386 - Tantri, Spirit Simbolisme Perjuangan Perempuan

Nama Inisiator

sri supriyatini

Bidang Seni

seni_rupa

Pengalaman

25 tahun

Contoh Karya

Menembus Batas (lukisan I a) jpgif.gif

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Masyarakat Bali memiliki cerita Tantri dari beberapa abad yang lalu, divisualkan dalam bentuk relief di pura, lukisan dan patung, fungsinya sebagai pendidikan moral, tetapi saat ini keberadaannya semakin dilupakan terutama oleh generasi muda. Proyek ini bertujuan untuk membangkitkan kembali pesan moral, terutama bagi kaum perempuan yang notabene sebagai pendidik dalam keluarga. Meneliti cerita Tantri telah saya lakukan mulai tahun 2010, menghasilkan laporan penelitian tentang keberadaan cerita Tantri di Bali. Proyek ini sekaligus sebagai penyebarkan pendidikan etika dan moral melalui inovasi penciptaan seni rupa yang bersumber dari cerita Tantri di Bali, dan akan mengangkat 2 cerita dari 30 kisah, yaitu“Tantri Si Pencerita”, merepresentasi nilai perjuangan seorang perempuan bernama Dyah Tantri dalam melepaskan jerat dominasi kekuasaan laki-laki, dan “Kera Betina Yang Ingin Cantik” tentang seekor kera betina yang ambisius untuk mengejar kecantikan fisik semata, tetapi berujung petaka. Cerita ini dipilih sebagai interpretasi fenomena sosial perempuan masa kini yang sedang berproses menuju kesetaraan gender dengan segala permasalahannya. Esensi perjuangan perempuan dari cerita Tantri akan diwujudkan dalam karya seni rupa kontemporer, melibatkan mahasiswi jurusan Seni Lukis, DKV, Fotografi, dan perempuan perupa Bali. Kolaborasi akan melahirkan karya dengan pemaknaan baru, corak, dan media yang beragam. Hasilnya karya dipamerkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku.

Latar Belakang Proyek

Budaya mendongeng dari seorang ibu kepada anaknya pada zaman sekarang sudah mulai luntur, digantikan media sosial yang lebih menarik. Tidak terkecuali perempuan Bali yang mempunyai kegiatan sangat padat di ranah domesti maupun sosial. Perempuan Bali dikenal akan etos kerjanya yang tinggi, serta pengabdian terhadap keluarga, adat istiadat dan agama, sehingga julukan perempuan tangguh, ulet dan tidak banyak mengeluh melekat pada dirinya. Sayangnya kewajiban mengabdi pada keluarga masih belum sebanding dengan hak-hak yang dia dapatkan, seperti hak atas akses di ranah sosial. Dominasi kekuasaan laki-laki disegala aspek kehidupan masih berjalan di Bali, sehingga perempuan dianggap kurang penting dalam mengambil keputusan dan kebijakan di dalam keluarga maupun masyarakat. Hal itu mengakibatkan perempuan kurang percaya diri atas kemampuan dan kecerdasan yang dimilikinya. Perempuan sebagi pendidik mengajarkan anak-anaknya tentang etika, moral yang baik, salah satu sumbernya terdapat pada fabel Tantri, ajaran moralnya berlaku sepanjang masa, mengandung pesan tentang kebaikan, kejujuran, kerja keras, percaya diri. Tantri sebagai pengetahuan, diperlukan bagi perempuan Bali masa kini untuk meraih keadilan atas hak aktualisasi diri di ranah sosial, salah satunya bidang seni rupa. Tantri sebagai cermin bagi perempuan untuk lebih cerdas dan bijaksana menghadapi kehidupan, kecerdasan menentukan atas pengakuan potensi perempuan agar dapat mandiri dalam bersikap.

Masalah yang Diangkat

Fenomena pelanggaran etika dan moral saat ini serta dominasi kekuasaan dalam budaya patriarki, memerlukan sosok perempuan yang tangguh dan cerdas sebagai pendidik bagi generasi muda dan masyarakat . Peran cerita Tantri sebagai gambaran perempuan ideal sangat relevan dijadikan ide penciptaan seni rupa, tujuaanya untuk mendidik generasi muda agar mempunya etika dan moral yang baik dalam menghadapi permasalahan sosial yang semakin kompleks. Usaha mendokumentasi dan mempublikasi kembali cerita Tantri yang mulai dilupakan masyarakat perlu dibankitkan kembali sebagai warisan kearifan lokal budaya Bali.

Indikator Sukses

Terwujudnya pameran seni rupa dengan konsep “Perjuangan Perempuan” yang bersumber dari cerita Tantri, serta membangkitkan apresiasi masyarakat untuk mencintai kearifan lokal. Terbit buku yang menggambarkan tentang peninggalan-peninggalan visual dari cerita Tantri yang ada di Bali, akan menjadi perbendaharaan keragaman seni rupa di Bali dan Indonesia.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.300 Juta

Durasi Proyek

9 bulan