiplin seni dan non seni ini akan mengadaptasi pola pikir dan cara kerja yang inovatif untuk mengangkat dan mengenalkan nilai budaya dan ritual peninggalan leluhur kita, hal ini dilakukan agar dapat diterima oleh masyarakat era modern. Barat Baru bukan berarti upaya mengubah budaya barat, atau menolak pengaruh budaya barat, tetapi lebih pada bagaimana sikap kita dalam menghadapi pengaruh budaya barat yang terjadi dalam era globalisasi untuk memajukan dan melestarikan budaya peninggalan leluhur kita. Kesadaran akan batas antara kreasi dan kode etik harus dipegang kuat, untuk menghindari penggunaan/ pengadaptasian tradisi dan kesakralan budaya dengan tidak pantas yang dapat membahayakan originalitas budaya, spiritual atau ekonomi suku yang terkait.

Latar Belakang Proyek

Budaya individualisme berdampak pada lunturnya rasa kebersamaan dan apresiasi terhadap keindahan proses sebagai nilai tambahan dari sebuah pekerjaan. Di era modern ada perubahan filosofi manusia di mana segala tindakan didasarkan atas pertimbangan efisiensi dan efektivitas, tidak lagi mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi. Industrialisasi dan globalisasi mempengaruhi bidang seni dan budaya. Keindahan, keunikan teksur motif kain dan pakaian adat Indonesia, menginspirasi designer lokal maupun designer mancanegara. Sebagai Indonesia sudah seharusnya kita bangga , tetapi harus diwaspadai kemungkinan terjadinya praktik penggadaian nilai budaya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi, dimana penggandaan desain dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar (fast- fashion), Kerap kita melewati batas antara kreasi dan kode etik, dimana proses, makna, tradisi dan kesakralan budaya suatu kelompok digunakan tanpa seijin yang bersangkutan, dengan cara yang tidak dapat diterima, tidak pantas, bahkan membahayakan originalitas budaya, spiritual atau ekonomi suku yang terkait. Kita sebagai orang Indonesia mempunyai kewajiban menjaga kelestarian budaya dan alam Indonesia. Salah satu caranya adalah kesadaran melihat seni dan budaya bukan sebagai produk tetapi lebih berfokus pada nilai dan makna proses, moral, emosi, kesakralan atau tradisi yang terkandung di dalamnya. Kita harus mengenalkan budaya ini turun temurun ke anak cucu kita, untuk memelihara ciri khas dan identitas kita sebagai Indonesia.

Masalah yang Diangkat

Indikasi praktik penggadaian nilai luhur seni budaya sangat mengkhawatirkan, karena hal ini dapat dikatakan sebagai penyebab lunturnya originalitas sebagai identitas suatu suatu suku/ negara. Praktik juga terjadi pada pakaian dan kain Indonesia di mana dalam era industrialisasi, yang berfokus pada ekonomi, tercipta trend ‘fast- fashion’' untuk memenuhi sikap konsumerisme masyarakat dalam globalisasi dunia fashion. Fast- fashion adalah konsep berbasis pasar yang dikembangkan akhir tahun 1990an di AS. Istilah kontemporer ini digunakan oleh fashion retailer untuk mengekspresikan cepatnya sebuah design catwalk mempengaruhi perubahan trend fashion saat ini. Fokus dari fast- fashion adalah mengoptimalkan aspek tertentu dari rantai pasokan agar trend tersebut dapat diproduksi dengan cepat dan murah untuk memungkinkan konsumen yang ‘mainstream’ merasa fashionable dan trendy dengan harga terjangkau. Di sini makna proses, tradisi dan kesakralan dilupakan, dan dipandang sebelah mata,tanpa memperdulikan nilai kreatifitas dan nilai budaya. Mempunyai ‘privilege’ sebagai pemilik seni budaya yang beragam dan keindahannya diakui oleh dunia, tidak cukup jika hanya menyatakan Bangga sebagai Indonesia, tetapi harus sadar akan kewajiban menjaga kelestarian budaya dan alam Indonesia dengan tidak berfokus pada ekonomi tetapi lebih pada makna , moral, emosi, kesakralan atau tradisi. Dan kita harus mengenalkan budaya ini ke anak cucu kita sebagai ciri khas dan identitas sebagai Indonesia.

Indikator Sukses

Barat Baru adalah proses karya Trans- disiplin bidang seni, fashion, ekonomi, lingkungan dan sosial budaya yang diharapkan dapat berkembang menjadi disiplin baru yang berkelanjutan. indikator sukses yang pertama adalah 1. Munculnya disiplin baru yang merupakan kolaborasi disiplin seni dan non seni yang mengadaptasi pola pikir dan cara kerja yang inovatif untuk mengangkat dan mengenalkan nilai budaya dan ritual peninggalan leluhur kita, hal ini dilakukan agar dapat diterima oleh masyarakat era modern. 2. Adanya pengertian dan terbentuknya sikap yang bukan menolak pengaruh budaya barat, tetapi lebih pada bagaimana sikap kita dalam menghadapi pengaruh budaya barat yang terjadi dalam era globalisasi untuk memajukan dan melestarikan budaya peninggalan leluhur kita. 3. Kesadaran akan batas antara kreasi dan kode etik harus dipegang kuat, untuk menghindari penggunaan/ pengadaptasian tradisi dan kesakralan budaya dengan tidak pantas yang dapat membahayakan originalitas budaya, spiritual atau ekonomi suku yang terkait. 4. adanya dokumentasi dan mendapatkan partner kerja untuk melakukan editing menjadi film dokumenter yang dapat dibagikan kepada dunia, yang diharapkan mengangkat kesakralan kebudayaan. selain itu juga pemahaman tentang kain dan pakaian adat sehingga tidak terjadi pembohongan publik.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.175 Juta

Durasi Proyek

4 bulan