Hibah CMS Selesai, Pembelajaran Apa yang Diperoleh Penerima Hibah?



CMSBerbagi-400x225.jpg

Yogyakarta – Seluruh penerima hibah CMS hadir untuk berbagi pengalaman menjalankan proyek dalam acara CMS Berbagi pada 26-27 Maret 2016. Pertemuan ini dilakukan untuk menggali pengalaman dan pembelajaran proyek serta menjelajah kemungkinan proyek di masa depan.

Hibah CMS sejatinya sudah selesai sejak Desember 2015. Dana untuk penerima hibah pun sudah diturunkan semua. Namun, penerima hibah merasa perlu untuk datang ke acara CMS Berbagi meskipun kehadiran mereka tidak berpengaruh lagi terhadap penurunan dana proyek. Bertemu menjadi perlu untuk penerima hibah karena penerima hibah lain mungkin bisa jadi mitra strategis.

Bukan soal pendanaan yang sudah selesai, tapi penerima hibah lain bisa menjadi mitra strategis dalam menjalankan proyek. Selain itu, bisa mengenalkan aplikasi Rapotivi. Saya juga merasa bentuk hibah CMS ini baru karena mempertemukan semua penerima hibahnya, beda dengan hibah yang pernah diterima sebelumnya, ungkap Heychael dari Remotivi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Bayu Setyo Nugroho (Desa 2.0), Ubaidi Abdul Halim (Tobelo Dalam Dodaga) dan Aris Sopian Ripandi (Pramuka). Mereka hadir dalam acara CMS Berbagi karena ingin memperkenalkan proyeknya ke penerima hibah lain sekaligus menjajaki kemungkinan adanya kerja sama.

Kedua belas penerima hibah juga menilai transparansi CMS dalam laporan naratif dan administratif merupakan hal yang bagus. Hanya saja media pelaporan dengan kode-kode html dinilai tidak ramah pengguna. Kedepannya kalau bisa format biasa saja seperti bentuk Word, ucap salah satu penerima hibah (peserta) CMS Berbagi.

Pelajaran penting selama menjalankan proyek, terutama bagi penerima hibah yang membuat aplikasi adalah berhati-hati dalam membuat kontrak dengan pihak pengembang karena setelah aplikasi dipakai akan ada bugs yang mengganggu operasi aplikasi. Biaya pemeliharaan mengenai hal ini harus dibicarakan sejak awal. Selain itu, data hosting untuk situs web juga harus dipegang sendiri agar jika dikemudian hari terjadi masalah, pemilik situs lebih mudah memperbaikinya (tidak harus menghubungi pembuat hosting untuk meminta akses masuk).

Pelajaran penting lainnya adalah suatu hal yang sifatnya gratis tidak menjamin adanya partisipasi dari khalayak sasaran. Salah satu contoh adalah sedikitnya jumlah peserta yang benar-benar ingin ikut pelatihan OpenBTS yang diselenggarakan oleh Universitas Surya.

Tags:

Hillun Vilayl Napis
10 Mar 2016


March 2016 | CC BY 4.0