Street art di Indonesia telah terjadi sejak dibuatnya tagging-tagging patriotisme pada masa perjuangan kemerdekaan di era 1940-an dan aktivitasnya telah mengalami transformasi, baik bentuk, isu maupun secara artistik. Perkembangan street art di Indonesia dalam satu dekade terakhir ditandai maraknya produksi karya dan lahirnya banyak pelaku street art baru dan adanya minat mengkaji dari kalangan akademisi. Namun aktivitas ini tidak diiringi oleh pendokumentasian dan pengarsipan karya maupun aktivitas street art. Hal ini juga dipicu oleh kurangnya media distribusi data dan informasi yang terekam dalam bentuk foto, video, audio, maupun arsip tertulis yang memadai. Data diperlukan agar karya seni dapat dinilai oleh kurator.
Identitas kota diciptakan oleh kreatifitas warganya, salah satu kreatifitas sosial yang berada di ruang kota dan memiliki kekuatan nyata ditengah masyarakat yaitu STREET ART
Begitulah narasi Andi RHARHARHA seorang Artis Visual & Performance, Artis Seni Jalanan (Street Artist) dan aktivis sosial untuk Indonesian Street Art Database. Proyek ini terdaftar pada tanggal 15 September 2011 pada hibah terbuka Cipta Media Bersama dengan nomor urut 0565 oleh Respecta StreetArtGallery dibawah kategori Meretas Batas – Kebhinekaan Bermedia. Besar dana yang diminta sebesar 132 juta rupiah dengan menitikberatkan pembangunan database dalam jaringan untuk kurasi karya seni jalanan yang ada di Indonesia. Namun setelah melalui sesi penajaman proposal dan evaluasi anggaran, permintaan dana menjadi 393 juta rupiah.
Inisiatif ini dipilih sebagai salah satu penerima hibah dari 20 pemohon pada pengumuman penerima hibah Cipta Media Bersama pada 8 November 2011.
Alasan dikabulkannya permohonan dana untuk inisiatif ini karena proposal dan anggaran mencerminkan upaya untuk mengangkat seni jalanan sebagai wahana untuk mendukung keberagaman bermedia dilengkapi dengan adanya kerangka konseptual, ideologis, dan teknis yang kuat dan kreatif dalam menantang dominasi media arus utama. Di samping itu, proyek ini memiliki potensi kesinambungan pelaksanaan serta sebagai proyek yang sudah berjalan, Respecta sebagai inisiator telah menunjukkan kapasitas sebagai fasilitator bagi artis jalanan untuk berjejaring dan membangun arsip dalam jaringan (online).
Setelah satu tahun berkarya dan mengadakan diskusi diskusi mengenai Street Art, baik dengan tema khusus, atau diskusi berkala, salah satu pencapaian ISAD adalah keteraturan pertemuan internal antar pelaku Street Art dan publikasinya pada media media arus utama lokal hingga pada media khusus seni Asia/ internasional.
Liputan liputannya diantara lain adalah acara TransTV fenomena, Metro TV Wideshot, Tribun Yogya, KOMPAS, Jakarta Globe, atau seperti publikasi dengan kekhususan seni; Art Radar Asia, Majalah Visual Art, dan guggenheim yang membahas mengenai seni jalanan dan kehidupan sosial politis Indonesia.
Untuk anda yang tertarik mengkaji lebih jauh aktivitas dan kinerja ISAD membaca laporan penurunan hibah tahap I ISAD, atau apabila anda lebih tertarik mengetahui bagaimana dana digunakan, anda juga dapat melihat laporan penggunaan dana ISAD.
Kami percaya bahwa seni di kota termasuk yang berada di jalan jalan adalah bagian dari sejarah, dan kesempatan untuk menjadi lebih baik ataupun terampil dalam penerapannya adalah kesempatan yang penting untuk didapatkan oleh semua orang tanpa kecuali.
Maju terus dan pantang mundur untuk urban artis Indonesia. Selamat berkarya!