1075 - My Music, My Healing, My Advocacy

Nama Inisiator

Cut Rizqa Fadlia

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

5 tahun

Contoh Karya

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Musik telah terbukti sangat membantu dalam proses pemulihan trauma bagi korban yang pernah mengalami kekerasan psikis terutama remaja dan anak. Proyek ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada 10 orang remaja perempuan usia 15 - 20 tahun korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terutama kekerasan seksual untuk belajar bermain alat music yang diminati selama enam bulan sebagai terapi pemulihan trauma untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka. Selain kesempatan mengekspresikan diri melalui music, mereka akan didampingi oleh fasilitator dan psikolog dalam sesi "group therapy" dimana mereka akan saling mengenal satu sama lain, berbagi semangat dan merencanakan pertunjukan music bersama. Diharapkan dengan kemampuan mereka memainkan alat music, mereka dapat tampil percaya diri untuk menginspirasi perempuan korban kekerasan lainnya untuk meneruskan hidup dengan sikap positif. Proyek ini terdiri tiga kegiatan utama yaitu 1) Kursus Music, 2) Group Therapy, dan 3) Pertunjukan music yang disertai Talkshow tentang pentingnya perlindungan hak-hak anak untuk tumbuh kembang dalam lingkungan tanpa kekerasan. Proyek ini akan melibatkan lembaga pemerintah maupun LSM yang bergerak dibidang perempuan, pemuda dan anak, crisis center yang memberikan pendampingan korban KDRT serta psikolog anak dan remaja dan Prodigy Conservatory of Music, lembaga pendidikan musik ternama di Aceh.

Latar Belakang Proyek

Meningkatnya jumlah kasus KDRT yang dialami anak dan remaja perempuan yang kebanyakan berasal dari kalangan ekonomi lemah menimbulkan keprihatinan saya dan rekan-rekan yang berprofesi dibidang psikologi, pendidikan untuk perubahan sosial, dan musik. Menyadari ada cukup banyak bukti bahwa musik dapat membantu penyembuhan korban trauma, terutama untuk remaja dan anak-anak yang mengalami KDRT namun penggunaannya masih sangat terbatas terutama di Aceh, kami mengusulkan program trauma healing yang mengkombinasikan ketiga bidang tersebut. Harapannya model ini tidak hanya menjadi therapy bagi remaja yang pernah mengalami trauma akibat berbagai bentuk kekerasan psikis tapi juga menjadikan mereka sebagai champion untuk mengadvokasi hak-hak anak untuk tumbuh kembang dalam lingkungan tanpa kekerasan.

Masalah yang Diangkat

Meningkatnya jumlah kekerasan dalam rumah tangga, termasuk kekerasan seksual terhadap anak dan remaja membutuhkan penanganan yang tidak biasa untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka. Lebih dari itu, tantangan menjadi lebih besar ketika harus mendesain program yang dapat membantu mereka tidak hanya bisa keluar dari pengalaman yang traumatic dan menjadi champion dalam mengadvokasi hak-hak orang lain yang bernasib sama dengan mereka dan menjadi inspirasi bagi sesama. Untuk menjawab tantangan ini, kami tertarik menggunakan music dalam proses pemulihan trauma pada anak dan remaja yang memang telah terbukti efektif, tapi terbatasnya akses untuk belajar alat music yang diasuh oleh professional apalagi disertai dengan bimbingan konseling, baik secara individu maupun secara kelompok (group therapy), membuat metode ini jarang diintegrasikan dalam proses pemulihan trauma. Dengan adanya intervensi proyek ini, diharapkan akan menjadi model baru dalam penanganan trauma healing terutama pada anak dan remaja di Aceh, dimana melalui program ini tidak hanya mengembalikan kepercayaan diri mereka tapi juga menjadi aktivis yang mengadvokasi hak-hak anak.

Indikator Sukses

1. Kembalinya rasa percaya diri 10 perempuan muda usia 15 - 20 tahun yang teridentifikasi sebagai korban KDRT yang berasal dari kalangan ekonomi lemah mampu mengekspresikan diri dengan permainan alat music yang mereka minati, merencanakan dan melaksanakan pertunjukan music bersama sebagai bagian utama acara talk show yang mambahas tentang penggunaan music sebagai pemulihan trauma dan advokasi perlindungan hak-hak anak untuk tumbuh kembang dalam lingkungan aman, sehat dan positif. 2. 10 perempuan muda yang menjadi target group proyek ini mendapatkan beberapa alat musik, yang dapat mereka mainkan bersama serta merencanakan aksi tindak lanjut untuk advokasi perlindungan hak-hak anak atas lingkungan yang aman, sehat dan nyaman untuk berkembang, dengan program mentoring yang berkelanjutan dari aktivis senior yang bergerak di bidang perempuan dan anak. 3. Meningkatnya jumlah masyarakat yang sadar akan pentingnya perlindungan hak-hak anak, serta kemauan untuk bekerjasama, berkolaborasi, bersinergi antar bidang dalam mendesain intervensi terutama dalam upaya mentransformasikan posisi korban menjadi aktivis dalam upaya perlindungan hak-hak anak.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.198 Juta

Durasi Proyek

9 bulan