269 - People of the Forest

Nama Inisiator

Anindya Nabilah Mega Jayanti

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

4 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

perjalanan

Deskripsi Proyek

Proyek ini merupakan proyek pembuatan film dokumenter dengan metode etnografi dan gaya observasional. Inti dari metode dan gaya ini terletak pada gagasan bahwa melalui pengamatan cermat tentang hal-hal kecil mengenai kejadian sosial dan interaksi, dimungkinkan untuk mendapatkan wawasan yang signifikan, tidak hanya motivasi istimewa dari subjek, tetapi juga ke dalam realitas sosial dan budaya yang lebih luas, yaitu dari dunia sosial dan budaya mereka. Film dengan judul “People of the Forest” ini akan mengangkat tentang perilaku manusia yang berkontribusi dalam suatu lembaga konservasi orangutan untuk melihat interaksi antara manusia dengan lingkungan alam. Cerita akan menggunakan sudut pandang realitas dari seorang pemuda suku Dayak pada suatu desa di Kalimantan Timur. Pemuda tersebut berasal dari latar belakang keluarga pemburu. Saat ini ayahnya masih aktif melakukan perburuan di hutan-hutan sekitar desa. Hal tersebut tidak lantas menjadikan si pemuda berhasrat meneruskan jejak ayahnya. Memang, salah satu praktik ekonomi tradisional pada masyarakat Dayak adalah berburu, dan satwa liar masih menjadi buruan utama. Ilmu perburuan diturunkan dari generasi ke generasi. Namun, ia sebagai pemuda setempat lebih memilih untuk mendedikasikan dirinya sebagai animal keeper yang memiliki tugas untuk merawat orangutan.

Latar Belakang Proyek

Orangutan merupakan salah satu satwa endemik dari Indonesia, tepatnya dari Sumatra dan Kalimantan. Oleh karena itu, sudah seharusnya dilindungi dan dijaga populasinya oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di sekitar habitat orangutan tersebut. Namun saat ini, hutan hujan sebagai habitat dari orangutan semakin bersaing ketat dengan perluasan wilayah untuk memenuhi pembangunan manusia, khususnya untuk perkebunan kelapa sawit. Sehingga ketika pakan alami berkurang, orangutan terpaksa mengusik kehidupan manusia yang merambah habitat mereka dengan memasuki wilayah sekitar pemukiman, seperti kebun dan ladang masyarakat. Konflik dengan manusia pun tak terhindarkan. Secara umum, permasalahan menurunnya populasi orangutan dapat disimpulkan sebagai permasalahan perilaku manusia terhadap lingkungannya, yang berarti manusia juga satu-satunya yang dapat memperbaiki keadaan. Salah satu contoh yang dapat menegaskan pernyataan tersebut adalah si pemuda, seseorang yang memutuskan untuk mendedikasikan dirinya pada pelestarian orangutan.

Masalah yang Diangkat

1. Pelestarian orangutan. Ekosistem tidak dapat berhasil dilindungi tanpa memberdayakan masyarakat setempat yang memahami bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada lingkungan alam. 2. Hubungan antar generasi. Dengan apa yang ada dalam rumah si pemuda, dapat menjadi representasi realitas di mana dua generasi dapat tinggal dalam satu atap dengan profesi yang saling bertolak belakang. Sebagai pembacaan yang lebih luas, hal ini terjadi di masyarakat secara lebih luas. Bagaimana konflik ini menyangkut perubahan nilai pada masyarakat Dayak dalam mengelola sumber daya di hutan akibat dari pembangunan yang dilakukan di Kalimantan.

Indikator Sukses

Kesuksesan film ini dapat dilihat pada pemutaran film yang akan dilangsungkan pada bulan Januari 2019 di Yogyakarta bersama dengan karya film-film lainnya. Film ini nantinya juga akan berpartisipasi dalam festival-festival film yang bertaraf nasional maupun internasional, serta ikut serta dalam pemutaran-pemutaran film komunitas. Tujuannya agar masyarakat urban, khususnya generasi muda lebih sadar terhadap lingkungan.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.125 Juta

Durasi Proyek

9 bulan