183 - FILM DOKUDRAMA " RUMAH ALANG-ALANG / perempuan sebrang"

Nama Inisiator

MARIA YULITA SARI

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

10 tahun

Contoh Karya

rumah Alang-alang.DAT

Kategori Proyek

riset_kajian_kuratorial

Deskripsi Proyek

RUMAH ALANG-ALANG ADALAH SEBUAH PROYEK PEMBUATAN FILM DOCUDRAMA atau documentary drama yakni film yang dibuat berdasarkan riset atau kajian terhadap suatu peristiwa/ kisah nyata yang terjadi di sebuah kota tepatnya di dusun kota sebrang, kota Jambi. Film ini juga akan mengambarkan beberapa ikonik budaya yang khas di kota jambi, misalnya pakaian orang dulu/perempuan sebrang tahun itu, bentuk rumah, mitos atau kepercayaan kampung sebrang tentang budaya berpakaian dan kepercayaannya, dan akan mengambil latar tempat tahun 1999-2000 dikota tersebut. Begitu pula alur cerita pada script juga melewati kajian atau riset budaya pada zaman itu termasuk dalam penokohan dan tema yang diangkat yaitu kasus perempuan sebrang kota jambi yang mengalami konflik budaya, mental/sykologi, dan percintaannya. Tokoh perempuan sebrang pun akan mengambil latar budaya perempuan kota sebrang pada tahun itu dan latar tempat yang menjadi lokasi pembuatan film ini disesuaikan dengan tempat atau peristiwa aslinya. Dan film ini juga akan didedikasikan untuk masyarakat indonesia khususnya masyarakat kota jambi. Sebagai pembelajaran dan pengetahuan yang diharapakan bermanfaat demi menjaga dan melestarikan tradisi budaya jambi. Film dokudrama ini juga diharapkan bisa menjadi salah satu aset kebudayaan kota jambi dan membangun serta memajukan kebudayaan kota jambi. baik seniman maupun non seniman di kota tersebut.

Latar Belakang Proyek

Film RUMAH ALANG-ALANG dibuat berdasarkan riset atau kajian terhadap sebuah masalah yang dialami salah seorang perempuan kota sebrang Jambi.Kota sebrang jambi yang akan menjadi kawasan destinasi wisata daerah. Dulunya terkenal sebagai kota santri dan sangat diakui banyak pemuka agama serta sangat islami. Fakta atau permasalahan yang masih terjadi adalah peran perempuan yang sangat sedikit berperan di masyarakatnya, terutama yang tinggal di daerah atau di pedalaman, ialah Keterbataan mereka untuk mengetahui dunia luar dan interaksi terhadap kemajuan teknologi. Apalagi perempuan dianggap cenderung hidup di dapur dan menjalankan sesuai kodratnya. Tidak terlalu banyak peranan besar untuk terjun ke dunia luar yang mengambil ahli profesi seperti kebanyakan laki-laki. Perempuan sebrang dianjurkan mengikuti adat tradisi orang –orang dulu. Misalnya dinikahkan, cenderung pemalu dan ketika keluar selalu mengenakan selendang atau tekuluk.Wanita jambi pada zaman dahulu kala sudah memakai kuluk/ tekuluk yang digunakan buat keseharian seperti ke ladang, ngurus rumah . Kain tekuluk buat yang sudah menikah kain yang menjuntai harus ke kanan. Sedang yang masih gadis diletakkan disebelah kiri. perempuan sebrang memakai dua sarung untuk menututupi kepala dan wajahnya ketika keluar rumah. Keunikan rumah tiang kota sebrang tempat mereka tinggal, sampan yang digunakan sebagai transportasi ke sungai serta bahasa melayu yang khas

Masalah yang Diangkat

Rumah alang-alang “ perempuan memasung selendang merupakan gambaran ketidakberdayan seorang perempuan bernama Dijjah yang terpaksa me Dijah tidak memiliki keterbukaan ruang dan kemampuan untuk berjuang sebagai sosok yang dia impian, menjadi wanita sebrang adalah sebagai kodratnya. Ditambah permasalan mental seseorang anak yang dia lahirkan dan dinyatakan gila. Dijah mencintai laki-laki yang berasal dari luar sebrang kota jambi. Laki-laki itulah yang kemudian mengenalkannya kepada dunia diluar sebrang yang membuat Dijjah akhirnya menentang tradisi dan nilai-nilai moral yang sudah ditetapkan sebagai suatu tradisi dikeluarga dan kampungnya. Pergolakan bathin antara cinta, impian dan kenyataan pahit, salah satu kasus yang ditemui di sebuah kampung kota jambi ini. Seorang yang mengidap sakit jiwa atau kejiwaaannya terganggu cenderung di katakana gila. Hal ini adalah tabu, memalukan menjadi aib yang harus ditutupin. Kasus ini benar terjadi dan pihak keluarga menganggap bahwa ada hubungannya dengan ruh leluhur atau gangguan makhluk halus dan dianggap sial. Maka pengobatannya pun secara tradisional atau bahasa kampunya ke “orang pintar/ dukun.” Pengobatan secara medis dianggap tidak terlalu banyak membantu. Kasus Dijjah seorang ibu yang menanggung beban moril ditengah pergulatan bathinnya terhadap anaknya yang gila, serta dia dikucilkan. Dan Dijjah terpaksa lari dari kenyataan pahitnya dan memikul beban hidupnya seorang diri

Indikator Sukses

Sejauh ini proses proyek RUMAH ALANG-ALANG melalui tahap perencanaan riset data dan kajian kasus di kota jambi bersamaan dengan preproduction seklaigus production yang akan dimaksimalkan 100 % sukses dan lancar. Semua sesuai perencanan produksi hingga shooting berlangsung dan menghasilkan karya nyata yaitu film docudrama tersebut

Dana yang Dibutuhkan

Rp.500 Juta

Durasi Proyek

5 bulan