Universitas Surya telah melakukan pelatihan OpenBTS kepada 30 peserta dalam kurun waktu empat bulan (Februari 2015–Juni 2015).
Menurut Handri Santoso, pemimpin proyek ini, jumlah peserta yang sedikit dikarenakan hanya sebagian pendaftar yang merespons mengikuti pelatihan secara serius. Pemberian training gratis ternyata tidak menjamin banyak peserta yang tertarik untuk mempelajari teknologi ini.
Calon peserta training yang dihubungi banyak yang tidak memberikan respons untuk mengikuti pelatihan OpenBTS karena berbagai alasan, seperti masalah biaya transportasi, waktu dan kesibukannya.
Masalah lainnya adalah belum jelasnya peraturan tentang pengelolaan jaringan seluler bagi daerah terpencil dan terluar. Hal ini menyebabkan belum maksimalnya pelatihan teknologi seluler berbasis OpenBTS pada masyarakat.
Hal serupa juga diakui mentor pelatihan OpenBTS (Onno Purbo dan Heru Tjatur).
Masalah utama dalam mengembangkan teknologi Open BTS bukan pada pelatihannya, tetapi bagaimana teknologi ini dapat digunakan oleh daerah atau kelompok masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, terlepas dari ketersedian teknologi dan sumber daya manusia, implementasi teknologi OpenBTS butuh dukungan kebijakan.
Menanggapi masalah ini, Handri Santoso akan berdiskusi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi terkait teknologi OpenBTS serta menjajaki kerjasama dengan pemda yang tertarik membuat infrastruktur jaringan seluler berbasis OpenBTS.