283 - Nyanyian Perempuan Penenun

Nama Inisiator

SUSIA KARTIKA IMANUELLA

Bidang Seni

penelitian

Pengalaman

baru memulai

Contoh Karya

Mangrara Banua, Tongkonan, and The Memories of Toraja People.pdf

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

Proyek ini berupa penelitian, pencatatan, pendokumentasian, edukasi dan penyebarluasan (online maupun offline) tradisi lisan orang Toraja di Sulawesi Selatan. Proyek ini mengerjakan tradisi lisan perempuan-perempuan Toraja dalam karya mereka melestarikan warisan nenek moyang melalui tenunan. Para perempuan penenun menjadikan kain hasil olahan tangan mereka tidak hanya sebagai cara untuk mengelola perekonomian mereka secara mandiri, lebih dari itu, tradisi lisan berbentuk pengetahuan lokal dalam menenun menjadi upaya untuk mempertahankan serta mengembangkan kekayaan tradisi lisan mereka, melalui pewarisan dari generasi ke generasi. Melalui proyek ini juga, kain tenun Toraja tidak hanya dipandang sebagai warisan budaya semata, tetapi lebih kepada kekayaan dalam proses penciptaannya, yang dituturkan secara lisan dalam bentuk nyanyian puji-pujian terhadap nenekmoyang. Proyek ini nantinya akan melibatkan berbagai pihak, antara lain pembuat film, pengembang website, pakar budaya Toraja, komunitas menenun di Toraja, serta lembaga kebudayaan di Sulawesi Selatan, untuk mendukung kesuksesan dari terlaksananya proyek ini. Jika lolos seleksi, diharapkan proyek ini tidak berhenti ketika program dukungan Cipta Media selesai, tetapi dapat terus berlanjut melalui pembentukan lembaga yang secara khusus dibentuk untuk melestarikan keragaman tradisi lisan orang Toraja.

Latar Belakang Proyek

Tradisi tenun yang kini mulai berkembang di wilayah Toraja, realitasnya tidak hanya sebatas benda berupa kain saja. Tradisi ini lahir, bertahan, dan berkembang karena adanya upaya pewarisan yang dilakukan turun temurun. Pewarisan ini berupa transmisi memori orang Toraja terkait pengetahuan lokal pembuatan kain tenun. Tuturan-tuturan lisan berisi pengetahuan lokal pembuatan tenun yang dimiliki oleh orang Toraja, harus terus ditransmisikan untuk dapat mempertahankan tradisi ini. Tidak hanya mempertahankan tradisi, melalui tenun, para perempuan penenun terus dapat berkarya untuk dapat mengelola perekonomian mereka sendiri. Upaya para perempuan penenun untuk mempertahankan teknologi tradisional dalam pembuatan kain tenun, tidak hanya menjadi keterampilan yang bernilai, tetapi sekaligus menjadi jalan untuk tetap mempertahankan kualitas kain tenun khas Toraja. Keterampilan para perempuan penenun juga dapat menjadi alat pendobrak kekakuan sistem sosial yang masih lekat dalam masyarakat Toraja terkait perbedaan strata. Hal ini dikarenakan nilai estetika yang dihasilkan dari kearifan lokal tenun ini tidak terikat dengan sistem sosial yang telah ada turun temurun. Kekuatan inilah yang melekat pada perempuan-perempuan penenun. Oleh karena itu, menyadari pentingnya pengetahuan tradisional, khususnya sistem pengetahuan masyarakat adat, dalam kontribusi positifnya terhadap pembangunan berkelanjutan, serta perlunya perlindungan dan promosi yang memadai dari pengetahuan tradisional ini, maka proyek ini dirasa penting untuk dilakukan.

Masalah yang Diangkat

1. Minimnya pendokumentasian dan penyebaran tradisi lisan di Toraja untuk dijadikan sebagai sumber tertulis yang dapat menginspirasi bagi pembuatan karya generasi saat ini, dan sebagai bahan pembanding untuk studi lanjutan. 2. Minimnya pendokumentasian dan penyebaran pengetahuan terkait peran perempuan dalam membangun kebudayaan di Toraja. 3. Kurangnya upaya penggalian tradisi lisan tentang kehidupan dan aktivitas perempuan di Toraja, khususnya dalam hal tenunan. 4. Kurangnya penerapan praktik-praktik tradisi lisan dalam menjawab persoalan hidup masyarakat.

Indikator Sukses

1. Presentasi hasil riset: melibatkan komunitas penenun di Toraja, pemerhati tenun, pakar budaya Toraja, dan pelajar (SMA dan Mahasiswa) 2. Penerbitan buku proses dan hasil riset, berjudul “Nyanyian Perempuan Penenun” 3. Pembuatan video dokumenter proses proyek “Nyanyian Perempuan Penenun” 4. Pembuatan website 5. Workshop tradisi lisan Toraja.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.300 Juta

Durasi Proyek

9 bulan