Nama Inisiator
Chrisema Ramayona Latuheru
Bidang Seni
musik
Pengalaman
5 Tahun
Contoh Karya
FIS DUO TOMA MASTER.mp3Kategori Proyek
kerjasama_kolaborasi
Deskripsi Proyek
Tifa adalah salah satu simbol perdamaian, bagi orang Maluku suara tifa memanggil pulang semua saudara dan suara tifa mempunyai arti dan kesan yang sangat melekat. Karena ini adalah kolaborasi, saya mengajak beberapa ikatan mahasiswa Maluku. Komunitas seni teater Maluku dan volunteer dari teman-teman saya yang berasal dari Yogyakarta untuk bersinergi bersama saya berada dalam kepanitiaan. Konsep program ini adalah bagaimana seniman dan pelajar asal Maluku yang tinggal di Yogykarta dapat menyampaikan kerinduan dan keinginan sebagai bagian dari kehidupan berbudaya di tanah rantau. Konser dua tifa dan teater Maluku untuk Yogyakarta. Mengembalikan memori tentang hidup berdampingan dan berbagi antara adik dan kakak dalam budaya “ Pela Gandong ”. Dengan melantunkan lagu-lagu folk tentang perjuangan dan ibu akan menjadi fokus pada musik dua tifa yang berkolaborasi dengan Fis duo band etnik asal Maluku. Semua lagu tersebut akan di arransement kembali oleh saya sendiri selaku pemohon hibah. Kemudian diteruskan dengan teater Maluku untuk Yogyakarta. Bentuk teater ini adalah pesan yang mewakili perasaan seniman dan pelajar asal Maluku yang tinggal di daerah istimewa itu, konsep awal teater ini adalah dengan musik dan budaya mereka ingin berjuang dan menjadi bagian dari Yogyakarta. Acara ini akan dilaksanan pada bulan Juli yang berlokasi di Taman Budaya Yogyakarta.
Latar Belakang Proyek
Konflik horizontal yang sering terdengar antara masyarajakat timur dan warga Yogya adalah latar belakang dari proyek ini. Mengembalikan hubungan baik dengan seni dan budaya saya kira adalah jalan keluar. Kemudian sebagai perwakilan kegelisahan seniman dari Maluku yang menetap di Yogyakarta. Bersama Kalesang Artsas dan Rakyat sastra adalah komunitas seni yang kebanyakan anggotanya berasal dari Maluku, untuk memperkenalkan kepada Masyarakat dan seniman Yogya eksistensi kami yang hadir sebagai pendukung pergerakan budaya dan musik. Kami ingin untuk bersatu dan bersinergi bersama dan dengan adanya proyek maka ada panggung pertemuan antara seniman asli Maluku dan warga Yogyakarta, dan dipertemuan inilah pesan yang tentang konflik horizontal itu kami sampaikan melalui seni. Kemudian kami dapat mengajak beberapa seniman Yogyakarta untuk berkolaborasi bersama.\r\n\r\n
Masalah yang Diangkat
Konflik horizontal antara penduduk Yogyakarta dengan pendatang sering terjadi belakangan ini. Tersebar banyak berita tentang kasus anak timur yang membrutal di tanah Yogyakarta. Dari kasus mabuk-mabukan sampai kasus cebongan tahun 2013 silam. Sebenarnya harus digaris bahwai bahwa anak timur di Yogyakarta kebanyakan adalah seniman dan pelajar yang memampukan mereka berpikir lebih kritis untuk mengatasi konflik ini akan tetapi mereka terkendala dengan media yang baik dan sudah menerima imbas yang membuat beberapa masyarakat Yogya antipati. Maka dari itu saya mengambil kesempatan ini dan berkolaborasi dengan beberapa komunitas mahasiswa Maluku dengan memakai media musik dan budaya keaslian Maluku sebagai alat perdamaian yang dapat mengembalikan citra Indonesia timur di tanah Yogyakarta ini. Dengan cara ini juga saya mengembalikan minat budaya dan musik etnik kepada mahasiswa Maluku agar dapat digunakan secara baik dan mampu berkontribusi dalam bidang musik dan budaya di kota yang sangat istimewa ini, terkhususnya musik etnik yang sangat melekat dengan budaya asli Maluku. Agar damai dapat tercipta, “ Pela Gandong ” dapat dirasakan bagi siapa saja, kebaikan dan keramahan melalui musik sebagai media perdamaian dapat menjadi sarana edukasi dan resolusi konflik horizontal yang terjadi.
Indikator Sukses
Pertemuan antara penonton yang kami pastikan akan kebanyakan warga Yogyakarta dan kolaborasi dengan beberapa seniman Yogyakarta, saya pastikan bahwa dengan adanya program ini dapat membantu ruang gerak seniman asal Maluku yang berkarya diYogya. Kemudian konflik horizontal yang membawa dampak negatif bagi masyarakat timur akan mulai dinominasi dengan bagaiamana kami mulai merubah dan menjadi Maluku yang berbudaya dan mendukung pergerakan pelestarian budaya di Tanah Yogyakarta. Kemudian akan diberikan uang pembinaan sebagai dukungan bagi komunitas sastra asal Maluku agar mereka pun dapat melestarikan budaya Maluku dan dapat membantu mendukung pergerakan sosial ini dengan seni yang mereka kerjakan.
Dana yang Dibutuhkan
Rp.100 Juta
Durasi Proyek
2 bulan