1195 - Bengkel Tenun

Nama Inisiator

Andi Bunga Tongeng Anas

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

2 tahun

Contoh Karya

Video Kamummu.mp4

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Proyek ini akan melibatkan tiga orang perempuan, yang selama ini mengelola tenun sengkang, membuat kerajinan tas modern tapi berbahan dasar tenun sengkang dan tenun toraja. Andi Bunga Tongeng (Kamummu craft dari Makassar) pengrajin tas dan dompet berbahan tenun sengkang dan melaksanakan workshop membuat tas bagi perempuan. Ida Sulawati (Aminah Silk dari Sengkang) pengusaha tenun dan bekerja bersama penenun sengkang. Pasolang Maya (Landodurun Craft dari Toraja) pengrajin tas dan dompet berbahan tenun toraja dan batik sarita. BENGKEL TENUN merupakan kegiatan gabungan dari pameran edukasi, talkshow dan workshop pada satu tempat yang sama dalam dua hari penyelenggaraan. Pameran bertujuan untuk memperkenalkan kepada semua kalangan, khususnya kalangan muda, tentang jenis motif tenun sengkang dan toraja yang pernah ada sejak jaman dulu hingga sekarang, yang juga menghadirkan penenun tradisional langsung dari Sengkang dan Toraja. Pengunjung bisa mencoba memintal benang, mencelup warna hingga menenunnya, sekaligus mengenali bahan dasar kain dan pewarna tenun. Talkshow akan menghadirkan pembicara dari unsur pemerintah, perancang busana dan pengusaha untuk membincang pelestarian tenun sulawesi selatan. Selama dua hari akan dilaksanakan juga workshop membuat tas dan dompet berbahan tenun di lokasi pameran. Proyek diharapkan mampu mendorong masyarakat mau menggunakan tenun tradisional sebagai pelengkap busana sehari-hari, agar penenun di kabupaten tetap eksis

Latar Belakang Proyek

Tenun Sengkang berbahan dasar ulat sutera dan tenun toraja berbahan dasar serat kayu, memiliki ragam motif yang belum dikenal luas oleh masyarakat. Sejarah tenun di Sulawesi Selatan pun masih amat jarang diangkat untuk dibahas dan disebar luaskan. Kami bercita-cita mengedukasi masyarakat dengan sejarah tenun sengkang dan toraja melalui motif lawas dan motif modern, sebagai bagian dari budaya lokal. Tenun sulawesi juga masih terbatas digunakan untuk acara resmi atau pesta saja. Sehingga daya jual pengrajin tenun tradisional masih tergolong rendah. Pun terkalahkan oleh kain hasil pabrik dengan motif yang dihasilkan oleh mesin, yang harganya di pasaran lebih murah daripada tenun yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Selain mengenalkan motif tenun, kami berencana ingin mengajak pengrajin kain untuk melirik tenun sengkang dan toraja menjadi bahan dasar tuk membuat tas sebagia pelengkap busana, agar tenun dapat menjadi pilihan pemakaian sehari-hari, bukan sebatas acara resmi atau pesta. Permintaan yang tinggi akan tenun, otomatis akan mendorong produksi yang tinggi. Produksi yang tinggi akan memicu perempuan-perempuan muda untuk memilih kerjainan tenun sebagai salah satu pilihan usaha. Hal ini juga akan turut berkontirbusi pada upaya terpeliharanya budaya tradisional di Sulawesi Selatan

Masalah yang Diangkat

Masalah yang akan kami atasi melalui proyek ini adalah bagaimana informasi sejarah tenun sengkang dan toraja dan ragam motif tenun yang pernah ada dapat disebar luaskan ke masyarakat dan berbagai kalangan usia. Bagaimana masyarakat Sulawesi Selatan mau beralih menggunakan tenun tradisional, bukan hanya untuk kebutuhan busana resmi dan pesta tapi juga untuk pemakaian berbagai kesempatan dan acara. Proyek juga akan membuka peluang usaha tenun bagi banyak perempuan yang berdiam di Makassar, tanpa harus ke Sengkang dan Toraja, untuk belajar bersama melalui workshop, cara menjahit tas dengan model terbaru namun dengan bahan utama tenun.

Indikator Sukses

Bengkel Tenun terselenggara selama 2 (dua) hari pelaksanaan dan dikunjungi oleh minimal 500 pengunjung. Sebanyak 200 orang mengikuti talkshow tentang mendorong usaha tenun di Sulawesi Selatan Sebanyak 30 orang perempuan mengikuti workshop menjahit tas berbahan tenun sengkang dan toraja dalam 2 (dua) hari pelaksanaan Sebanyak 10 orang crafter perempuan akan menjadi pelatih pada workshop Tiga brand lokal tenun (Kamummu craft, Aminah Silk dan Landodurun craft) akan menampung hasil karya para peserta workshop untuk dipasarkan Pemerintah Sulawesi Selatan dan kabupaten melalui Dinas terkait tergerak untuk mempromosikan kerajinan tenun melalui kegiatannya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.300 Juta

Durasi Proyek

4 bulan