Kajian Jajak Kebutuhan Pengguna Seluler Tahap 1



Cipta Media Seluler mengadakan jajak kebutuhan secara online tahap 1 pada 20 Desember 2013 — 15 Januari 2014. Sebanyak 53 orang mengisi jajak kebutuhan. Mereka berasal dari latar belakang yang beragam. Berdasarkan jenis kelamin: laki-laki 84,91%, perempuan 15,09%. Latar belakang profesi: wiraswasta 22,64%, mahasiswa 16,98%, aktivis/pekerja sosial 13,21%, guru/dosen 11,32%, karyawan swasta 9,43%, wartawan 7,55%, PNS 5,66%, profesional 7,55%, ibu rumah tangga 3,77%, dan petani 1,89%

Hubungan dengan kelompok yang diusulkan: 37,74% bagian dari kelompok, 28,30% mitra, 33,96% tidak ada hubungan langsung.

Metode jajak kebutuhan dilakukan melalui formulir online dan dipublikasikan melalui media online yang dikelola oleh Cipta Media berupa website, Twitter dan Facebook. Dengan keterbatasan metode tersebut, hasil jajak kebutuhan ini tidak cukup untuk menggambarkan kondisi yang sesungguhnya di lapangan. Namun bisa menjadi informasi awal bagi mereka yang akan menindaklanjuti jajak kebutuhan ini menjadi program yang diusulkan untuk didukung oleh Cipta Media Seluler.

Siapa yang membutuhkan?

Pihak yang paling membutuhkan dukungan untuk mengoptimalkan perangkat seluler, berdasarkan jajak kebutuhan, adalah petani. Petani membutuhkan informasi cuaca, harga komoditas, pengetahuan dan akses pemasaran. Perangkat seluler sangat cocok bagi petani, karena kebanyakan dari mereka telah menggunakan perangkat seluler.

image03.png

Pada urutan kedua, berdasarkan jajak kebutuhan, perangkat seluler dibutuhkan oleh mereka yang hidup dan tinggal di kawasan khusus, seperti masyarakat adat, warga di kawasan rawan bencana dan wilayah terpencil. Perangkat seluler dibutuhkan untuk mengatasi kendala jarak dan minimnya sumber informasi di wilayah tersebut.

Urutan ketiga, perangkat seluler dibutuhkan untuk membantu keluarga (ibu, anak, lansia) dalam mengakses dan bertukar informasi. Kebutuhan informasi mereka antara lain mengenai pendidikan, kesehatan, dan perkembangan anak. Lansia juga memiliki kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang dikemas khusus sesuai dengan kemampuan mereka yang terbatas.

Berikutnya, pada urutan keempat perangkat seluler dibutuhkan bagi pelaku usaha kecil dan mikro (UMKM), buruh dan perempuan. Pelaku UMKM membutuhkan teknologi seluler untuk meningkatkan kemampuan produksi dan pemasaran produk mereka. Buruh membutuhkan untuk membantu mengatasi masalah ketenagakerjaan dan kekerasan yang sering mereka alami. Perempuan membutuhkan seluler untuk mendapatkan akses atas media dan pengetahuan, yang selama ini kurang mereka dapatkan, karena ketidaksetaraan gender.

Di urutan kelima, perangkat seluler dibutuhkan oleh perangkat desa, masyarakat umum, penyandang disabilitas dan pelajar/mahasiswa. Perangkat desa membutuhkan seluler untuk mendukung kinerja mereka dalam mengelola desa. Penyandang disabilitas membutuhkan teknologi seluler untuk memudahkan mereka berkomunikasi dan mengakses informasi yang tidak bisa mereka dapatkan melalui media umum. Pelajar/mahasiswa membutuhkan seluler untuk mendukung kegiatan belajar, termasuk informasi beasiswa.

Pada urutan keenam, perangkat seluler dibutuhkan oleh pasien/pengguna layanan kesehatan, guru/dosen dan nelayan. Pengguna layanan kesehatan membutuhkan teknologi seluler untuk memudahkan mereka mengakses informasi kesehatan, termasuk hak atas jaminan sosial. Guru/dosen membutuhkan seluler untuk mendukung kemampuan mereka menjadi pendidik atau pengajar. Sementara nelayan membutuhkan seluler untuk mengetahui informasi cuaca, potensi daerah tangkapan ikan, dan informasi harga.

Di mana mereka berada?

Lokasi sebaran kelompok yang membutuhkan dukungan untuk mengoptimalkan fungsi teknologi seluler 45 persen tinggal dalam suatu wilayah di Indonesia. Kelompok ini antara lain masyarakat adat atau warga yang tinggal di kawasan rawan bencana atau daerah terpencil. Berikutnya, kelompok yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Kelompok ini mengalami kondisi dan kebutuhan yang relatif sama, meski lokasinya tersebar. Misalnya, petani, nelayan, pelaku usaha kecil/mikro, dan pengguna layanan kesehatan. Kelompok ketiga, mengalami kondisi dan kebutuhan yang relatif sama tapi tersebar di seluruh dunia. Misalnya, buruh migran, penyandang disabilitas, dan lansia.

image00.png

Apa yang mereka butuhkan?

Produksi dan penyampaian konten melalui perangkat seluler adalah kategori yang paling banyak dibutuhkan. Kategori kedua adalah rekayasa piranti lunak. Sedangkan rekayasa perangkat keras menempati urutan ketiga.

image01.png

Catatan yang muncul dari pengisi jajak kebutuhan adalah, perangkat seluler yang digunakan oleh kelompok yang dimaksud hanya mendukung komunikasi dasar (telpon dan SMS). Selain itu mereka tinggal di wilayah kondisi sinyal selulernya masih terbatas sehingga terdapat banyak blank spot dan kualitas sambungan yang tidak stabil. Latar belakang pengguna yang kebanyakan sebagai pengguna awam teknologi, juga membutuhkan disain piranti lunak dan kemasan konten yang sederhana dan mudah digunakan. Tak kalah penting soal tarif. Sebagian besar kelompok yang membutuhkan perangkat seluler adalah kelas ekonomi menengah ke bawah. Untuk memastikan keberlanjutan, perlu diupayakan model pemanfaatan teknologi seluler yang harganya terjangkau.

Untuk apa?

image02.png

Untuk tujuan apa perangkat seluler dimanfaatkan? Sebagian besar upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi penggunanya. Pada urutan kedua, perangkat seluler ditujukan untuk mendukung kesetaraan terhadap akses informasi. Ketidaksetaraan akses informasi yang selama ini terjadi disebabkan karena faktor geografis (lokasi), demografis (jenis kelamin, usia, tingkat ekonomi), dan kemampuan fisik. Urutan ketiga, tujuan pemanfaatan perangkat seluler untuk mendukung aktifitas keluarga. Urutan keempat, perangkat seluler untuk mendukung pengembangan wilayah, memperbaiki kualitas kesehatan, pelestarian lingkungan dan penanggulangan bencana. Kelima, perangkat seluler untuk pendidikan melek (literasi) media dan pendidikan politik warga.

Tags: