Mendapat Hibah Cipta Media Seluler, Apa yang Berubah dari Solidaritas.net?



124-Solidaritas.net-Media-Center-350x350-38501c.jpg

Melahirkan media alternatif bagi buruh, inilah yang diimpikan oleh Sarinah, seorang pegiat perburuhan. Berawal dari membuat situs web berbasis blog dengan nama Solidaritass.blogspot.com, ia dan teman-teman memuat konten terkait buruh yang tidak diberitakan oleh media arus utama. Kini, situs tersebut berubah menjadi Solidaritas.net di bawah hibah Cipta Media Seluler.

Sarinah mengatakan, banyak hal yang berubah setelah organisasinya (Solidaritas.net) mendapat hibah. Dari sisi pendanaan, awalnya sumber pemasukan untuk mengelola situs dan melaksanakan kegiatan berasal dari dana pribadi, sumbangan dan iuran dari buruh.

Pembelian domain yang biayanya Rp 95.000 per tahun berasal dari sumbangan seorang buruh. Selain itu, untuk kegiatan advokasi keliling, buruh memberikan iuran Rp 20.000 tiap pertemuan.

Kegiatan yang dilakukan pun berbeda. Sebelum mendapat hibah, ia dan teman-teman hanya menyediakan informasi di situs web, melakukan advokasi dan pendidikan ekonomi politik yang tempatnya tidak menentu. Kini, Solidaritas.net menambah programnya dengan memberikan layanan konsultasi, seperti hukum menahan ijazah oleh pabrik, pelanggaran terhadap perjanjian kerja sama dan memutus kontrak karena hamil.

Solidaritas.net juga memberikan pelatihan menulis untuk buruh. Dengan menulis mereka bisa memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi perburuhan yang absen dari media arus utama, seperti kisah mantan buruh pabrik yang buka usaha sablon setelah di PHK, buruh kontrak dilarang sakit serta pemaksaan lembur kepada buruh.

Jika anda buruh dan tertarik untuk mengikuti pelatihan menulis maupun berkonsultasi silakan menghubungi Solidaritas.net melalui Facebook, BBM (7F96324B), WhatsApp (0819 4373 7903) atau datang ke sekretariatnya di Ruko Roxy Plaza Jababeka 2, Cikarang.

Selanjutnya, Sarinah akan menceritakan pengalamannya dalam menjalankan hibah Cipta Media Seluler. Nantikan.

Tags:

Hillun Vilayl Napis
20 Jul 2015