1218 - Bark Painting Story

Nama Inisiator

Niken Pamikatsih Proborini

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

minerswalkdotcom.jpg

Kategori Proyek

lintasgenerasi

Deskripsi Proyek

Bark Painting Story adalah sebuah proyek yang mengembangkan konsep presentasi database melalui storytelling website. Kegiatan ini terdiri dari 3 tahap, yakni Perencanaan Konsep Presentasi, Pengumpulan Data, dan Presentasi. Target produk presentasi dalam bentuk Website sebagai data online, Pameran Foto dan Penyusunan Buku. Proyek ini sebetulnya proyek pribadi jangka panjang dari perempuan untuk menginspirasi perempuan lain di seluruh Indonesia dan sebetulnya sudah berjalan sejak 2017, namun tidak dapat diteruskan karena keterbatasan dana. Bark Painting Story secara grand design menceritakan kembali pengalaman perjalanan 2 perempuan, yakni orang luar dan orang lokal /perempuan Sentani dalam mencari tahu sejarah Asei Pulo, akar dari Budaya Sentani. Cara yang ditempuh dalam mencari sejarah itu adalah dengan melakukan perjalanan mendatangi Tetua Adat dan orang yang dituakan yang memiliki atau mengetahui sumber-sumber sejarah. Media Foto, Video dan Audio dipilih karena sebagian besar sejarah di Sentani (bahkan Papua) diceritakan turun temurun secara lisan sebagai Mitos/Dongeng, Upacara&Tari tarian, dan bahkan Nyanyian. Fokus yang diambil dari proyek ini adalah penceritaan kembali sejarah melalui Motif-motif Ukir Kulit Kayu Sentani dari sudut pandang "Perempuan Papua yang bertahan". Obyek lain yang akan diceritakan karena merupakan bagian dari kebudayaan lokal : Noken Kulit Kayu, Makanan Asli, yang merupakan buah karya perempuan Papua.

Latar Belakang Proyek

Beberapa tahun terakhir, penulis terlibat dalam proyek-proyek personal independen dan menyadari bahwa pendokumentasian kearifan lokal sangatlah penting khususnya ilmu pengetahuan informal tidak tertulis dan hanya diturunkan dari generasi ke generasi melalui lisan atau media non tulis lainnya. Berangkat dari pesimisme lokal mengenai posisi perempuan Papua, khususnya di Sentani penulis berusaha mengubahnya menjadi sebuah potensi kekuatan yakni kekuatan ekonomi dan pelestarian lingkungan dari segi "Perempuan Papua yang bertahan". Salah satu kisah yang diangkat untuk menginspirasi perempuan lain adalah kisah dari tokoh yang sempat ditemui yaitu Martha Ohee, seorang "wanita tanah" yang mendobrak adat karena passion dan gerakan hati mengangkat kesejahteraan kaum wanita di sekitarnya melalui ukir kulit kayu sebagai karya seni sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Ia yang dengan penuh kesadaran meminta ijin kepada Ayahnya meninggalkan aturan adat untuk mengulik bidang tersebut yang sebetulnya dilarang adat, ia juga melakukan kajian penelitian terhadap tanaman Kombouw, material sejenis pohon Randu yang secara ekosistem terancam punah karena eksploitasi dan ketidakmampuan masyarakat menanam kembali. Banyak pula cerita yang hendak diangkat dari perempuan lokal berkaitan dengan pelestarian budaya dan alam.

Masalah yang Diangkat

1. Minimnya pengetahuan karena keterbatasan akses pengetahuan mengenai sumber sejarah dan motif ukir Sentani yang terjadi karena aturan adat. Bisa juga hal tersebut disebabkan oleh inisiatif dari masyarakat yang minim dalam mempelajari budaya sendiri. Mendapatkann akses dan ijin untuk menuliskan kembali sejarah ini menjadi penting dan harus digunakan sebaik-baiknya. 2. Peran perempuan sebagai ujung tombak perubahan dalam merangsang kembali lahirnya Bark Painting Artist untuk mengekspresikan diri dalam membuat karya lukis ukir kulit kayu. Hal ini perlu dilakukan guna mengkritisi cara-cara instan dalam menduplikasi karya hanya untuk kepentingan ekonomi saja karena cara-cara tersebut dapat mengkikis kebudayaan dan berujung kehilangan budaya. 3. Terjadinya missing link antara penduduk lokal karena gap generasi yang lebar dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan industri modern. 4. Peran perempuan dalam perekonomian keluarga pada obyek yang lain misalnya Noken (khususnya Kulit Kayu), Makanan Asli (Ikan, Sagu, dan Ubi), yang merupakan buah karya perempuan/ mama-mama Papua.

Indikator Sukses

1. Keterbukaan Ondowafi Asei Pulo, ketua-ketua adat lain dan keterlibatan beliau dalam projek ini sebagai narasumber mengindikasikan keterbukaan Budaya Asei Pulo terhadap pergeseran peran perempuan-perempuan lokal. 2. Penciptaan karya-karya baru oleh Bark Painting Artist khususnya Perempuan dan anak anak. 3. Keberhasilan pembuatan Website dan channel Youtube, sebagai database proyek yang dapat diakses dari dan oleh siapapun, Pameran Foto, dan Peluncuran Buku Foto 4. Merangsang kegiatan kreatif lokal untuk menyelenggarakan proyek serupa.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.630 Juta

Durasi Proyek

9 bulan