1114 - Pulau Plastik

Nama Inisiator

Shinta Oktania Retnani

Bidang Seni

audiovisual

Pengalaman

10 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

kerjasama_kolaborasi

Deskripsi Proyek

PULAU PLASTIK adalah seri edutainment yang mendalami masalah penanganan sampah di Bali dan tantangan yang dihadapi komunitas dan pemerintah Bali, serta menunjukkan praktek terbaik dan solusi berkelanjutan yang dapat diterapkan. Mengikuti host Gede Robi (aktivis Bali dan vokalis band Navicula), seri ini akan mengambil pendekatan sosial-budaya dan mendalami peran tradisi dan spiritual Bali dalam pengelolaan sampah, serta peran seni dan musik dalam membentuk gerakan peduli lingkungan di Pulau Bali. Setiap episode akan menyertakan kampanye sosial-media dan ‘call to action’ yang menunjukkan cara-cara sederhana yang dapat dilakukan pemirsa untuk mengurangi sampah plastik mereka atau mempengaruhi perubahan peraturan dari tingkat desa melalui peraturan tradisional Bali, yaitu Awig-awig, atau melalui peraturan daerah dari pemerintah. Untuk mencapai jumlah pemirsa sebanyak mungkin, seri PULAU PLASTIK akan disiarkan di stasiun TV lokal di Bali menggunakan bahasa Indonesia. Setiap episode juga akan di-edit menjadi web-series yang dapat disebarkan melalui sosial media.

Latar Belakang Proyek

Melalui Asa Film, kami banyak membantu klien dari luar negeri seperti BBC dan NatGeo. Film yang mereka produksi mengangkat tema penting di Indonesia, namun karena disiarkan di luar dan dalam bahasa Inggris, pengaruhnya kurang terasa di sini. Impian saya adalah untuk memproduksi film karya orisinil dalam bahasa Indonesia untuk membawa perubahan positif dan meningkatkan kesadaran di negri sendiri. Saya berbasis di Bali dan menyaksikan sendiri kerusakan lingkungan di pulau Bali; tidak ada yang lebih darurat daripada masalah polusi sampah di Bali, terutama sampah plastik, yang mengotori urat nadi pulau ini, hingga mengalir ke laut dan menjadi bagian dari krisis lingkungan global yang sedang melanda kelautan bumi. Menanggapi isu dengan skala dan kerumitan besar ini adalah tantangan yang membutuhkan kolaborasi dan kami telah memilih Navicula dan Kopernik sebagai partner utama dalam proyek ini. Gede Robi dan bandnya Navicula sudah 20 tahun lebih menciptakan lagu, tur dan berkampanye untuk mengangkat isu lingkungan dan sosial di Indonesia, sedangkan Kopernik sudah dikenal baik atas pendekatan inovatif mereka dalam mengurangi kemiskinan melalui eksperimentasi, teknologi dan inisiatif perubahan perilaku. Navicula dan Kopernik pernah berkolaborasi sebelumnya menggunakan musik dan teknologi untuk perubahan, dan kini PULAU PLASTIK bersama Asa Film menjadi inisiatif kolaborasi terbaru antara organisasi-organisasi ini.

Masalah yang Diangkat

Bulan November 2017, pemerintah mengumumkan Bali berada dalam “Darurat Sampah”. Ini menunjukkan bahwa walaupun sudah ada beberapa solusi yang diterapkan di Bali untuk mengatasi masalah sampahnya, ternyata masih banyak lagi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan masalah darurat ini dan menggerakkan masyarakat untuk aktif dalam pencarian dan pelaksanaan solusi. Menurut laporan dari MacArthur Foundation yang dirilis tahun lalu, "Pada tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik di laut daripada ikan (berdasarkan berat)". Setelah Cina, Indonesia adalah penyumbang terbesar kedua sampah plastik ke laut, dan Bali sendiri membuang lebih dari 110,000 ton plastik ke laut setiap tahunnya. Ada dua pendekatan kunci dalam mengurangi masalah sampah plastik: 1) Pencegahan melalui pengurangan penggunaan sampah plastik dan 2) Mitigasi dengan mengenalkan praktek dan peraturan yang lebih tegas untuk mendaur ulang sampah plastik yang sudah ada. Melalui serial video edukasi PULAU PLASTIK yang dikembangkan khusus untuk masyarakat lokal, program ini bertujuan untuk mengubah kebiasaan setempat dan menciptakan: – Peningkatan pemahaman mengenai masalah sampah di Bali; – Meningkatnya tingkat pemisahan sampah dan sistem kompos di skala rumah tangga – Kepedulian tinggi di masyarakat yang dapat membawa perubahan peraturan dari skala desa lokal melalui sistem awig-awig desa, atau perbaikan peraturan daerah untuk mengurangi penggunaan tas plastik.

Indikator Sukses

Cara pertama kami untuk mengukur keberhasilan program ini adalah dengan melihat data statistik media, yang meliputi statistik pemirsa TV dan sosial media. Mengingat tujuan utama proyek ini adalah perubahan perilaku, kami juga akan mengukur pencapaian dan keterlibatan penonton yang terbagi menjadi 2 kategori: 1) Perubahan langsung dan peningkatan pengetahuan setelah menonton program; dan 2) Perubahan jangka-panjang dalam kebiasaan penggunaan plastik dan pengelolaan sampah plastik, serta pengadaan kegiatan yang mendorong pemerintah setempat untuk bertindak mengatasi masalah ini. Melalui kelompok terkontrol dan pengadaan survei sebelum dan sesudah pemutaran filmnya, kami dapat mengukur keberhasilan program ini dalam mencapai tujuan: – Meningkatkan kesadaran dan pemahaman mengenai masalah sampah plastik di Bali dan kaitan tradisi adat istiadat Bali dengan isu sampah di Bali. – Meningkatkan pemisahan sampah rumah tangga sebelum diangkut. – Meningkatkan pembuatan kompos skala rumah atau kompos skala desa – Terimplementasi larangan penggunaan tas plastik sekali pakai dari pemerintah, dan diterapkan peraturan skala desa mengenai pengelolaan sampah melalui awig-awig (aturan tradisional Bali)

Dana yang Dibutuhkan

Rp.250 Juta

Durasi Proyek

6 bulan