344 - BULUH YANG TERKULAI TIDAK DIPATAHKAN

Nama Inisiator

Ester Maria Alimaswatie Dinar Hotnauli

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

20 tahun melayani dan mengajar anak sekolah minggu. 6 bulan mengajar di sebuah sekolah baru.

Contoh Karya

Buluh Yang terkulai Sumbu yang Pudar Nyalanya.pdf

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Membangun wadah diluar sekolah untuk pendampingan anak berkebutuhan khusus dan pelatihan kesenian bagi orang tua yang memiliki anak yang berkebutuhan khusus.

Latar Belakang Proyek

ASA PILU YANG TERBIT DALAM HENING. Sekolah tempat saya bekerja adalah sekolah baru. Sebagai salah satu pengajar disana, saya bersama rekan sekerja dan sekolah berusaha merintis dengan keyakinan, ketulusan dan pelayanan pada setiap perbedaan jasmani yang dialami setiap orang. Tanpa direncanakan, sebagai sekolah yang baru dan kecil, sekolah kami kemudian menerima perhatian dari masyarakat setempat. Di awal tahun berdiri, sekolah tersebut hanya mendapat segelintir siswa saja. Tidak banyak masyarakat yang meliriknya. Siswa yang datang rata-rata dari keluarga yang kurang mampu. Bahkan yang lebih mengharukan, sebagian dari siswa yang masuk kesekolah tersebut adalah anak yang ditolak disemua sekolah setempat karena beberapa diantaranya memiliki keterbatasan mental dan jasmani. Masyarakat luas, terutama kaum ibu, perlu dipersiapkan agar memiliki bekal dalam mempersiapkan pitra-putri mereka yang akan merubah masa depan. Mempersiapkan para ibu untuk menjadi guru yang sejati bagi anaknya dengan membekali pengetahuan mereka melalui kesenian sederhana. Karena tanggung jawab dan masa depan anak tidak hanya menjadi beban bagi guru dan sekolah. Mempersiapkan para orang tua dan ibu untuk menjadi pengajar utama yang sejati bagi buah hati dalam setiap keberadaan mereka adalah hal yang wajib dilakukan. Surga akan tercipta pada diri seorang ibu yang dihantar untuk dapat memaknai peran kodratinya sebagai ibu.

Masalah yang Diangkat

Wanita yang telah berkeluarga, sibuk, berbeban berat dan lemah secara ekonomi tidak akan mampu dan terlalu lelah untuk terlibat dalam program bantuan, dana hibah dari berbagai pihak. Apalagi sebagian besar dari mereka tidak memiliki pendidikan yang cukup untuk membuat proposal dan mengikuti berbagai seleksi yang sangat bersifat akademis dan teoritis. Mereka tidak mempunyai kemampuan berdebat dengan pengetahuan yang memadai untuk meyakinkan orang lain yang lebih pintar dan menguasai banyak ilmu. Tapi mereka adalah pelaku dalam kehidupan nyata dari orang yang mampu membagi hati, waktu, pkiran, tenaga, kekuatan pada suami, anak, keluarga, ternak, tanaman dan hidup. Semua itu tak mampu dan tak sempat mereka tuang dalam bentuk tertulis dan teori. Tapi mereka telah lakukan dan jalani. Pelatihan sangat diperlukan bagi mereka. Namun pelatihan yang membumi bagi mereka disela-sela ketidak berdayaan, keengganan, kelelahan dan kesibukan mereka adalah hal yang rumit untuk dilakukan. Namun, tempat terpencil saya mengabdi saat ini akan sukar mendapat relawan dan pengajar yang cakap. Maka, dalam waktu mendatang saya berdoa, berharap dan berencana untuk melakukannya ditempat yang memiliki sumber daya seni yang melimpah seperti di Yogyakarta dan sekitarnya untuk menjangkau seluas dan sebanyak-bayaknya orang melalui upaya nyata.

Indikator Sukses

Sejujurnya saya tidak punya indikator dan tidak bisa memastikan. Tapi saya tak henti-henti berdoa, telah berusaha, berjuang dan terus berharap semoga masih banyak orang diluar sana yang tergerak untuk berbelas kasih. Khususnya banyak para pekerja dan pegiat seni budaya yang mau bergabung membantu saya. Apakah masih ada? Semoga, ya dan Amin. Tapi jika hanya sedikit atau bahkan mungkin jika tidak ada yang mau dan rela terlibat untuk bergabung, saya sudah melakukannya dan semoga saya diberi kekuatan dan ketabahan untuk selalu melakukannya. Mungkin, tolak ukur keberhasilan fisik yang dapat dicapai adalah membangun wadah yang dimaksud sebagai tempat untuk mewujudkan cita-cita ini (dapat diselasaikan dalam setahun). Saya ingin menjadikan tempat tersebut untuk membantu anak berkebutuhan khusus bersama para ibu mereka.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.300 Juta

Durasi Proyek

9 bulan