368 - Pembuatan Film Layar Lebar tentang Perempuan Pewaris Seblang

Nama Inisiator

Anna Dewiyana

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

3 Tahun. Yayasan Kepak Sayapku dua kali mengadakan Lomba Film Pendek Kesehatan tingkat nasional, beberapa kali menggelar workshop film pendek bagi anak-anak dan rutin membuat film pendek bertema kesehatan.

Contoh Karya

shoot9.jpg

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Film fiksi berlatar belakang budaya tradisional yang mengangkat kearifan lokal desa Oleh Sari di Banyuwangi. Ide cerita berdasarkan kisah nyata, tentang kegundahan seorang gadis kecil yang harus menerima tugas dari leluhurnya sebagai penari seblang, sementara hatinya memberontak karena takut nyawanya tak bisa kembali ke raga. Tanpa disadarinya, tugas ini telah mengeksploitasi tubuhnya untuk kepentingan adat semata. Proyek Film ini akan digarap oleh Yayasan Kepak Sayapku yang keseluruhan pengurusnya adalah perempuan, dengan mengandalkan kemampuan anak-anak peserta lomba film pendek kesehatan yang pernah diselenggarakan oleh Yayasan Kepak Sayapku, di mana karya-karya mereka masuk dalam 10 besar (nominasi) film pendek terbaik. Proyek film layar lebar ini akan memberi kesempatan mereka berkreasi dan mengembangkan kemampuan sinematografinya.

Latar Belakang Proyek

Banyuwangi masih kental dengan ritual adat dan segala sesuatu yang berbau mistis. Seminggu setelah hari Idul Fitri warga Oleh Sari mengadakan ritual adat berupa ‘selamatan’ desa sebagai ungkapan rasa syukur telah terhindar dari segala bala bencana yang bisa terjadi menimpa desanya. Ritual Seblang adalah warisan yang harus dilaksanakan oleh keturunan seblang. Adat percaya jika tak melaksanakan ritual tersebut maka bencana penyakit akan menimpa desa. Sal gadis kecil sedang senang-senangnya bermain, sesekali harus terdiam ketika teman-temannya mengejek sejak Sal menjadi seblang ‘penari yang kesurupan’. Meski Sal takut menjalaninya, Sal tak bisa menolak, saat itu tubuhnya masih terlalu ringkih untuk berlari dan bersembunyi dari orang-orang dewasa yang selalu mengawasinya sejak lebaran idul fitri. Tahun berikutnya, Sal tak menyangka jika masih harus menjadi seblang. Kewajiban yang menakutkan ini sungguh membuatnya tak berdaya. Masih jelas ingatannya ketika pertama kali dia harus menjadi seblang, badan rasanya remuk dan beberapa bagian tubuhnya memar. Dia tak tahu apa yang menyebabkan tubuhnya lebam-lebam, yang diingatnya hanya bermain-main dengan seseorang seperti mimpi. Dan sakit ini dirasakan hingga berhari-hari. Namun sakit yang dirasakan di dalam pikiran Sal lebih menyiksa dan bertahan lama. Bayangan ketakutan bermain-main dengan ghaib sekaligus dibuli oleh teman terus menghantuinya.

Masalah yang Diangkat

Penari seblang yang ‘ditunjuk oleh roh leluhur’ melalui orang yang kejiman (kerasukan) adalah keturunan seblang yang masih perawan bahkan yang belum mendapatkan haid. Dia melaksanakan tugasnya menari dalam keadaan kerasukan selama 7 hari mengikuti gamelan mistis, dan harus menanggung beban fisik maupun moril, kalau dia menolak tugas itu, dia sudah dianggap tidak perawan, meski sebenarnya dia masih perawan, dan tubuhnya yang masih kecil harus melakukan pekerjaan fisik yang berbahaya-menari dalam keadaan kerasukan ghaib- belum lagi kejadian pada beberapa anak yang menolak telah menanggung resiko buruk, mereka terindikasi mengalami gangguan mental, semacam linglung dengan tatapan kosong atau stress berat dan beberapa hal lainnya yang dianggap kesialan. Akibatnya, demi menghindari anggapan buruk dari masyarakat atau takut terkena bala, maka anak-anak itu terpaksa melakukannya. Masyarakat menganggap ritual ini sakral dan harus dilaksanakan, tetapi beberapa anak yang ditunjuk oleh roh leluhur menjadi seblang merasa ketakutan dan terpaksa.

Indikator Sukses

Film layar lebar ditonton oleh masyarakat luas.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.953 Juta

Durasi Proyek

7 bulan