Nama Inisiator
Yayasan AIkon Media Publik
Organisasi
Yayasan AIkon Media Publik
Topik
Keadilan dan kesetaraan akses terhadap media
Deskripsi Proyek
Modul keliling sebagai ‘media alternatif ini akan menjangkau penduduk yang berada di dalam pemukiman – melakukan kegiatan dokumentasi, publikasi, promosi sekaligus penjualan. Sebuah kendaraan roda tiga yang ditumpangi perangkat komputer dapat menjadi salah satu solusi bagi pengadaan informasi dan juga media penampung/pemublikasi ekspresi rakyat. Seorang pengendara kendaraan beroda tiga yang merangkap sebagai operator dan mentor, melayani masyarakat kelas bawah dalam memperoleh informasi melalui internet. Bentuknya yang kecil dan kompak, memungkinkannya menyusuri jalan-jalan kecil (gang) permukiman padat penduduk. Di waktu dan tempat yang dipilih, misalkan di depan sebuah Sekolah Dasar (SD) atau kantor kelurahan, ia melayani pelajar, ibu-ibu rumah tangga, maupun pedagang kaki lima untuk mendapatkan informasi, atau bahkan materi pelajaran. Biaya yang setara dengan uang jajan seorang pelajar SD, misalnya, membolehkan masyarakat untuk bertukar informasi. Situs netling akan menyodorkan gambar-gambar untuk diwarnai oleh pelajar Sekolah Dasar, misalnya. Menghadirkan informasi mengenai harga-harga sembako di pasar-pasar utama kota disediakan untuk ibu-ibu yang sedang arisan di kelurahan. Atau, koneksi wifi bagi eksekutif pengguna laptop di lokasi warung tenda. Situs netling dapat dikolaborasikan dengan situs pemberdayaan lainnya, seperti situsehat.com dan patungan.net yang sat ini sedang dikembangkan oleh aikon.
Masalah yang Diangkat
Menghadapi era globalisasi, rakyat Indonesia perlu mengejar ketinggalan terhadap negara lain, antara lain dalam hal pendidikan dan penguasaan informasi. Saat ini, informasi hanya dimiliki atau hanya dapat diakses oleh golongan menengah dan atas. Terhambatnya proses perolehan informasi, menimbulkan tidak tercapainya efisiensi dan efektifitas dalam mengelola usaha serta kehidupan. Teknologi informasi dan komunikasi dapat mendorong perbaikan dalam kehidupan, terutama dalam hal mendapatkan informasi dan pendidikan secara efisien dan murah. Bagi masyarakat golongan bawah, perangkat komputer – apalagi aplikasi internet – masih merupakan barang mewah dan asing. Rakyat kelas bawah memiliki keinginan yang besar untuk mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penjualan telpon genggam dari tahun ke tahun. Teknologi 3G sudah mulai diperkenalkan. Dibutuhkan sosialisasi dan promosi yang baik untuk mencapai angka pengguna yang ditargetkan. Sebuah produk atau merk membutuhkan media promosi alternatif yang dapat menjangkau pembeli atau calon pembeli secara langsung. Penjualan produk secara retail dengan sistem ‘jemput bola’ dinilai efektif untuk meningkatkan nilai penjualan.
Solusi
Modul netling berupa kendaraan beroda tiga akan ‘mangkal’ di depat sekolah, puskemas, kelurahan dll. Pelajar, ibu rumah tangga, dan warga dapat ‘login’ setelah membeli makanan kecil atau produk yang dijual di warung keliling ini. Setelah login, mereka dapat: unduh bahan pelajaran, periksa/ajukan pertanyaan kesehatan, dan/atau melakukan aktifitas jurnalisme warga. Tujuan program ini adalah menjadi ‘hub’ dokumentasi dan publikasi warga, menaikkan sumber daya manusia masyarakat miskin kota dengan menyodorkan kemudahan akses internet, melakukan sosialisasi penggunakan perangkat dan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi secara praktis, memperkenalkan dan memberdayakan pihak yang saat ini bekerja di sektor informal (seperti: pengendara ojek/bajaj, loper koran, dll) untuk melakukan usaha di sebuah lapangan kerja baru (masa depan).
Strategi program: melakukan pengajaran dan pembimbingan bagi masyarakat yang ingin terlibat, menggunakan teknologi yang tepat dan efisien, bersifat ‘open source’, melakukan pencatatan dan publikasi mengenai progress yang dilalui, sehingga makin banyak pihak dapat terlibat, mengusahakan program sehingga dapat bergulir secara berkelanjutan.
Pihak yang akan menerima manfaat dari proyek ini adalah masyarakat menengah dan bawah umur 10-35 di pelosok desa dan ‘urban slum’ Indonesia.
Target
masyarakat menengah dan bawah. Umur 10-35. Di pelosok desa dan 'urban slum' Indonesia
Indikator Sukses
Berdasarkan jumlah dokumen dalam berbagai format yang berhasil dihimpun ke dalam sistem, dan juga berdasarkan umpan balik dari pengakses dan pengguna sistem
Lokasi
Jakarta
Dana yang Dibutuhkan
81 Juta Rupiah
Durasi Proyek
Berkelanjutan