Nama Inisiator
Perlita Desiani
Bidang Seni
audiovisual
Pengalaman
Producer film pendek Indonesia, Producer Iklan
Contoh Karya
IMG_1658.JPGKategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
Project yang sudah 3 tahun terakhir ini saya keluti dengan sangat intens dan fokus adalah sebuah project film panjang (feature film) dengan judul MUDIK, durasi dari film ini adalah 90 menit. Ide ini sudah ada sejak 3 tahun lalu, saya tergerak untuk menuliskan cerita ini bersama dengan partner penulis saya karena saya khawatir terhadap situasi yang terjadi yang dapat mencelakakan banyak sekali jiwa. Mudik menjadi sebuah dasar pemikiran saya, dengan data penduduk Indonesia yang kehilangan jiwanya ketika proses Mudik membuat saya gelisah dan ingin menyampaikannya kepada publik/masyarakat baik di Indonesia maupun di international. Skenario Mudik sudah pernah membawa saya ke London, UK karena mengikuti dan memenangkan workshop Script Room British Council 2016 lalu. Dengan kesempatan itu sayapun semakin kaya dalam menyempurnakan skenario karena mendapatkan banyak sekali insight dari orang orang industri film disana. Saya tidak pernah berhenti untuk menggalang dana demi tercapainya film ini, karena ada pesan yang ingin saya sampaikan, dan ada bentuk visual budaya yang terjadi di Indonesia di tahun tahun ini yang sangat jelas bisa menjadi referensi bagi anak anak di masa mendatang untuk bisa melihat bagaimana seorang perempuan Indonesia berada di dalam situasi Mudik di tahun 2018.
Latar Belakang Proyek
Saya mulai menulis cerita untuk film panjang bersama dengan penulis/sutradara partner saya. Cerita ini ada karena adanya rasa kekhawatiran dan kegelisahan saya dengan apa yang sering dan acap kali terjadi di Indonesia, kaitannya dengan yang saya sebut dengan "BUDAYA", yaitu Mudik. Bertahun-tahun lamanya kebiasaan ini berulang, walaupun kita semua tahu apa yang selalu saja terjadi dalam prosesnya, kehilangan jiwa perempuan dan anak Indonesia. Yang menjadi pertanyaan saya, adalah mengapa Mudik tidak terelakkan 1 kalipun oleh masyarakat Indonesia. Jawabannya adalah hausnya manusia akan silaturahmi antara keluarga dan kerabat dekat. Apapun hal tidak baikpun menjadi tidak terlihat lagi karena semangat kasih sayang. Naskah/Skrip film Mudik ini adalah bentuk sebuah pemikiran perempuan Indonesia yang bebas, yang tidak terbelenggu oleh stereotype bahwa perempuan adalah tidak setara. Saya ingin menyampaikan bahwa perempuan Indonesia di saat ini, disadari atau tidak, sudah mulai berdamai dengan tradisi. Bagaimana seorang perempuan tidak hanya berserah pada keadaan tapi berani mengambil resiko, menjalankan solusi, dan menempuh konsekwensi. Untuk itu, Mudik menjadi sangat relevan dengan perkembangan jaman sekaligus cermin bagi para perempuan modern yang masih menghargai tradisi.
Masalah yang Diangkat
Melalui film ini, saya ingin memaparkan realita dalam tradisi Mudik melalui kisah Aida. Budaya pulang kampung atau yang dikenal dengan istilah mudik sudah sangat familiar bagi orang Indonesia. Tulisan Zulkarnain Nasution di Times Indonesia (2017) menyatakan bahwa mudik adalah suatu ritual sosial. Harga tiket transportasi umum melonjak, tingkat kejahatan mengingkat, serta tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi tidak juga mengurangi gelombang pemudik setiap tahunnya. Masyarakat Indonesia menempuh berbagai cara untuk dapat pulang tiba di tujuan tepat waktu. Alasannya, mudik dianggap sebagai ajang silaturahmi tatap muka yang wajib. Sehingga bisa dibayangkan betapa besar resiko perjalanan yang ditempuh. Namun tetap saja masyarakat tetap nekad menempuh perjalanan. Dengan satu tujuan: pulang. Untuk dapat merealisasikan project film ini sesuai dengan timeline, dimana film akan shooting (produksi ) di bulan Juni 2018 nanti dikarenakan kami akan shooting mengambil situasi real Mudik, saya mengalami kesulitan dalam pemenuhan dananya. Dana yang masih saya cari sampai hari ini adalah sebanyak 1,5 Miliar Rupiah lagi. Saya sangat berharap bahwa dengan adanya Cipta Media dapat mensupport karya ini agar cerita tentang perempuan Indonesia tidak hanya terucap, namun ter-visual-kan dalam bentuk karya yang bisa dinikmati baik di Indonesia maupun International.
Indikator Sukses
Ukuran keberhasilan dari project film saya adalah film dengan cerita yang sangat lokal ini bisa diterima oleh masyakarat Indonesia dengan penjualan tiket yang maximal dan juga dapat dinikmati oleh pencinta seni di Asia dan Eropa. Karena untuk saya, sebuah karya seni tidak akan penting apabila hanya sekelibat saja orang yang bisa menikmatinya. Saya ingin sebanyak-banyaknya public yang bisa menerima buah pikiran saya melalui film ini.
Dana yang Dibutuhkan
Rp.999 Juta
Durasi Proyek
6 bulan