Nama Inisiator
MAHDALENA
Bidang Seni
sastra
Pengalaman
22 Tahun (1996-sekarang)
Contoh Karya
talkshow2.mp4Kategori Proyek
riset_kajian_kuratorial
Deskripsi Proyek
Kegiatan yang meliputi riset dan pendokumentasian ini dilakukan langsung oleh seorang perempuan dari dan untuk sebuah kampung nelayan miskin yang kenyang dengan berbagai musibah bertubi yang menderanya. Mulai kehidupan masa lalu, konflik, tsunami serta post tsunami yang mengakibatkan banyak kehilangan. Menelusuri berbagai sudut dan celah kampung, mengumpulkan orang-orang untuk dimintai keterangan serta berdiskusi bersama, memetakan berbagai kehilangan yang terjadi dan dialami oleh warga kampung. Bekerjasama dengan 4 orang ibu PKK, kemudian menyusunnya menjadi buku, dengan mengabadikan rekaman proses kegiatan dalam bentuk gambar serta video, serta mensosialisasikan kepada masyarakat dari kampung lainnya sekota Banda Aceh.
Latar Belakang Proyek
Setelah menyaksikan sejarah berdarah yang terjadi didepan mata, saya tergerak untuk menulisnya, membukukan semua kehilangan yang kami alami bersama warga kampung tercinta, sebelum kamipun sebagai penyaksi sejarah itu hilang bersama waktu. Kehilangan yang terbukukan ini, akan menjadi kado warisan untuk anak cucu kami kelak dan menjadi pegangan untuk terus berkaca diri. Disamping itu manfaat bagi masyarakat, saat menceritakan kembali atau mengulang kisah manakala pendokumentasian tersebut dilakukan, adalah merupakan proses healing yang sedikitnya akan membebaskan kami dari berbagai luka jiwa yang sempat dialami. Selanjutnya segala benda dan kisah yang pernah dimiliki, sebagai sejarah dan aset kampung, dilakukan pendataan kembali untuk dibukukan.
Masalah yang Diangkat
Kehilangan demi kehilangan akibat perjalanan masa lalu, konflik, tsunami dan post tsunami yang mendera akankah juga ikut mencabut kepedulian serta kecintaan terhadap sesama dan kampung halaman? Kehancuran sebuah bangsa terjadi, manakala sejarah tercabut dari ingatan generasinya. Dulu kami punya apa, dan sekarang kemana? Dulu sosio kultur kami seperti apa dan sekarang bagaimana? Ada artefak penting yang hilang, namun belum kembali. Ada lahan warga penghasil mujair dengan kwalitas terbaik hilang berganti pabrik dengan kepemilikan asing, sambil melambaikan tangan pada perempuan pencari tiram yang kehilangan pekerjaannya. Inilah suara perempuan kampung, yang menggeliat dalam persoalan hidup dan derita sosial yang menghujaninya. Sebagaimana pesan WS.Rendra dalam Sajak Sebatang Lisong : ”Apalah artinya berpikir, bila terlepas dari derita lingkungan”
Indikator Sukses
Terbitnya buku ”Yang Hilang dari Kampungku”. Dicetak sebanyak 1000 buah. Memuat potret sejarah Lampulo, Dulu dan Kini, berikut dokumentasi proses baik dalam bentuk photo maupun video, serta sosialisasi dalam bentuk seminar dan peluncuran buku dengan menghadirkan tokoh serta masyarakat dari kampung-kampung sekota Banda Aceh, sekaligus sebagai inspiring.
Dana yang Dibutuhkan
Rp.180 Juta
Durasi Proyek
8 bulan