Mewujudkan Desa 2.0 melalui Pelatihan Warga



kabar-desa-350x350.jpg

Yossy Suparyo percaya bahwa adanya konten mengenai desa akan mengurangi isu miring soal desa, seperti isu keterbelakangan, tidak berpendidikan dan desa sebagai beban. Hal ini bisa diwujudkan melalui Desa 2.0, sebuah sistem tata kelola sumber daya desa berbasis internet. Lalu, bagaimana sistem tersebut bisa terwujud? Simak perbincangan tim Cipta Media Seluler dengan Fadli, fasilitator pelatihan warga di Desa Cilacap.

T: Untuk mewujudkan Desa 2.0, setiap desa akan memiliki situs webnya sendiri. Siapa yang mengelola situs tersebut?

J: Situs akan dikelola oleh pemerintah desa dan warganya. Mereka diberikan pelatihan jurnalistik agar bisa mengisi konten di situs tersebut. Awalnya pelatihan dilakukan seminggu sekali, yaitu tiap hari Sabtu. Namun, saat ini pelatihan dilakukan atas permintaan pemerintah desa atau warganya. Kami juga membuka layanan pelatihan di Pusat Teknologi Komunitas (PTK Mahnetik) yang bisa dikunjungi setiap saat.

T: Pelatihan yang diberikan mencakup apa saja?

J: Pelatihan menulis berita, materinya adalah jurnalisme teks dan video. Pelatihan ini diikuti oleh perangkat desa (kepala desa, karang taruna, PKK), lembaga pemberdayaan masyarakat desa dan guru. Selain menulis, ada juga pelatihan pengelolaan situs web untuk staf admin yang bertugas membuat akun kontributor, menjadi editor dan ketua tim redaksi.

T: Bagaimana mengemas pelatihan ini agar masyarakat tertarik untuk ikut?

J: Pelatihan dikemas dalam bentuk pelatihan biasa (pelatihan menulis, mengelola situs web) dan festival. Festival ini sebagai upaya kami mengenalkan potensi desa dan mengajak masyarakat untuk belajar sambil bergembira.

T: Adakah kendala yang dihadapi dalam pelatihan ini?

J: Minat masyarakat masih rendah untuk ikut pelatihan menulis dan terus menulis (belum konsisten). Selain itu, perangkat komputer dan tenaga pelatih (relawan) yang dimiliki desa masih terbatas.

Selain minat masyarakat yang rendah, mereka juga belum terbiasa menggunakan komputer. Kalau ada yang bisa pun, mereka terbebani dengan tugas pemerintahan (belajar komputer sambil mengerjakan tugas utama di desa)

Tags:

Hillun Vilayl Napis
18 Jul 2015