Seluler untuk Penyandang Disabilitas



Penyandang disabilitas, (sebagian menyebut diffabel=different ability) terutama tuna daksa memiliki keterbatasan fisik dalam beraktifitas. Selama ini sebagian dari mereka mengalami kesulitan dalam bekerja karena keterbatasan tersebut. Keberadaan perangkat seluler akan mendukung dan memudahkan penyandang disabilitas dalam bekerja, baik secara individu maupun secara tim. Mobilitas mereka akan meningkat terutama bagi difabel tunadaksa. Hal ini mendukung kehidupan mereka sehari-hari dalam berkomunikasi hingga bekerja tanpa dibatasi keterbatasan fisik mereka. Kemampuan bekerja yang lebih produktif tentunya akan meningkatkan tingkat kesejahteranaan mereka.

Selain mendukung dalam bekerja, perangkat seluler bagi penyandang disabilitas juga bisa mendukung penyebaran informasi. Misalnya, informasi mengenai komunitas, informasi kerabat hingga informasi mengenai lowongan pekerjaan yang menerima tenaga kerja difabel. Saat ini penyandang disabilitas kesulitan mencari lapangan pekerjaan yang menerima keadaan mereka karena minimnya informasi mengenai lapangan kerja bagi mereka.

Pemanfaatan perangkat seluler bagi penyandang disabilitas berupa produksi, penyebarluasan dan pertukaran informasi/konten melalui piranti lunak khusus. Informasi dan piranti lunak khusus yang mereka butuhkan antara lain:

Lapangan kerja: Mereka membutuhkan informasi mengenai lapangan kerja baik khusus bagi difabel ataupun yang dapat menerima difabel. Komunitas: Informasi mengenai acara-acara komunitas difabel yang diadakan di sekitar mereka. Aplikasi media sosial khusus difabel. Di dalamnya memuat tempat-tempat yang menyediakan penyewaan atau penjualan alat-alat bagi kaum difabel. Saat ini sulit untuk meyakinkan pemerintah mengenai infrastruktur yang baik bagi difabel. Untuk itu kaum difabel sebaiknya dimudahkan dalam pencarian alat bantu bagi mereka, yang lebih mudah jika menggunakan aplikasi (misalnya seperti aplikasi penjualan, peminjaman hingga barter). Kemungkinan hambatan yang perlu diantisipasi berupa stigma masyarakat, Hal ini dapat membuat kaum difabel tidak percaya diri. Namun justru dengan membantu mereka dalam berkehidupan akan meningkatkan kepercayaan diri mereka, yang akhirnya menghapus stigma tentang kaum difabel di masyarakat.

Informasi tambahan tentang usulan ini bisa di lihat di Bilic (Bandung Independent Living Centre) http://bilic.idp-europe.org

Turangga Sukandar Putra, tinggal di Bandung.

Pernah melakukan penelitian mengenai dan bersama komunitas difabel

Tags: