559 - Sekolah Desa Bencana sebagai Pusat Informasi Mitigasi Bencana Erupsi Merapi

Nama Inisiator

Indomerapi Rescue

Organisasi

Indomerapi Rescue

Topik

Meretas batas – kebhinekaan bermedia

Deskripsi Proyek

Berdasarkan pengalaman peristiwa Erupsi Merapi November 2010, terjadinya kepanikan dan kekacauan dalam penanggulangan bencana menunjukkan rendahnya kesadaran/kesiapan masyarakat dalam tanggap bencana, rendahnya koordinasi antar instansi dalam mitigasi bencana, ditambah tidak adanya Team atau Organisai Lokal yang berkonsentrasi Khusus dalam mitigasi dan penanganan bencana Erupsi Merapi. Oleh karena itu, kami sebagai warga lokal yang tinggal di KRB II ingin berperan langsung dan aktif dalam melakukan pendekatan serta edukasi tentang mitigasi dan tanggap darurat bencana melalui Sekolah Desa Bencana serta membentuk Tim Rescue Lokal yang merekrut pemuda-pemuda di setiap dusun di KRB I, II,III dengan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Masalah yang Diangkat

1. Siklus Erupsi Merapi yang secara Periodik terjadi hampir setiap 4 tahun sekali banyak menimbulkan dampak kerugian bagi Masyarakat disekitar Lereng Gunung Merapi.
2. Kita tidak ingin peristiwa november 2010 terulang kembali dimana masyarakat lebih mempercayai hal-hal mistis/tahayul daripada informasi ilmiah yang dikeluarkan BNPB yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa.
3. Masyarakat Lokal engan diungsikan oleh para Relawan atau Team SAR yang datang dari berbagai daerah bahkan luar negri, karena penduduk lokal merasa lebih tahu tentang seluk-beluk Merapi di banding orang dari luar daerah, untuk itu kami sebagai Pemuda lokal akan ikut aktif menyadarkan dan mengevakuasi masyarakat lokal dilingkungan kami dengan pendekatan kekeluargaan dan kemasyarakatan bersama ketika aktifitas Gunung Merapi meningkat atau membahayakan.
4. Pengalaman dalam ikut aktif evakuasi Erupsi Merapi terakhir,dimana jalur-jalur atau jalan evakuasi banyak yang terhalang oleh Pepohonan, terutama Pohon Salak Pondoh dan Bambu yang roboh ditengah jalan menjadi kendala proses evakuasi krn kendaraan evakuasi tidak dapat melaluinya, dengan bekerjasama penduduk/pemuda lokal yang lebih mengetahui jalan tembus/jalur alternatif yang aman dan dapat ditembus sebagai pemandu bagi Relawan atau Team SAR dari luar daerah.

Solusi

1. Pendekatan cultural dan terus menerus dalam memberikan pemahaman tentang edukasi manajemen bencana agar lebih siap dalam menghadapi , sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.
2. Memberikan pengetahuan yang benar kepada masyarakat tentang Kegunungapian mulai usia dini melalui Sekolah Desa Bencana yang akan menjadi Pusat Informasi dan Pusat Study tentang Gunung Merapi bagi Masyarakat yang tinggal disekitar Lereng Gunung Merapi maupun Masyarakat umum dari berbagai daerah yang ingin belajar dalam Penanganan Mitigasi Bencana khususnya tentang gunung berapi yang banyak terdapat di Indonesia.
3. Membentuk Team SAR/Rescue, mengadakan Pelatihan SAR Merapi serta melengkapi sarana dan Prasarana Team SAR, yang direkrut dari perwakilan/tokoh Pemuda Lokal dari seluruh dusun yang masuk dalam KRB I, II, III, sehingga saat diperlukan mereka akan dapat dengan mudah menyadarkan keluarganya untuk mengikuti anjuran pemerintah/BNPB.

Pihak yang menerima manfaat dari proyek ini adalah masyarakat disekitar Lereng Gunung Merapi mencakup 4 Kabupaten: Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali. Khususnya Masyarakat Sleman yang berbatasab langsung dengan puncak Merapi dan tinggal di KRB I, II, III, yaitu masyarakat yang tinggal di 3 Kecamatan: Turi, Pakem dan Cangkringan. Lebih Khusus lagi Masyarakat Turi yang tinggal di Desa/Kalurahan Wonokerto yang merupakan Desa/ Kalurahan teratas yang berbatasan langsung dengan puncak Merapi, seperti yang ditempati oleh pengusul dari Kenteng, Wonokerto, Turi, Sleman, dengan Jumlah Penduduk di Kalurahan Wonokerto sebanyak 8.000 orang lebih.

Target

Masyarakat disekitar Lereng Gunung Merapi mencakup 4 Kabupaten - Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali. Khususnya Masyarakat Sleman yang berbatasab langsung dengan puncak Merapi dan tinggal di KRB I, II, III, yaitu masyarakat yang tinggal di 3 Kecamatan - Turi, Pakem dan Cangkringan. Lebih Khusus lagi Masyarakat Turi yang tinggal di Desa/Kalurahan Wonokerto yang merupakan Desa/ Kalurahan teratas yang berbatasan langsung dengan puncak Merapi, seperti yang ditempati oleh pengusul dari Kenteng, Wonokerto, Turi, Sleman, dengan Jumlah Penduduk di Kalurahan Wonokerto sebanyak 8.000 orang lebih.

Indikator Sukses

1. Kesadaran dan kesiapan masyarakat disekitar Lereng Gunung Merapi menghadapi Erupsi Merapi atau berbagai bencana dengan siklus alamiah Gunung Merapi.
2. Terbentuknya Sekolah Desa Bencana sebagai Pusat Informasi tentang Mitigasi Bencana Erupsi Merapi, sebagi media penyampai informasi dari Pemerintah/BNPB ke Masyarakat Lokal.
3. Terbentuknya Team SAR Merapi atau Indomerapi Rescue dari pemuda Lokal, sekaligus sebagai Garda depan dalam Penanganan Mitigasi Bencana dan Tanggap Darurat serta Pemandu bagi Relawan atau SAR dari luar daerah.
4. Dengan Ketrampilan, Perengkapan Peralatan dan Kesiapan Team Indomerapi Rescue untuk dikirim ke daerah lain diseluruh Indonesia yang mengalami bencana alam.

Lokasi

Sleman, Yogyakarta

Dana yang Dibutuhkan

950 Juta Rupiah

Durasi Proyek

Desember 2011 – Nopember 2012 (1 tahun)