1007 - Website dan Hibah Buku Syair Tambangraras

Nama Inisiator

ATHANASIA DIAN SANTI

Bidang Seni

lainnya

Pengalaman

6 TAHUN

Contoh Karya

Kategori Proyek

akses

Deskripsi Proyek

Buku Syair Tambangraras (2016) merupakan saduran buku sastra perjalanan Jawa abad XVII berjudul Serat Centhini. Melalui kegiatan ini, buku dari penerbit Abhiseka Dipantara yang saya kelola itu akan dicetak dan dihibahkan ke perpustakaan-perpustakaan di Indonesia dan kalangan pengapresiasi yang terkait, disertai dengan poster infografis lokasi perjalanan Tambangraras. Seiring itu akan dibuat website Tambangraras sebagai media digital interaktif dengan kalangan pengapresiasi buku itu. Isinya, aneka info populer tentang teks dan konteks Syair Tambangraras serta Serat Centhini, disertai dengan kuis bulanan berhadiah tentang topik serupa.

Latar Belakang Proyek

Sering dijuluki sebagai ensiklopedi kebudayaan Jawa, sebagai sastra perjalanan Serat Centhini mengungkapkan keanekaragaman keadaan keseharian masyarakat Jawa di luar istana raja, termasuk tentang kaum perempuannya. Nama Centhini maupun Tambangraras diambil dari sosok perempuan dalam serat yang menceritakan perjalanan berkeliling tanah Jawa di sekitar masa kekuasaan Sultan Agung di Mataram abad XVII. Tahun 1998, saduran kitab tersebut ke dalam bahasa Indonesia dikerjakan oleh tim dari lembaga riset Alocita di Yogyakarta, terdiri dari ahli bahasa Jawa dan Arab dari Universitas Gadjah Mada serta penyair Dorothea Rosa H. Sedangkan pelukis Siti A. menyumbangkan karyanya sebagai cover buku.Tahun 2016, Penerbit Abhiseka Dipantara kemudian menerbitkan secara terbatas buku berjudul Syair Tambangraras itu.

Masalah yang Diangkat

Bagi sementara kalangan Serat Centhini cenderung direduksi sebagai buku yang sekedar berisi urusan badaniah, khususnya dalam relasi pria dan perempuan. Padahal sesungguhnya serat itu adalah sastra perjalanan yang tak hanya merupakan perjalanan fisik saja tetapi juga perjalanan spiritual di Jawa, dan disusun ketika kolonialisme Barat menduduki Jawa sekitar tahun 1810. Selain itu Serat Centhini selama ini masih menggunakan bahasa Jawa dalam format tembang sehingga belum terjangkau bagi khalayak luas yang berbahasa Indonesia. Dan hingga saat ini apresiasi ke buku sastra seperti Centhini masih terbatas pada format buku, dan belum memanfaatkan format digital seperti website. Sementara itu saduran yang bisa dipertanggungjawabkan atas Serat Centhini telah dilakukan tim Alocita, sehingga terbit menjadi buku Syair Tambangraras. Namun karena keterbatasan dana maka buku tersebut belum dapat dicetak ulang dalam jumlah yang memadai untuk beredar luas, sehingga menghambat apresiasi atasnya.

Indikator Sukses

Dicetak dan dihibahkannya buku Syair Tambangraras ke perpustakaan-perpustakaan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa bagian tengah dan timur yang berlatar budaya Jawa, serta kalangan yang mengapresiasi website Tambangraras. Kemudian tumbuh apresiasi pada sastra klasik Nusantara yang tercermin melalui content interaktif pada website Syair Tambangraras yang di-up-date setiap bulan selama setahun selanjutnya.

Dana yang Dibutuhkan

Rp.88 Juta

Durasi Proyek

7 bulan